Chapter 27 - [ First Kiss ]

57 23 3
                                    

"Sesekali, kita harus ikuti kata hati sendiri. Mungkin, itu awal yang baik untuk selanjutnya"

~ Marka Darindra ~

...


Menyangkut dengan kejadian Bianca, sebagai saksi Sofia harus ikut ke kantor polisi untuk di introgasi lebih lanjut. Begitu juga dengan Aben dan Maya, karena mereka juga ada di lokasi kejadian saat itu, mereka pun harus periksa juga.

Sofia berada diruangan tertutup bersama seorang polisi, sementara Marka yang mengantarnya menunggu di luar ruangan. Tak ada orang yang diperbolehkan masuk saat proses introgasi berlangsung, hal itu sedikit membuat Marka jenuh. Tubuhnya gerah melihat Sofia hanya berdua dengan orang lain di dalam sana, belum lagi polisi itu juga tak kalah menawan.

"Kenapa kamu berada di tempat Bianca pagi tadi?" Tanya Pria itu.

"Saya sebenarnya punya kaitan dengan masalah yang berbeda, sehingga saya harus berada di sana" jawabnya.

"Apa ini tentang kasus yang ingin dipecahkan oleh Marka?"

Sofia mengangguk, "ini semua ada hubungannya, saya sendiri saksi mata dari kejadian yang Marka maksud" ucapnya jelas.

"Bisa kamu ceritakan kronologisnya?"

Sofia menghela nafas dan mulai menceritakan pembunuhan Arezz persis seperti yang dirinya ceritakan kepada Marka. Lalu, ia beralih dengan penculikan yang dilakukan oleh Alex.

"Saya diculik karena di tuduh membawa bukti rekaman mereka yang membunuh Arezz, bahkan nyawa saya hampir melayang pada saat malam itu. Dari sana, saya berniat membantu Marka sekaligus membuktikan jika saya benar-benar hanya saksi mata."

"Lantas?"

Sofia melanjutkan, "Saya mencari tahu dimana kediaman Bianca, saya pergi ke sana dengan mengajak Aben sebagai pengawasan untuk berjaga, saya takut Alex masih membuntuti saya. Saya juga membawa Maya sebagai teman, dia menghampiri saya awalnya sebelum beranjak menanyai wanita tua di sebrang kosan milik Bianca, karena bosan menunggu saya tergerak melihat ke arah jendela kosan tersebut dan saya melihat jasad Bianca sudah tergantung dalam keadaan pucat dari sana" jelas Sofia.

Pria berseragam polisi itu mengangguk paham atas jawaban yang Sofia berikan. "Baik Sofia, berdasarkan kesaksian kamu tentang Bianca membuat beberapa kemungkinan lain yang akan kami selidiki. Terima kasih atas kerja sama anda" ia mengulurkan tangan kepada Sofia dan dijabat hangat oleh gadis itu.

Sofia merasa lega telah mengatakan semuanya, hatinya sudah kosong dari beban tiga tahun lalu tersebut. Tapi, apakah setelah ini ia akan tetap selamat dari cegkraman Alex? Pasti laki-laki itu sekarang akan menjadi buronan polisi lagi.

Keluar dari ruangan itu Sofia masih sempat berinteraksi dengan polisi tadi, sikapnya yang memang ramah menjadi kesenangan tersendiri untuk orang-orang.

"Saya permisi" pamit pria itu.

Sofia tersenyum dan sedikit menganggukan kepalanya.

Marka yang melihat itu lantas berdehem rendah, "Ohh, jadi selera lo polisi?"

Sofia langsung menatap Marka bingung, "Hah?"

"Hah hoh, hah heh, giliran dia yang ajak ngomong lebar banget tuh senyum" telaknya.

"Kamu cemburu?" Sofia memicingkan mata.

"Apaan?" Dagunya terangkat.

"Cemburu, ya?"

"Siapa juga yang cemburu" elaknya, "lagian gue jauh lebih keren dari pada dia!" Lanjut Marka enggan mengakui kebenaran akan perasaannya kepada Sofia.

"Kirain cemburu" nada suara Sofia menurun.

ENJ MARKAWhere stories live. Discover now