Chapter 14 - [ Ampera dan Kita ]

126 75 2
                                    

"Kalau gak ke tempat itu, mungkin kita belum tentu punya cerita"
~ Marka & Cintanya ~

...

Happy Reading!

Dengan mengendarai motor Harley-davidson kesayangannya yang berwarna hitam pekat itu Marka melalui jalanan sepi seorang diri. Pukul 22.47 ada telpon masuk dari Jack yang mengatakan Arun dan Lintang di keroyok oleh beberapa anggota Geng motor Petron.

Sesegera mungkin Marka menuju lokasi di mana kejadian itu terjadi, Jack mengirimkan alamat di jalan Ampera dan Marka pergi ke titik tersebut. Sekitar 3 kilometer dari tempat sebelumnya kini Marka sudah memasuki wilayah perbatasan itu, ia tidak melihat sesiapa pun disana termasuk Jack.

Marka menuruni motornya dan memeriksa sekeliling, ia mencari ke 3 orang temannya yang meminta bantuan tadi, namun Marka tak menjumpai semuanya. Ia bingung, apa kah temannya telah dibawa oleh Alex bersama komplotannya atau mereka sedang bersembunyi disini?

"Jack!" Teriakan lelaki itu menggema di kekosongan malam. Tidak ada jawaban apa pun

"Jack!"

"Lintang! Arun lo semua dimana!"

BRUKK! Motor Marka di tendang hingga terbaring, Marka dengan cepat menengok ke sumber suara tersebut dan ia melihat seorang lelaki mengenakan jaket hitam dengan penutup kepala, lelaki itu juga membawa seorang perempuan yang terlihat memberontak, pengelihatan Marka samar-samar karena minimnya cahaya.

"Sofia?" Kening Marka mengerut, pupil matanya membulat sempurna.

"Jadi benar lo lagi deket sama cewek ini?" Kata lelaki itu sembari memegang kedua tangan Sofia dengan kuat, serta mencengkram rahang gadis itu.

Tangan Marka mengepal dan bergetar, entah mengapa ia menjadi sangat marah melihat perlakuan kasar itu diberikan kepada Sofia.

"Pengecut lo lex, gue tau itu lo!" Marka berjalan mendekat namun dia orang di hadapannya berjalan mundur. "Lo pikir dengan bawa-bawa cewek polos ini gue bakal takut sama lo?" Marka menyeringai.

Alex tertawa terbahak-bahak, terlihat persis seperti orang yang mengalami gangguan mental, "Lo bilang dia polos?!" lagi-lagi Alex tertawa kencang, "Marka Marka, lo ternyata emang sama bodohnya kayak Arezz."

"Gue kira lo bisa tau dengan mudah kenapa temen bodoh lo itu bisa mati, ternyata lo malah pilih takdir yang sama kayak dia." lanjutnya.

"BRENGSEK LO!" Marka berteriak dan dengan sigap mendekati Alex, ia menendang tulang kering lelaki itu lalu kemudian memukul hidungnya hingga Alex meringis dan genggamannya terhadap Sofia terlepas.

Sofia berlari menjauh dari keduanya, ia bergetar ketakutan, matanya berlinang, tangannya hanya bisa menutup mulut yang tiba-tiba membisu. Sofia bersembunyi di semak belukar, ia melihat Marka yang masih berkelahi dengan sosok lelaki yang tidak ia kenali.

"Arghhh! Sialan lo Marka!" Alex mengeluarkan pisau yang ia selipkan di sabuknya, pisau itu ia  arahkan berkali-kali kepada Marka. Namun, Marka masih bisa menghindari semua pergerakan Alex.

Saat melihat Alex tersenggah menarik nafas, ia langsung mengambil pergelangan tangan Alex lalu kemudian ia paksa terkurung kebawah, merasakan tangannya sakit pisau itu pun ia lepaskan ke tanah. Marka memukul perut lelaki itu terus menerus hingga mata Alex mulai memerah.

Akan tetapi Alex tak secepat itu menyerah, dirinya juga mencari celah supaya bisa melawan pukulan Marka, ia mencoba menahan dan ketika Marka kewalahab Alex mengangkat tubuh Marka dan membantingnya.

ENJ MARKAWhere stories live. Discover now