Chapter 14

377 55 1
                                    

Setelah Sakura berganti pakaian di kamar mandi, kini gadis itu duduk bersebelahan dengan seseorang di ujung ranjangnya. Sebenarnya Sakura masih marah karena pria itu, namun bagaimanapun juga pria itu sudah ada disini dan malah membuatnya gugup.

Bagaimana ia tidak gugup jika mereka berada di dalam kamar berduaan dan duduk diatas ranjang, mereka duduk cukup dekat disana.

"Maafkan aku jika ucapan ku saat itu menyinggung mu."

Sakura memalingkan wajahnya. "Aku tahu, aku juga sadar jika aku ini masih menjadi beban dan sangat lemah."

"Sakura, tatap aku."

"Untuk apa?"

Sakura menatap tajam kala Itachi menyentuh kedua bahunya membuatnya mau tak mau harus berbalik menatap mata Itachi, tatapan pria itu malah meluluhkan dirinya, tatapan sendu itu.

"Aku tidak bermaksud seperti itu, Sakura-chan."

"Berhentilah memanggilku Sakura-chan.. Sakura-chan..."

Itachi tersenyum. "Baiklah, tapi kau harus mendengarkan penjelasan ku dulu."

"Apa?"

"Kau ingat saat pertama kali kita bertemu? Saat itu kita masih sangat polos, tidak mengerti tentang dunia. Tapi kau yang lebih kecil dariku malah begitu peka, kau juga selalu membuat ku melupakan semua masalah ku dengan cara mu sendiri. Saat itu kau masih tidak memiliki kekuatan apapun, kan? Tapi kau memiliki sesuatu yang membuat seseorang yang hidup dalam kehampaan ini jadi hidup penuh warna, kau memang masih lemah dan polos saat itu, tapi.. kau berbeda, kau seperti lebih dewasa dari usia mu. Memeluk seorang dewasa yang sedang menangis, bahkan hanya dengan menatap mu saja semua yang kelam jadi lebih tenang. Dan selama itu kau tumbuh menjadi gadis kuat dan lebih dewasa, pesona mu semakin besar dan semua cara-cara mu yang dulu tak pernah berubah. Kau itu lebih dari yang ku duga, saat hanya pertama kali melihat mu setelah sekian lama juga aku sudah yakin, kau bukan lagi gadis polos yang dulu. Kau lebih kuat, lebih dewasa, lebih mahir dalam banyak hal... aku tahu kau tidak lagi lemah, bahkan saat aku datang dengan kesedihan aku malah menyesali semua perbuatan ku hanya dengan bertatapan mata dengan mu, kau bisa membuat seseorang merasakan hal seperti itu. Dan dada ku rasanya sangat sesak saat melihat Sasuke hampir membunuh mu, aku jadi menyalahkan diriku sendiri, aku merasa ini semua karena aku, aku..."

Air mata Itachi menetes dan Sakura langsung menghapusnya, tangan Sakura masih bertengger di pipi pria itu. Ia tersentuh dengan semua perkataan Itachi, itu membuatnya merasa lebih berarti.

"...Karena itu aku meminta mu untuk berhenti, karena ku pikir ini semua salah ku sampai kau berada dalam bahaya, bukan maksudku untuk merendahkan mu..."

Sakura menggeleng. "Ini bukan salah mu, kak Itachi..."

"Aku memikirkannya cukup lama setelah mendengar perkataan mu tentang kau mengejar Sasuke karena keinginan mu sendiri, begitupun dengan Naruto. Aku berpikir sepertinya aku harus menyelesaikan ini dengan Sasuke, agar ia tak memakan lebih banyak korban lagi."

"Jadi.. kau benar-benar akan menemui Sasuke?"

Itachi mengangguk dan membaringkan setengah badannya diatas ranjang. "Bolehkah aku tidur disini untuk semalaman? Aku ingin melihat wajahmu sebelum aku bertemu dengan Sasuke, aku merasa saat bertemu dengannya mungkin aku tidak akan bisa kembali lagi."

"Apa maksud mu?"

"Aku akan mengalah padanya, Sakura. Aku ingin menghentikan semua yang ia lakukan dengan mengorbankan-"

"Jangan bicara yang tidak-tidak!"

Itachi tersenyum. "Apa kau mengijinkan ku menginap disini?"

"Tidur disamping ku?"

"Ya."

"Jangan bodoh, kita sudah dewasa dan berlawanan jenis."

"Memang kenapa? Aku juga tidak akan macam-macam pada gadis kecil seperti mu."

"Aku bukan gadis kecil!"

"Tapi.. bentuk tubuh mu tidak menarik, Sakura-chan~" goda Itachi.

"Bodoh! Maksud mu apa?! Jika kau melihatnya kau pasti akan langsung tergiur!"

"Eh?"

Wajah Itachi memerah mendengar ucapan Sakura, tak lama kemudian Sakura tersadar dengan ucapannya dan wajahnya langsung memerah. Mereka sama-sama gugup dan malu, namun mereka berdua hanya diam saja.

"Istirahatlah sebentar, aku akan membeli makanan dari luar."

"Kenapa tidak memasak saja?"

"Aku baru pulang dari misi, belum sempat belanja bahan, aku juga sudah lapar sekarang."

"Baiklah, cepatlah kembali."

"Hm."

Sakura berjalan keluar dari apartemen dan mengunci pintunya, ia masih merasa gugup sebenarnya, tapi ia berpura-pura biasa saja. Sudah banyak yang berubah diantara ia dan Itachi, semuanya sudah berbeda.

Padahal dulu saat mereka masih kecil, mereka sama sekali tak mempermasalahkan apakah mereka tidur bersama di dalam gua atau tidak. Bahkan tadi saat Sakura menyentuh pipi Itachi, ia benar-benar tak sadar.

Sakura memang seperti ini, itu saat ia kecil, menyentuh pipi Itachi saat pria itu menangis, memang hal itu sudah biasa. Tapi sekarang mereka sudah dewasa, itu tak diperbolehkan sekarang, itu lebih lancang dari apapun.

Wajar jika seorang anak kecil menyentuh wajah orang lain, tapi sekarang ia sudah dewasa dan bahkan mereka hanya teman lama. Bagaimanapun hal seperti ini tidaklah wajar.

Tapi Sakura telah memikirkannya lebih, ia bahkan mengingat pertanyaan Ino tentang perasaannya. Sakura menyentuh dadanya, ia bisa merasakan detak jantungnya yang berdetak kencang, ia kemudian menggeleng.

"Tidak, ini tidak seperti itu..."

"Apanya yang tidak seperti itu?"

"Kyaaaaaa!"

"Eh? Kenapa kau begitu terkejut, Sakura?"

"Sensei?! Astaga! Jika kau adalah Naruto, mungkin aku sudah menghajar mu! Kakashi sensei menyebalkan..."

Kakashi terkekeh. "Maaf, maaf..."

"Huh!"

"Kau terlihat sangat serius, apa yang kau pikirkan?"

"Sesuatu yang.. emh..."

"Sasuke?"

"Mungkin seperti itu."

"Hn?"

"Sudahlah, sensei, jika ingin mengganggu ku bagaimana jika kau mentraktir ku di yakiniku?"

Kakashi langsung lemas. "Itu.. Sakura.. tapi.. dompet ku sedang menipis..."

"Pelit sekali.. ya sudah kalau begitu, aku pergi dengan Naruto saja, dah!"

"Eh?"

Sakura pergi begitu saja, sementara Kakashi semakin lemas, tak lama kemudian Guy datang mengganggunya membuat Kakashi malah jengkel. Muridnya memang sudah dewasa dan mereka bahkan tidak memperhatikannya lagi, jika Kakashi tidak mentraktir mereka tentu saja.

Sakura pergi ke kedai yakiniku sendirian karena ia tak menemukan Naruto dimanapun, Sakura membungkus pesanannya lalu langsung pulang, ia yakin jika Itachi saat ini juga sedang lapar.

Setibanya di apartemen, Sakura masuk ke kamarnya dan melihat Itachi tertidur pulas. Gadis itu berjalan mendekat, memperhatikan wajah Itachi, tampan, tanpa sadar tangan Sakura menyentuh wajahnya, halus.

Saat jari-jarinya berhenti di hidung Itachi, Sakura terkejut karena melihat mata Itachi yang tiba-tiba terbuka lebar. Saat Sakura ingin mundur dan mengangkat tangannya, Itachi langsung menarik tangan gadis itu dan membuat Sakura terjatuh diatasnya.

Cup


.

.




.



Bersambung...

Up setiap hari kalau ada kuota hehe...

Jangan lupa vote dan komen biar author semangat lanjutnya

Bisa follow akun ini / Ig : @delchelo__

Endless Love {SELESAI✓}Where stories live. Discover now