jodoh itu cerminan diri, yang baik akan bertemu dengan yang baik dan yang buruk akan bertemu dengan yang buruk. semua itu tergantung kepada kita bagaimana proses untuk mendapatkan jodoh atau hanya pasrah pada keadaan? atau meminta kepada Allah yang baik? semua itu tergantung pada kita dan usaha yang kita lakukan.

Allah tidak akan memberikan sesuatu kecuali kita yang berusaha dan meminta, Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan. karena Allah tau baik dan buruknya untuk hambanya. sama halnya seperti jodoh, kita sering kali meminta dia untuk menjadi jodoh kita. tapi apakah kita pernah bertanya bahwa apakah dia terbaik untuk kita? bukankah yang terbaik hanya dipilih oleh Allah.

memang tidak salah jika kita ingin mendoakan seseorang yang kita cintai, tapi bukan berarti memaksa dia untuk menjadi milik kita seutuhnya. karena pada hakikatnya doa adalah meminta bukan memaksa, jika kamu berani menyebutnya dalam doamu maka kamu harus siap menerima jika dia dimiliki oleh seseorang yang menjadi pemenang dari segala doa yang dilangitkan. cintai itu doa, maka doakan saja biarkan Allah yang menentukan untuk siapa hati ini berlabuh.

jika jodoh adalah cerminan, lalu kenapa asiyah harus bertemu dengan laki-laki yang buruk? karena jodoh bisa jadi ujian atau hadiah. hadiah jika kita mendapatkan jodoh yang terbaik dan dekat dengan Allah bisa jadi ujian jika kita mendapatkan jodoh yang jauh dari Allah, semuanya sama-sama terbaik hanya sedikit diuji oleh Allah lewat jodoh yang tidak sesuai yang kita harapkan. Allah akan memberikan seseorang yang menurut Allah terbaik untuk kita, meskipun terkadang kita memiliki pilihan sendiri. karena jodoh terbaik jatuh kepada pilihan Allah.

tapi jangan terlalu fokus mengejar dan memikirkan jodoh, karena bisa jadi jodoh kita bukanlah sebuah pernikahan akan tetapi kematian, lebih dulu janur kuning yang melengkung atau bendera kuning yang terpasang, menikah mudahatau meninggal muda? semua itu rahasia Allah. jodoh maupun kematian rahasia Allah, jodoh belum pasti tapi kematian sudah pasti. tugas kita hanya memperbaiki, memantaskan diri dan bersiap diri atas semua takdir Allah. jalanin hidup dengan sesuai aturan tanpa melanggar aturan, meski hidup banyak cobaan kita harus tetap bertahan karena rencana Allah tidak ada yang gagal, akan selalu berakhir indah meski membutuhkan waktu yang lama.

rencana indah itu pasti akan hadir, meski banyak krikil-krikil tajam yang menghalangi jalan kita untuk terus berjalan. tapi itu semua adalah bukti bahwa kita harus lebih kuat dan berani untuk menghadapinya. hidup Ameera tidak selamanya bahagia, ia pernah merasakan betapa hancurnya dunianya bahkan dirinya. seakan-akan semesta tidak memberikan kebahagiaan untuknya sampai akhirnya Ameera sadar akan sebuah hal, hidup ini bukan surga yang hanya menerima nikmat kebahagian akan tetapi hidup ini perjalanan, perjalanan yang harus dilalui suka maupun duka. menyakini takdir Allah dan menerima ketetapan Allah, itulah hidup.

kini Ameera berada dititik terbaik menurut takdir, ia dicintai oleh keluarga barunya, dicintai banyak orang dan menemukan seseorang yang mencintainya tanpa alasan. membuatnya lupa akan trauma nya dimasa lalu dan belajar mencintai dari awal untuk seseorang yang berani mendapatkannya dan memperjuangkannya. Allah itu pembaut skenario terbaik tanpa perlu diminta.

Ameera menghampiri bu Aisyah yang masih memasak, membantu memotong bahan sayuran yang akan dibuat sop. disela-sela memasak pembicaraan antara Ameera dan bu Aisyah dimulai dari bahagimana tugas seorang istri, menjadi istri terbaik versi syariat. semua Ameera diajarkan oleh bu Aisyah, tidak hanya itu, bu Aisyah juga menceritakan masa kecil Adhias. bagi bu Aisyah , Adhias adalah putranya yang paling kuat. mengingat bagaimana Adhias pernah di bully satu angkatan saat menjadi santri, tapi Adhias tidak pernah marah atau bahkan mengadu kepada kyai Abbas dan bu Aisyah, bahkan Adhias tidak memberitahukan bahwa dirinya adalah anak kyai, bagi Adhias itu tidak penting.

Anak kyai atau bukan itu sama saja, seharusnya tetap harus dihargai bukan malah membandingkan. berteman dengan siapa saja, bukan memilih siapa yang pantas untuk menjadi teman, karena sebuah kedudukannya. dari bully yang Adhias dapatkan bukan menjadikan ia paling lemah akan tetapi Adhias menunjukan kepada mereka yang menghinanya dengan segudang prestasi yang ia dapatkan. Adhias selalu menjadi juara kelas, juara lomba bahkan selalu menjadi santri terpilih untuk mewakili pesantren pada saat lomba, menjadi santri lulusan terbaik dengan hafalan 30 juz, bagi Adhias balas dendam terbaik versinya adalah membuat mereka tidak bisa berkata-kata.

Aksara CintaWhere stories live. Discover now