Prolog: Penemuan Situs Kerajaan Baru

94 18 0
                                    

[Arkeolog telah menemukan situs kerajaan baru]

[Bentang Khatulistiwa, kerajaan baru yang arkeolog diduga memiliki akulturasi dengan kebudayaan Cina]

[Pembalikan sejarah. Bentang Khatulistiwa diduga merupakan kerajaan Hindhu terakhir yang ... klik untuk membaca lebih lanjut]

[Para ahli berpendapat bahwa Bentang Khatulistiwa akan menjadi titik balik perjalanan sejarah di masa depan ...]

Eksposur yang besar-besaran dari media mainstream dan animo masyarakat yang tinggi membuat kerajaan Bentang Khatulistiwa menjadi pencarian panas di media sosial. Selama berhari-hari menduduki puncak terpanas. Setiap kali ada update penemuan selalu menempati puncak pencarian.

Nala baru saja melakukan pencarian mengenai kerajaan Bentang Khatulistiwa, dan yang muncul semuanya adalah headlines. "Benar-benar penemuan kerajaan baru."

Nala menekan tombol kembali dan masuk ke aplikasi X. Melihat pencarian teratas ternyata "livepembongkaranmakammahapatihsanskara"

Nala langsung menekannya dan yang muncul adalah link live yang dilakukan oleh para arkeolog di akun resmi mereka yang berada di aplikasi youtube.

Nala bisa melihat bagaimana para arkeolog itu membersihkan bagian luar peti mati yang diduga milik mahapati Sanskara. Seorang arkeolog menyapunya dengan kuas kecil dan menyusuri ukiran yang ada di bagian penutup peti mati "Berikan kaca pembesar," pintanya dengan semangat yang segera diberikan oleh rekannya.

Arkeolog itu terlihat sangat serius mengamati apa yang tertulis di atas peti mati. Nala menatap layar ponselnya sembari mengerutkan kening. Dia tak mengerti bahasa sansakerta.

"Di sini tertulis, bersemayam jiwa Sanskara berserta kekasihnya ..."

Live chat telah dipenuhi tanda tanya dan elipsis karena sang arkeolog berhenti. "Kata selanjutnya telah hilang." Nala mencoba menajamkan matanya untuk dapat melihat apakah yang dikatakan arkeolog tersebut benar.

Ketika peti mati tersebut dibuka, Nala merasa ia bisa mencium bau apek dan sejenisnya seperti yang para arkeolog rasakan. Nala tak tahu berapa lama waktu berlalu hingga akhirnya ia melihat arkeolog tersebut memegang selembar kertas usang dan berbicara dengan suara parau. "Kamu menyukai laut dan senja karena biru dan jingganya tanpa tahu bahwa kamu ayana."

Nala merasa tersedak ludahnya sendiri. Para arkeolog itu pasti ber-acting menemukan kerajaan baru. Mahapatih mana yang akan menulis hal mengerikan seperti itu? Orang-orang yang menonton siaran langsung pun merasakan hal yang sama.

Aska45
Sial. Kalian pasti tengah melakukan penipuan, kan?

Jkjk91
Bukankah ini terlalu kentara?

Bunga
Aku menangis TT ternyata mahapatih juga dapat mengatakan hal cringe seperti itu TT

Ratihcantik
Inikah sepuhnya hallo dek?

Arkeolog tersebut terlihat linglung untuk sejenak. "Ini ... ini... ini seharusnya komentar dari puisi diatasnya. Hanya saja puisi itu hilang sebagian dan jadi belum dapat dipastikan apa yang tertulis di sini."

[]
Keseharian Nala saat ini hanya pergi ke kampus, ngerjain tugas, dan melihat para arkeolog bekerja keras untuk mengumpulkan bukti mengenai kerajaan Bentang Khatulistiwa.

Nala melihat notifikasi pesan masuk diponselnya yang tenyata berasal dari temannya.

'Nal, arkeolog beneran nemuin makam anggota kerajaan lainnya.'

Yang langsung Nala balas. 

'Niceee infooo kawan.'

