Di mata Sean, dunia itu abu-abu dan gelap.
Tidak ada yang indah, bahkan langit cerah pun terlihat suram.
Dia terlahir ke dunia dengan cara yang salah, lalu tumbuh dengan cara yang salah. Membuatnya hidup mengasingkan diri seperti monster yang diam...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
YEAAYYY!! AKU UPDATE LAGI!! (≧▽≦)
KAGET NGGAK? KAGET NGGAK? (≧▽≦)
HAPPY READING, YAA (≧▽≦)
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN (≧▽≦)
_
_
_
"Nggak ada yang bisa memprediksi masa depan. Lo bukan tuhan yang bisa menulis takdir sendiri, apalagi takdir orang lain." #Sean_Astrophile
_
_
_
❄️❄️❄️❄️❄️
Sean pulang lebih awal hari ini karena terlalu malas bertemu Crista.
Ketika tidak menulis, dia selalu mengoceh seperti murai. Kadang mengekorinya sampai ke toilet membuat Sean curiga gadis idiot itu pasti reinkarnasi ayam purba.
Crista selalu kepo dengan apa yang dilakukan Sean, bahkan tidak henti-henti memintanya untuk mendaftar kuliah.
Dia melakukan segala cara seolah-olah Sean adalah pusat dunianya.
Tapi, Sean tidak ingin menjadi pusat dunia siapapun. Dia tidak ingin terlibat apapun di dunia ini. Dunia itu gelap penuh kepalsuan, dia terlalu malas buang-buang tenaga hanya untuk bermain drama kehidupan manusia.
Bahkan setelah mengetahui luka di balik senyum Crista, Sean tidak merasakan apapun sama sekali. Tidak ada perasaan kasihan, empati, ataupun keinginan untuk melindungi.
Dia hanya melihat dalam diam bagaimana Crista tersenyum di atas puing-puing kehidupan yang hancur.
Tidak peduli seberapa buruk takdir gadis itu, Sean tidak akan mengulurkan tangan.
Karena itu sama sekali bukan urusannya.
Setidaknya, itulah yang ia pikirkan sekarang.
Sean menatap layar komputer tanpa ekspresi, ada ribuan kata tersusun rapi di kanvas putih.
Ketika jari-jari panjangnya menyentuh keyboard, tiba-tiba nada dering ponsel berbunyi.
Sean menoleh, nama 'Kurcaci idiot' tertera di sana.
Sean kembali menatap layar, tidak peduli. Tapi semakin lama ponsel itu semakin berisik!
Sean tidak tahan terpaksa mengangkat panggilan itu.
