Wanita cantik

1.7K 107 7
                                    

Jadilah wanita yang cantik karena akhlak bukan karena bedak, dunia ini tidak kekurangan wanita cantik tapi dunia ini kekurangan wanita yang baik.

-Ameera Noura Syakila-

~♡~

Pagi yang cerah, matahari yang menampakkan cahayanya kepada semua penghuni bumi bahwa hari ini matahari sukses memperlihatkan cahaya yang indah meski sedikit terik dan membuat mata tidak kuat untuk terus melihatnya. tapi matahari selalu hadir meski terkadang sinarnya sering menjadi alasan orang-orang malas untuk keluar, tetap saja matahari akan selalu diterima keberadaannya. sama hal nya seperti masalah, dia dibenci oleh semua orang tapi tetap saja dia akan diterima meskipun menghindar sekalipun tetap tidak akan bisa, kita hanya bisa menerima lalu menjadikan pembelajaran hidup.

Ameera sedang membantu bu nyai memasak, ada banyak topik pembicaraan yang telah mereka bahas sampai-sampai tidak sadar jika Adhias sudah berdiri dibelakang Ameera. "Ameera" panggilnya.

Ameera maupun bu Aisyah langsung melihat ke arah belakang. "iya, ada apa gus?"

"kamu tau buku catatan saya?" tanya Adhias dengan wajah serius.

Ameera bepikir sebentar."seinget Ameera.. ada deh diatas meja belajar"

"kamu bantu cari dulu Ameera, biar ini umi yang kerjain." ucap bu Aisyah yang mengambil alih adonan bakwan, tersenyum kearah Ameera.

akhirnya Ameera pergi ke kamar, Adhias tersenyum singkat dan mengikuti dari arah belakang. sesampainya dikamar Ameera langsung menemukan buku catatan suaminya diatas meja belajar, mengambilnya dan menghampiri suaminya.

"ini ada gus" kata Ameera yang menunjukkan kepada Adhias, Adhias langsung tertawa dan hal itu membuat Ameera mengerutkan keningnya.

" ko gus malah ketawa sih!"

"kamu lucu kalo lagi panik, sayang." ucapnya dan mengambil buku dari tangan istrinya. "saya tau ko, kalo bukunya ada diatas meja. sengaja biar saya bisa ngobrol berdua sama kamu." lanjutnya yang tersenyum.

Ameera kesal, bagaimana tidak. ia sedang memasak dan suaminya bersikap jail. Adhias melihat kearah Ameera, ada sesuatu yang terlihat dari bagian sebelah kanan kening , Adhias mendekat kearah Ameera dan itu membuat Ameera gugup.

"rambut kamu keliatan, lain kali jangan buru-buru pakai kerudungnya." ucap Adhias yang merapihkan kerudung Ameera dan menyelipkan sehelai rambut Ameera kedalam kerudung.

" hari ini saya mau pergi sama abi, kamu jaga diri baik-baik ya. kalo saya lama, jangan kamu tungguin." Adhias menatap Ameera.

Ameera memutar bola malas."siapa juga yang mau nungguin gus, pede banget" bukannya kesal Adhias malah tersenyum. "bukannya kemarin, kamu nungguin saya buat jadi imam, huh?"

"eng_enggak so tau banget, udah deh gus nanti pak kyai nungguin" Ameera berusaha mendoroh tubuh Adhias keluar dari kamar agar suaminya tidak melihat dirinya yang sedang merona.

" iya.. iya, jangan di dorong dong sayang, galak banget."

"habis gus ngeselin!" balas Ameera berkacak pinggang dan itu membuat Adhias tersenyum karena menurutnya itu sangat lucu.

"tapi ngangenin kan?" tanya Adhias yang menaikan satu alisnya, menggoda istrinya.

Ameera menghela nafas. " ya Allah gus, pede banget sih. udah ah, Ameera mau masak sama umi. bye!" kata Ameera yang berjalan ke arah dapur. tapi, beberapa langkah Ameera membalikan badannya dan menghampiri Adhias. dia melupakan sesuatu.

"lupa!" ucap Ameera setelah mencium tangan Adhias, lalu pergi tanpa memperdulikan tatapan Adhias.

Adhias tersenyum, masih menatap istrinya meski punggunya kian menjauh. "saya gak salah pilih, kamu emang terbaik." katanya lalu pergi.

Aksara CintaWhere stories live. Discover now