Belajar mencintai

2.1K 123 4
                                    

Bukan berarti tak saling menyapa tak mencintai, hanya saja butuh waktu untuk saling memiliki.

-Adhias Baithar Al-Thafatan-

~♡~

Hari ini, hari dimana Ameera akan menentukan pilihannya. memilih antara bertahan dengan kesendirian nya atau menerima untuk ditemani bersama seseorang yang akhir-akhir ini menyita waktu dan pikiran nya. seseorang yang meminta dirinya untuk menjadi pelengkap didalam hidupnya, menjadi istri, menjadi ibu untuk anak-anak nya dan menjadi tulang rusuk baginya. bagi Ameera hati itu tidak bisa dipaksakan jika dipaksa maka akan tersakiti, tapi apa salahnya jika ia menerima yang hadir dan menerima cinta yang baru? siapa tahu seseorang itu adalah takdir bukan hanya sekedar hadir.

keluarga besar kyai Abbas sudah datang dan kyai Jafar beserta keluarga menyambut dengan hangat. diruang tamu perbincangan yang diawali untuk sekedar menanyakan sebuah kabar, sampai akhirnya tibalah pada pembicaraan inti dari berkumpulnya dua keluarga yang sudah lama mengenal.

sebelum Adhias mengutarakan tujuannya, bu Fitri meminta ijin untuk memanggil Ameera. setelah menunggu tidak terlalu lama Ameera datang bersama bu Fitri, lalu duduk disamping kyai Jafar. sebelum mengatakan hal yang penting Adhias melihat kearah Ameera dan tak sengaja mata mereka bertemu lalu Adhias tersenyum tipis. 

"bismillah, kedatangan saya mungkin sangat terburu-buru tapi saya yakin bahwa saya tidak ingin seseorang yang sudah membuat hati saya jatuh cinta dimiliki oleh orang lain, Ameera.." panggilan Adhias yang membuat Ameera mendongak dan menatap bola mata yang terlihat tenang. " jika mendapatkanmu dengan cara pacaran dilarang, maka kitbahku lah yang akan menjelaskan. Ameera Noura Syakila bersediahkah engkau menjadi istri saya?"

Ameera diam, hatinya bergejolak saat mendengar apa yang telah dikatakan oleh laki-laki yang berada dihadapannya sekarang. satu persatu pertanyaan mulai ia tanyakan pada dirinya sendiri, apakah hatinya bisa menerima cinta yang baru? atau menolaknya lalu memilih untuk sendiri dengan perasaan yang masih tersisa didalam hatinya? entahlah semuanya begitu rumit, Ameera menghela nafas. semua keputusan yang telah diambil olehnya hari ini sudah ia diskusikan dengan Allah disepertiga malam, semoga inilah pilihan terbaik bagi Allah dan bagi dirinya. Ameera berharap cinta yang ia terima saat ini adalah cinta yang tepat bukan lagi cinta yang membawa luka yang amat dalam.

"saya menerima lamaran gus Adhias, tapi.. dengan  satu syarat" ucapan Ameera mampu membuat semua orang menatapnya dengan pertanyaan besar termasuk laki-laki yang berada dihadapannya. "apa itu syaratnya?" tanya Adhias.

"selama saya masih hidup dan masih bisa menjalankan kewajiban saya sebagai istri, maka gus Adhias tidak boleh menikah dengan perempuan lain. syarat ini sah dan tidak melanggar, karena sudah dijelaskan dalam kitab al___" 

"kitab al-mughni juz 7 karya ibnu Qudamah, saya tahu kitab itu dan saya paham. bahwa kamu menginginkan satu-satunya dalam hubungan tanpa melibatkan orang lain. bukan begitu ning Ameera?" pertanyaan ini sontak membuat Ameera mengangguk sekaligus kagum. kenapa tidak, karena Adhias mengetahui kitab yang bahkan jarang orang tahu.

Adhias tersenyum. " pada hakikatnya hati itu tidak bisa dibagi, sekalipun berlabuh pada dua pelabuhan maka salah satu harus dilepaskan. sekuat apapun wanita pasti akan merasakan terhianati jika cintanya dibagi. saya tidak ingin kamu merasakan itu, saya terima syaratnya." kata Adhias dengan mantap.

jantung Ameera berdegup kencang saat kata terakhir terucap dari laki-laki yang berani memilikinya dengan sepenuh hati, effortnya bahkan sampai membuatnya yakin bahwa dialah seseorang yang Allah hadirkan untuk menemaninya. seumur hidup itu lama, maka Ameera memilih dia yang mengutamakan apa itu artinya tujuan bukan pilihan. jika Ameera adalah tujuan baginya maka dia akan berusaha untuk berjuang dan mendapatkan tapi jika itu sebuah pilihan maka akan dilepaskan jika sudah menemukan yang diinginkan dan Ameera melihat bahwa Adhias menjadikan dirinya tujuan.

Aksara CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang