Arviant menghela nafas, "cepatlah sembuh."

"Umurku sudah tak lama lagi, Arviant.." Celetuk Raja Denan tiba tiba.

Dahi Arviant mengerut sempurna, apa maksdunya? "Apa yang paman Maksud?"

Raja Denan terkekeh, ia berusaha mengubah posisinya menjadi duduk, Arviant yang melihat itu dengan sigap membantunya.

"Arviant anakku.." Raja Denan tersenyum ke arah Arviant.

Arviant merupakan anak dari mendiang kakaknya, raja Denan menyayangi Arviant sama seperti ia menyayangi Senan. Bahkan, Raja Denan menganggap Arviant seperti anaknya sendiri.

"aku sudah tua, Vian. Umurku sudah mulai terkikis oleh waktu."

Kerutan pada dahi Arviant semakin dalam, "paman.."

Raja Denan menatap langit langit kamarnya, sembari berujar, "akhir akhir ini aku selalu bermimpi bertemu Soraya, istriku. Aku sangat merindukannya Arviant,"

"Bertahun-tahun setelah kepergiannya, aku sendirian membesarkan Senan yang hidup tanpa peran seorang ibu. Paman sering merasa kasihan terhadap Senan, seharusnya, anak yang baru lahir itu di timang oleh ibunya...tapi ternyata takdir berkata lain, tuhan mengambil ibunya tepat saat ia lahir kedunia. Seiring berjalannya waktu, Senan tumbuh dari hari ke hari.." Raja Denan tersenyum, membayangkan putranya yang ia rawat sendiri tanpa istrinya sekarang sudah besar dan beranjak dewasa.

Raja Denan menarik nafasnya saat merasa dadanya terhimpit."Senan selalu bergantung kepadaku, Senan berkata, bahwa ia tak mau kehilangan sosok ayahnya, Tapi, sepertinya, Senan harus kembali kehilangan...paman takut jikalau  Senan akan marah dan kecewa karena aku meninggalkan nya."

"Apa yang paman katakan? Paman ingin meninggalkan Senan?" Arviant menatap Raja Denan, pupil matanya bergetar.

Raja Denan mengangguk, "paman merasa hidup paman tak akan lama lagi...penyakit yang menggerogoti tubuh paman semakin hari semakin menyiksa. Jadi Arviant.." Raja Denan menjeda kalimatnya.

Raja Denan menatap Arviant penuh permohonan. tatapan yang sangat Arviant benci, "jaga Senan saat paman sudah pergi..bimbinglah ia kejalan yang benar, kau lebih paham segalanya di bandingkan Senan..kau adalah kakak baginya, setelah aku pergi, Senan akan mengemban status dan tanggungjawab yang berat..jadi paman mohon..ajarkan Senan untuk selalu berdiri tegak meskipun di hantam badai..dia harus menjadi pemimpin yang bijaksana di negeri ini."

Air mata Raja Denan meluruh, "dan terakhir.."

"Paman tahu ini adalah urusan mu dengan istrimu, paman tidak seharusnya mencampuri. Tapi sebagai paman sekaligus ayahmu..aku ingin kau berubah Arviant..kau memang memiliki kedudukan yang tinggi saat ini, tapi pernikahan mu di ambang kehancuran. Selena adalah gadis yang baik dan tulus, sedari dulu dia selalu mencintaimu sepenuh hati. Tak ada seorang pun yang bisa mencintaimu setulus Selena, sayangnya, kau menyia-nyiakan ketulusan hatinya...tidak seharusnya kau berperilaku demikian, Arviant. Sejatinya, seorang perempuan itu memiliki hati selembut kain sutra dan serapuh kaca. Sekali jatuh akan hancur berantakan dan tak bisa di perbaiki lagi seperti semula, sama seperti Selena...meskipun dia masih bersamamu hingga saat ini, jika kau terus berperilaku buruk kepadanya tentu saja ia akan lelah sendiri..dan berpotensi meninggalkan mu. paman berharap kau bisa mencintainya, jika memang kau tak mampu...maka ceraikan dia, biarkan dia mencari cinta sejatinya di luar sana." Kata raja Denan panjang lebar.

