"Kamu tenang aja cuman ambil darah aja gak sakit" dokter itu mencoba menenangkan Adzkiya karena melihat wajah dari wanita itu yang pucat.

Pengambilan stempel darah sudah selesai, jadi hanya menunggu hasil dari lab.

"Gak sakit kan"

"Iya dok"

"Menunggu hasil memerlukan waktu jadi kalo kalian mau ambil besok silahkan"

"Kita nunggu hari ini aja dok" ucap ibu Aqilla.

"Baik saya tinggal yah karena ada pasien yang harus saya urus permisi"

"Yuk nak kita cari makan biar kamu rileks" Adzkiya mengangguk.

Keduanya memilih ke kantin rumah sakit tersebut sambil menunggu hasil lab keluar.

"Kamu mau makan apa"

"Kiya mau minum aja Bu"

"Loh harus makan nak, tadi dirumah kamu cuman sedikit makannya"

"Yaudah apa aja deh Bu"

"Bubur mau" Adzkiya hanya mengangguk bahkan untuk makan aja ia tidak berselera tapi tidak enak untuk menolak.

"Ibu pesanin dulu yah"

"Makasih Bu"

Saat ibu Aqilla pergi Adzkiya tidak sengaja melihat pasangan yang sangat bahagia yang duduk tak jauh darinya.

"Anak ayah sehat-sehat yah diperut, ayah udah gak sabar nunggu kamu, jangan sakiti mama ya sayang" seorang laki-laki mengelus perut sang istri yang sedikit membuncit.

"Andai kamu juga gitu mas, bukan malah mempertanyakan kehamilan Kiya" Adzkiya tersenyum kecut mengingat dimana rumah tangganya sedang tidak baik-baik saja.

"Kalo kamu beneran ada diperut bunda, maafin bunda ya nak kehadiran kamu disaat bunda dan ayah sudah tidak bersama lagi, tapi bunda akan menyayangi kamu" Adzkiya mengelus perutnya walau ia belum tahu apa ia beneran hamil atau gak yang jelas ia merasakan kehadiran seseorang diperutnya.

Ibu Aqilla datang dengan nampan yang berisi bubur dan juga air putih.

Makanan sudah ada dihadapan Adzkiya tapi wanita itu sama sekali tidak tertarik untuk menyentuhnya.

"Jangan diliatin aja nak, dimakan"

"Iya Bu"

Adzkiya mulai menyendok kan satu bubur tersebut kedalam mulutnya dan rasa mual kembali ia rasakan.

"Huek..."

"Astagfirullah nak"

"Kiya ke toilet dulu Bu"

"Iya nak disana"

Adzkiya berlalu dari sana menuju toilet umum yang ada di dekat kantin tersebut.

Adzkiya membasuh wajahnya saat matanya memandang dirinya di pantulan kaca tiba-tiba air matanya jatuh begitu saja tanpa izin dari pemilik mata.

Janji Sakral ZiyaWhere stories live. Discover now