35 | POSKO UBI REBUS.

2K 90 7
                                    

^^^

Matahari mulai bersinar terang tepat di atas kepala. Ulan yang duduk di bawah pohon besar dekat sungai mengipas-ngipas wajahnya dengan kedua tangan.

"Ya Allah, siapa sih yang keluar dari neraka lupa tutup pintu. Sih! Panasnya Masya Allah." Keluhnya.

Andin yang juga ikut duduk di sampingnya hanya diam menikmati pemandangan di depannya. Matanya terfokus di deretan kotak yang tersusun rapi di perut seseorang. Meneguk ludah Andin tidak kuasa menahan mata menikmati keindahan dunia yang di pertontonkan di depan matanya.

Jauh di sana. Dominic bertelanjang dada sedang membantu bapak-bapak desa membangun posko yang hampir selesai. Entahlah apa maksud pria itu memamerkan otot dan perutnya yang terpahat sempurna hingga menarik setiap mata yang memandangnya. Kulit putih itu nampak caramel terpapar cahaya matahari di siang hari bolong seperti ini.

Bukan hanya Andin yang menikmati pemandangan tersebut bahkan gadis-gadis desa berbondong-bondong datang hanya untuk melihat bagaimana pria bulek itu mengangkat batu dan pasir dengan bertelanjang dada memamerkan keindahan dunia. Keringat mengucur deras dari kening turun ke leher dan mengalir dengan tidak tahu dirinya mengikuti lekuk tubuh atletis tersebut hingga ke perut.

Baru saja Andin hendak beranjak menyerahkan botol air minum di tangannya, Ningsih anak gadis pak kades sudah lebih dulu berlari menyodorkan sebotol air mineral pada Dominic yang diterima pria itu dengan senyuman dan terimakasih.

"Makasih."

Meneguk setengah dari isinya, Dominic menyiram wajah dan rambutnya menggunakan sisa air dalam botol. Membiarkan tubuhnya basa di bawah terik matahari.

"Puji Tuhan. Nikma mana lagi yang kau dustakan." Serly menggigit ujung jarinya menahan diri untuk tidak berteriak.

Bagaimana bisa pria itu nampak santai menyiram tubuhnya yang sedang bertelanjang dada di halayak ramai seperti sekarang. Serly hampir saja memekik kala melihat jakun itu naik turun dengan gerakan seirama. Sungguh jika bisa Serly rela melemparkan diri dalam dekapan tubuh kekar itu sekarang juga.

Dimas yang juga memperhatikan kegiatan Dominic yang menjadi artis dadakan karena tubuhnya yang terekspos tidak mau kalah. Pria dengan kulit sawo matang itu ikut-ikutan membuka baju memamerkan tubuhnya.

"Andin. Nih liat gue juga punya roti sobek. Sexy kan?!" Dimas berteriak memanggil Andin yang masih setia duduk di bawah pohon.

Tangannya tertekuk, bergerak layaknya biarawan memamerkan ototnya. Tubuh jangkung di bawah terik matahari itu nampak sangat aneh di pandang mata.

Andin mendengus, wajahnya berubah kesal.

"Roti sobek palak loh penyok! Perut berlemak kek gitu di bilang sexy. Prett!!" Selesai mencela Andin berlalu pergi dengan perasaan kesal.

Mona keheranan. "Kenapa tuh anak?" Tanyanya pada Rizky, Arneta, Galang dan Fatur yang sedang duduk di pondok dekat pembangunan posko.

Rizky dan Galang mengangkat bahu tidak tahu.

"Cemburu kali." Opini Fatur.

"Sama siapa?"

Arneta yang sedari tadi diam menikmati ubi rebus di tangannya menunjuk Ningsih menggunakan dagunya. Di sana terlihat anak pak kades itu tengah kecentilan mencoba menarik perhatian Dominic yang di tanggapi pria itu dengan santai.

"Noh, sih Ning Ning." Jelasnya.

Galang mengangguk-angguk ikut menikmati ubi rebus yang tadi di berikan oleh Ibuk kades untuk mereka nikmati.

"Kayaknya sih Andin suka deh sama Dominic." Ucap Rizky.

"Iya kayaknya." Sahut Mona sependapat.

Fatur hanya manggut-manggut saja. "Tapi sih Dimas udah lama loh suka sama Andin." Jelas Galang.

ARNETA UNTUK RANGGAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt