10. Pernikahan

12.2K 419 11
                                    

••• Bismillahirrahmanirrahim •••

Selamat membaca.

••|||••

*****

Adzkiya dan sang ponakan berjalan dengan bergandengan tangan menyusuri lorong yang dimana sisi kanan adalah sekolah para santriwan dan sebelah kiri sekolah bagi santriwati.
Mereka saat ini menjadi pusat perhatian. Dari tadi sepasang mata tidak berhenti menatap Adzkiya yang sedang berjalan.

"Fix, lo itu suka sama Ning Kiya natapnya aja kaya gitu langsung aja"

"Gue gak berani, lo tau kan gue minus akhlak berbanding terbalik dengan dia seorang anak kyai pasti akhlaknya sangat bagus, gue ngerasa gak cocok sama dia, dia yang MasyaAllah dengan gue yang astagfirullah, tapi gue takut dia dimiliki orang lain, seperti yang lo bilang, dia anak seorang kyai maka nasibnya akan dijodohkan kan"

"Lo gak boleh gitu, coba aja dulu kalo gak Lo bakalan nyesel nantinya, walaupun ditolak, setidaknya lo sudah mengungkapkan perasaan lo"

"Nanti gue coba"

Balik ke Adzkiya dan Gabriella.

"Aunty ruangan Abba masih jauh ya"

"Bentar lagi nyampe kok"

"Auu,,," ringis Adzkiya memegang perutnya.

"Aunty gak papa"

"Ngga papa lanjut lagi yuk"

Mereka telah sampai di depan ruangan Gus Abizar.

Tok...

Tok...

Tok...

"Assalamualaikum" ucap keduanya

"Masuk gak dikunci"

"Waalaikumussalam" jawab Gus Abizar setelah keduanya masuk.

"Kalian, kenapa Ella bisa sama kamu dek"

"Tadi tuh anak Abang ini jadi pusat perhatian di kantin, semuanya mengerubungi Ella"

"Bener gitu nak" diangguki olehnya.

"Iya Bi, mereka bilang Ella siapa, kok cantik banget, lucu deh, gemesin lagi kata mereka semua gitu ba"

"Terus Ella bilang apa"

"Ella bilang gini, nama Ella itu Gabriella panggilannya Ella, terus Ella juga bilang Ella tuh anak Abba sama umma mereka malah tertawa dan makin bilang kalo Ella itu lucu"

Adzkiya dan Gus Abhizar terkekeh dengan penuturan gadis itu.

"Abba Ella ngantuk"

"Ella ngantuk, yaudah sini rebahan" Gus Abizar menepuk pahanya.

"Kalo gitu Kiya ke kelas ya bang" Adzkiya berbalik badan untuk melangkah keluar tapi terhenti dengan panggilan dari sang Abang.

"Tunggu bentar" Adzkiya membalikkan badannya kembali.

"Kenapa bang"

"Duduk" Adzkiya menurut.

Gus Abizar meletakkan telapak tangannya di dahi sang adek "Dek kamu sakit" khawatir Gus Abizar.

"Ngga bang, Kiya ngga papa kok"

"Ngga papa gimana, badan kamu panas banget wajah kamu juga pucat"

Adzkiya tetap keras kepala "Beneran deh bang Kiya ngga papa"

"Udah ayo kita pulang biar kamu istirahat"

"Ngga usah lah bang, Kiya mau ke kelas aja"

"Bisa gak sih dek nurut gitu, ini juga demi kebaikan kamu"

Janji Sakral ZiyaWhere stories live. Discover now