Selamat. Para arkeolog berhasil membuat semua masyarakat membaca berita dan buku-buku sejarah. Teori cocoklogi mengenai dari keturunan kerajaan mana Bentang Khatulistiwa berasal beredar luas di media sosial begitupun nama kerjaannya yang mirip dengan nama penerbit membuat netizen bertanya mungkin pendiri kerajaan tersebut pernah ke masa depan dan melihat penerbit buku Bentang Pustaka.

[]

1 tahun kemudian

Pameran kerajaan Bentang Khatulistiwa di buka. Nala yang memang sudah penasaran ingin melihat langsung bukti dan peninggalan kerajaan tersebut tanpa pikir panjang langsung memesan tiket kereta api pulang-pergi karena besoknya dia ada kelas.

Nala menscan tiket yang telah dia beli secara online di pintu masuk tempat pameran dilaksanakan. Nala lega ia segera membeli tiket ketika dirilis di hari kedua.

Tempat pameran itu tak terlalu besar namun karena pengaturan tata letaknya yang baik sehingga terkesan luas dan misterius. Nala berjalan menuju tempat kertas yang waktu itu arkeolog baca saat live. Nala menatapnya dengan seksama. "Tulisannya tegas dan rapi. Mahapatih Sanskara pasti orang yang tegas dan disiplin."

Nala membaca keterangan didepannya. "Kamu menyukai laut dan senja karena biru dan jingganya tanpa tahu bahwa kamu ayana."

Nala menghela napas. "Aku juga suka nulis sajak-sajak kek gini tapi kalau ini komentar buat puisi orang kok ... kita sama suka nulis yang cringe gini."

"Kita kalau ketemu harus nulis sajak bareng fix sih. Kita bisa jadi buat paguyuban."

Nala terus berjalan sampai ia berhenti di depan maju perang pajangan yang telah direstorasi. Matanya dengan cepat membaca papan informasi. "Baju perang milik Mahapatih Sanskara Kala Kalandra, putra pertama dari Maharaja Dharanindra Tanaka dan selirnya. Sanskara yang saat itu menjabat sebagai panglima perang diduga meninggal dalam salah satu pertempuran." Nala meringis saat membacanya. Hanya seperti ini? Bukankah mereka harus mendapat lebih banyak informasi sebelum membuat pameran seperti ini?

Nala, bergeser. Di sebelah baju itu terdapat baju lainnya yang terlihat seperti baju perempuan, namun keterangannya hanya berupa "Belum dapat teridentifikasi siapa pemiliknya namun dapat dipastikan bahwa itu milik isteri Mahapatih Sanskara karena berada di peti matinya."

Nala meletakan tangannya di kaca. Menatap baju itu dengan seksama. "Balasan Mahapatih itu buat kamu, ya? Senang memiliki pasangan seperti itu."

Nala segera melepaskan tangannya memijat pelipisnya dengan ekspresi bingung.

"Ayana," panggilan itu membuatnya merasa tersesat dalam kabut. "Ayana, kemari." Untuk kedua kalinya suara terdengar namun kali ini terdengar lebih jauh. Nala memijat pelipisnya semakin keras sebelum memaksakan untuk berdiri tegap dan menatap sekeliling dengan waspada.

Orang-orang masih sibuk dengan urusannya sendiri tidak ada yang peduli padanya. Nala menatap baju itu kembali. Kali ini bukan suara melakinkan kilas balik.

Nala bisa melihat seorang pria yang tengah berlari dengan panik. "Tanpa mengapa Ayana. Kamu baik-baik saja."

Nala bisa merasakan tubuhnya terasa semakin berat dan pandangannya semakin buram. Ia berusaha dengan panik meraih pegangan disekitarnya sebelum bernapas lega saat merasa tubuhnya melayang. Akhirnya ada orang berhati malaikat yang mau menolongnya.

***

[1 April 2024]

Udah lama aku gak ngerasa seseneng ini saat nulis TT

Btari aku tarik. Nirmala masih on going tapi aku gak bisa buat gak publish cerita ini ...

Ini halunya beneran halu ya, kerajaannya aja sampe halu TT

Selamat datang di dunia Biru

Biru

Nala dan Kisahnya: Became the Daughter of the King's AdvisorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang