29. Berubah

8.8K 312 16
                                    

••• Bismillahirrahmanirrahim •••

Selamat membaca.

••|||••

*****

Pesantren Nurul An-Nur saat ini sedang dalam masa ulangan akhir semester dan ujian akhir bagi kelas enam.

Dan itu berlaku juga buat Adzkiya yang duduk di kelas lima.

"Kalian tadi jawabnya gimana" tanya Intan.

"Iya jawab aja" balas Amel.

"Ih bukan gitu, maksudnya gini loh tuh soal tadi termasuk mudah atau sulit"

"Mudah untuk orang yang belajar, sulit untuk orang yang tidak belajar" ucap spontan dari Adzkiya membuat orang-orang yang mendengar itu bertepuk tangan kagum.

"Wow gila menyala Adzkiya" ucap salah satu santri lainnya.

"Badas" ucap Amel juga ikut mengompori.

"Lanjutkan" ucap Janna juga tidak mau ketinggalan.

"Ke ulti gak tuh" ucap Aqilla mencoba menyindir seseorang.

"Hehehe maaf aku ngga bermaksud kaya gitu" ucap Adzkiya meringis dia juga tidak tau kenapa tadi dia berbicara seperti itu.

"Gak papa Kiya biar ada yang sadar diri" ucap Amel kencang.

"Kalian dari tadi nyindir aku" ucap Intan.

"Kita gak bilang ya" ucap Janna.

Wajah Intan sudah masam, tapi tak elak keempat temannya tertawa terbahak-bahak.

"Sudah-sudah maaf ya Intan aku ngga bermaksud kaya tadi Kok, sekarang kita ke kantin aja yuk"

"Iya nih gue laper banget dari tadi" ucap Amel.

Semuanya berjalan keluar kelas menuju kantin. Ternyata kantin saat ini sedang ramai-ramainya para santri yang sedang menikmati waktu istirahat.

"Gak ada bangku kosong lagi gimana nih" ucap Intan.

"Yaudah beli aja nanti kita bawa ke mana kek" usul Aqilla.

"Yaudah mau pesan apa nih" tanya Amel.

"Assalamualaikum" ucap seorang santri menghampiri Adzkiya dkk.

"Waalaikumussalam"

"Ada apa yah" tanya Aqilla mewakili yang lain.

"Saya tadi dititipin sama Gus Zidan untuk ukhti" santri itu memberikan uang berwarna pink pada Adzkiya membuat yang lain kebingungan tapi tidak dengan Adzkiya dan Aqilla.

"Oh makasih ya" ucap Adzkiya.

Dimana semua itu disaksikan oleh teman-temannya Adzkiya dan santri lain sehingga muncul pertanyaan diotak mereka masing-masing.

"Sama-sama" santri itu berlalu meninggalkan Adzkiya dkk.

"Kiya" panggil Intan.

Janji Sakral ZiyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang