Chapter 9 - [ Mission 1 ]

164 94 21
                                    

'Kadang rumah yang kita rindukan belum tentu memberi ketenangan'
~Marka, untuk Marka~

...

Happy Reading

"Gue berhasil!" ucapnya penuh semangat kepada anggota ENJ. "Gue berhasil deketin target kita, gue yakin setelah ini semuanya bakal kebongkar! Kita bakal tau siapa yang tega malsuin kejadian malam itu dan kita bakal tau dalang di baliknya!" Sambung Marka dengan penekanan kalimat penuh tekat.

"Gue juga yakin! Soalnya tuh cewek emang polos, yang artinya, dia gampang jujur, gampang ditanya, gampang disuap, bisa jadikan dia tahu orangnya" kata Aben.

"Kita ikut aja sama rencana lo, Ka. Asal semua bisa clear, tapi jangan sampai ada korban lagi atau ada hal yang lain terlibat" ujar Jack.

" Maksudnya?" Marka tak begitu paham dengan kalimat yang baru saja ia dengar.

Jack pun mendekati Marka dan menaruh jari telunjuknya tepat di dada laki-laki itu.

"Jangan pake hati!"

Tangan Jack ditepis oleh Marka, "Gak bakal! Gue gak ada ketertarikan sama cewek itu" ucap Marka dengan pedenya dan disaksikan oleh semua anggota ENJ.

"Awas jilat ludah sendiri!" Kata Roy pula.

"Lo pada kenapa si? Gak yakin amat sama gue."

"Bukan gak yakin, Ka. Cuma, tuh cewek masuk banget tipe ideal lo" jawab Bastian.

"Gila lo semua! Kenapa jadi bahas cinta!?"

"Siapa yang bahas cinta?" Tanya Arun.

"Iya siapa? Kita perasaan cuma ingetin doang" goda Bastian.

"Bodo! Gue mau pulang."

Benar saja, ia tidak sedang bercanda. Marka benar-benar pergi dari sana meninggalkan teman-temannya.

"Ngambek dah tuh anak" kata lintang diiringi gelak tawa yang tak dapat di tahan.

"Heran dah, semenjak putus sama yang sono tuh anak jadi sensitif banget kalau kita ngomongin cinta."

"Mungkin dia muak sama kisah waktu itu."

.
.

"Eh Mas Aka, tumben udah pulang. Sebentar banget keluarnya mas" ujar pak Adul yang tak lain adalah satpam rumahnya. Pak Adul membukakan gerbang untuk akses masuk Marka.

"Diluar dingin pak" kata Marka dibalik helmnya, ia pun menarik gas motor tersebut dan masuk ke dalam.

Pak Adul melihat ke arah langit. "Dingin? Perasaan dari kemarin ndak hujan."

Author: Itu mas Aka nya aja yang dingin pak. Sikapnya.

Marka mengistirahatkan dirinya di ruang keluarga, ia duduk sembari memainkan gitar melodi kesayangannya. Tangan Marka yang kekar namun memiliki jari lentik itu secara mahir memetik senar, sementara bibirnya sibuk menyanyikan lirik lagu tersebut.

"You say, I'm crazy. Cause you don't think I know what you've done."

"But, when you call me baby. I know I'm not the only one,"

Melihat sang kakak tenang, membuat Jelina yang menyaksikan itu tak terima. Ia berjalan diam diam ke arah belakang Marka, yang dimana ada sebuah drum miliknya disana.

Pasti kalian sudah bisa menebak kelanjutannya, benar. Jelina memukul asal drum tersebut sehingga suara yang dihasilkan tidak karu-karuan, meski begitu rencananya berhasil untuk menganggu sang kakak.

ENJ MARKAWhere stories live. Discover now