Di mata Sean, dunia itu abu-abu dan gelap.
Tidak ada yang indah, bahkan langit cerah pun terlihat suram.
Dia terlahir ke dunia dengan cara yang salah, lalu tumbuh dengan cara yang salah. Membuatnya hidup mengasingkan diri seperti monster yang diam...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN (≧▽≦)
-
-
-
*****
"Cepat atau lambat lo akan hancur dengan kenaifan lo sendiri!" #Sean_Astrophile
***** -
-
-
❄️❄️❄️❄️❄️
Ruangan itu sangat gelap.
Membuat setiap sentuhan terasa nyata.
Sean masih ada di atasnya, menatap Crista dengan intens.
Tidak ada emosi di mata itu, tidak ada obsesi, tidak ada riak, tidak ada keinginan apalagi nafsu.
Dia seperti monster dingin memperhatikan mangsa idiot memasuki sarangnya.
Lalu menimbang-nimbang apakah harus membunuh atau memakannya.
Tatapan Sean tidak membuat Crista merasa takut, bahkan sama sekali tidak terancam. Dia malah menatap balik dan mengangguk, menjawab pertanyaan Sean sebelumnya.
"Kamu orang baik, selamanya orang baik. Karena kamu udah nyelamatin hidup aku satu kali"
"...."
Setelah itu, dia tersenyum tulus. "Terima kasih, Sean"
Sean terdiam, tangannya yang mengusap leher lembut Crista seketika terhenti.
Apakah harus menunjukkan cakar dan taringnya dulu barulah gadis ini sadar bahwa tidak semua orang itu baik?
"Idiot!" desis Sean.
"Kenapa kamu selalu bilang aku idiot?"
"Kemarin lo nerima air sama permen dari orang yang baru dikenal. Sekarang ngikutin gue ke rumah." Wajah tampan Sean mengeras, kepalanya diturunkan sampai ujung hidung mereka nyaris bersentuhan.
"Seberapa besar kepercayaan lo terhadap sisi baik dunia?"
Cahaya dari celah gorden menyeruak masuk, membuat kegelapan terkikis samar-samar.
"Kenapa? Aku mau nunjukin sisi baik dunia ke kamu. Dunia nggak sepenuhnya jahat. Buktinya, aku baik-baik aja, 'kan?"
Sean terdiam, pupil hitam pekatnya menyatu dengan kegelapan, memandang Crista tanpa mengucapkan apa-apa.
Crista agak gugup ditatap sedekat ini, apalagi posisi mereka sangat ambigu.
Dia berbaring di atas kasur, ketika Sean menekannya, aroma mint yang khas membangkitkan kesadaran bahwa mereka tidak boleh berbicara dalam posisi seperti ini.
