43 | PENYELAMATAN 2.

1.4K 77 43
                                    

^^^

Brak.

Pintu kayu itu di dobrak keras menimbulkan bunyi dentuman.

"Aaaaaaaaa.."

Sebuah balok kayu menghantam salah satu prajurit yang mendobrak pintu. Dua sandra laki-laki menyerang dengan membabi buta.

Beruntung para prajurit dengan sigap menahan dan mengunci kedua pria tersebut. Membuat mereka tidak berkutik.

"Tenang, tenang kami TNI. Kami di sini untuk menyelamatkan kalian." Mawar masuk kedalam ruangan menghampiri para sandra wanita yang berdiri di sudut ruangan saling berpelukkan.

Penampilan mereka kacau terdapat beberapa luka memar di wajah mereka, dengan badan yang kotor.

"Jangan mendekat." Salah satu sandra wanita mengancungkan senjata api kearah pasukan yang ada di depannya pikirannya kacau tidak tahu mana lawan mana kawan.

"Tenang. Tenang. Tenang." Sang komandan yang baru masuk bersama pasukan yang lain mengangkat tangan.

Kakinya melangkah mendekat mahasiswi KKN berambut pendek itu.

"Tenang saya di sini untuk menyelamatkan kamu. Nama kamu Rizky kan. Saya anggota TNI."

Perlahan Gavin sang komandan pasukan mendekat dan merebut pistol yang di ancungkan Rizky membuangnya ke langit dan dengan sekali sentakan memeluk mahasiswi tersebut.

"Tenang kalian sudah aman. Tenang."

"Huaaaa..." Tangis para wanita pecah. Mereka berlari mendekat ke beberapa prajurit memeluk mereka dengan suka cita.

"Kita selamat. Alhamdulillah kita selamat.. hikss.. ulan kita selamat." Tangis Rizky pecah.

Ulan mengangguk. "Iya kita selamat. Galang, tegar kita selamat." Tangannya menggenggam kedua tangan sahabat laki-laki yang mengangguk haru.

"Apakah kalian baik-baik saja. Selain dia ada lagi yang terluka." Mawar mengganti perban luka di kaki Galang.

Para prajurit mengecek keadaan sandra tidak ada yang terluka.

"Rizky, Ulan, Serly, Ningsih, Galang, dan Tegar." Cobra mengecek satu persatu sandra guna mengecek dan membandingkan gambar dan identitas yang ada di kertas yang ia bawah.

"Komandan. Enam mutiara berhasil di selamatkan."

Gavin mengangguk. "Dimana yang lainnya?" Tanyanya pada Ulan yang menggeleng.

"Kita nggak tahu mereka di bawah kemana. Kemaren kita semua ngerencanain pelarian karena sudah tiga hari nggak ada tim penyelamat." Ulan menjelaskan dengan pelan, mentalnya masih kacau.

"Mona dan Andin mau di perkosa. Para pria di siksa. Kami ketakutan." Timpal Serly.

"Kalian bakal cari Arneta sama Andin dan yang lain juga kan?!" Serly menggenggam tangan mawar.

"Iya kami akan cari temen-temen kamu."

"Kami berhasil kabur hanya sebagian dan sebagiannya di tangkap lagi. Andan, Fatur, Dimas, Andin, Mona, Arneta, Dominic dan saya berhasil kabur tapi di tengah jalan kami ketangkep, kami di pisah saya di bawa kesini dan mereka di bawah nggak tau kemana?" Jelas tegar.

"Petir."

"Siap."

Sang komandan mengambil telpon komunikasi pemerintah pusat yang di bawah petir menggunakan tas besar di punggungnya.

"Monitor. Arjuna masuk kepada Bima. Arjuna masuk kepada Bima." Gavin melaporkan keadaan ke pemerintah pusat.

"Bima masuk. Bima di sini laporkan." Terdengar sahutan dari pusat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 20 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ARNETA UNTUK RANGGAWhere stories live. Discover now