Arviant merenung, mencoba meresapi setiap kalimat Raja Denan barusan. Apakah ia sejahat itu?

Arviant menunduk dalam, dulu ia selalu bersikap kasar dan ketus terhadap Selena. Tak pernah sekalipun ia bersikap baik, bahkan..yang lebih parahnya, setelah menikah ia menghukum gadis itu dengan hukuman cambuk hanya karena Selena tak sengaja menumpahkan minuman kepakaiannya.

"Uhuk!"

Mata Arviant membola melihat darah segar keluar dari mulut raja Denan saat terbatuk. "Paman!" Arviant menahan tubuh raja Denan yang hampir limbung kesamping.

Ia keluar dari ruangan dan menyuruh penjaga memanggil tabib.

Arviant menunggu di luar kamar saat tabib datang. Ia sungguh cemas saat ini, pamannya itu selama ini selalu terlihat baik baik saja, selalu terlihat sehat padahal nyatanya..ia memiliki penyakit yang serius.

Apakah selama ini ia kurang peka pada sekitarnya? Maka dari itu ia tak tahu jika pamannya sakit parah seperti ini.

Mata menatap sekitar, tak ada Senan, sedari tadi ia hanya melihat pelayan dan pengawal yang berlalu lalang.

"Kemana putra mahkota?" Tanya Arviant pada tangan kanan Raja Denan.

Ganesa menjawab dengan tenang, "putra mahkota sedang berlatih di gunung putih saat ini, Duke."

"Berlatih?"

Ganesa mengangguk, "ya, Duke. Putra mahkota memiliki guru di gunung putih, beliau akan kesana seminggu tiga kali."

Arviant menatap kamar raja Denan yang pintunya tertutup rapat. Bagaimana ini? Ia harus mengabari Senan tentang kondisi raja.

"Kapan putra mahkota akan pulang?"

"Petang nanti, namun karena gunung putih terletak cukup jauh dari Kerajaan, sepertinya putra mahkota akan tiba saat malam hari."

Arviant memijat pangkal hidungnya. Bocah itu seharusnya tidak meninggalkan ayahnya dalam kondisi sekarat begini.

Pintu kamar terbuka, menampilkan sosok tabib yang rambut dan jenggotnya putih secara keseluruhan, Arviant menegakkan tubuhnya, ia menghampiri tabib itu.

"Bagaimana kondisi yang mulia raja?"

Tabib itu menunduk lesu. "Detak nadi serta jantung raja mulai melemah, nafasnya pun mulai tersenggal. Sepertinya penyakit raja selama ini mulai menggerogoti organ tubuhnya yang lain."

"Kau!" Arviant menarik kerah baju tabib itu, membuat tabib itu bergetar seketika.

"D-duke ap—"

"Mengapa kau tidak memberitahu ku jika yang mulia memiliki penyakit hah?!"

Tabib itu semakin bergetar, "r-raja sendiri yang meminta saya untuk tutup mulut atas penyakit yang beliau derita selama ini."

Arviant memejamkan matanya, kemudian kembali membukanya. ia melepaskan cengkramannya pada kerah baju tabib itu.

"Pergi!"

Tabib itu dengan cepat pergi dari sana. Arviant kembali memijat pangkal hidungnya. "Mengapa paman merahasiakan hal sebesar ini.?" Gumam Arviant.

-

Nantikan chap SSL berikutnya!!

Maaf ya aku bru up, soalnya baru kelar bertapa🤣 ngga ngga aku bercanda🤡🤚 kemarin kemarin emg lagi Hectic bngt in relief jadi ga sempet up.

Trs, tiap ada waktu luang aku habisin buat nonton drama 😭🙏🏻 bahkan aku hampir lupa sama cerita SSL yang harus ku lanjutkan😆

So, semoga kalian ga kecewa ya karena aku baru up sekarang...izin ngilang lagi, bye bye gaisss👋👋👋






Selena's Second LifeWhere stories live. Discover now