Chapter 7 - [ Toko kue ]

161 97 19
                                    

Happy Reading


"Ma, mau kemana rapih begitu?"

"Hai aka!" Sang ibu pun menengok sekilas sambil menaruh sesuatu kedalam tasnya, ia tampak sedikit terburu-buru, "mama mau cari kue buat arisan di rumah Jeng Ayu, lupa kalau di hari pas mereka kesini itu, mama di minta tolong buat siapin kudapan" Sambungnya.

"Oh, kirain ada rapat DPR"

"Hus ngawur aja. Mau ikut kamu? Kalau mau, mama gak usah pake pak joko buat anterin biar aja kamu yang nyetir." Ibunya kini berdiri tepat di hadapan Marka.

Berbeda dengan ibunya yang sudah berpakaian rapih, Marka hanya menggunakan celana pendek selutut yang memperlihatkan perut kotaknya dengan sempurna.

"Ntar kalau ikut apa gue ajak mama ke toko Sofia aja ya" Batinnya.

"Hello Marka?! Kenapa malah ngelamun?"

"Ikut ma!" Jawabnya cepat, "Aka pake baju dulu" Ia pun segera menaiki tangga menuju ke kamarnya.

"Jangan lama-lama, ka!"

.
.

Dalam mobil mewah berwarna putih itu pun kini keduanya duduk bersebelahan, suara musik yang disetel dengan kecil membawa ketenangan disana. Suatu hal yang biasa jika Marka pergi bersama ibunya, ia sudah seperti sopir pribadi sang Ibu. Terkecuali saat arisan ya, Marka hampir tidak pernah mau jika terlibat persoalan itu.

"Tumben banget hari ini kamu mau ikut, kena angin apa?"

Marka menggigit bibir bawahnya, ia berpikir sejenak sembari melakukan kebiasan tersebut. "Bosen aja dirumah, lagi pula kalau aka pikir-pikir ya ma, lebih baik ketemu temen arisan mama dari pada harus ladenin papa"

"Aduh, bilang aja kamu belum siap kan disuruh nikah. Papa kamu tuh niatnya baik loh, Aka"

"Mama mau ke toko kue yang mana?" Marka mengalihkan topik.

"Tempat biasa lah"

"Aka gak tau tempat langanan mama yang mana, gimana kalau kita ke tempat kue yang Aka tahu aja?" Tawarnya dan sang ibu hanya bisa mengiyakan hal itu.

Tak membutuhkan waktu lama, kini mobil putih yang di gunakan ibu dan anak itu sudah sampai ke tujuan. Keduanya turun dari sana dan berjalan beriringan, tak lupa sang ibu menggandeng lengan anak laki-lakinya itu. Yah cukup aneh, namun begitulah nyonya Eliana, ia tak memperdulikan apa tanggapan orang lain tentang interaksi keduanya. Bagi dirinya hal tersebut adalah normal, toh mereka adalah ibu dengan anak. Lagi pula tindakan seperti ini ia lakukan dengan maksud, memamerkan bahwa anaknya memiliki paras begitu tampan, walau tak sedikit pula yang mengira jika dirinya memelihara brondong.

Ketika memasuki toko berukuran minimalis itu, kesan pertama yang mereka dapat yakni clasic dan tenang. Di dalam sana terdapat beberapa meja dengan tempat duduk, lemari pendingin yang berisi dessert mini, serta lemari kaca panjang yang tentu saja tersusun kue kue cantik di sana, sungguh memanjakan mata.

"Aka, kamu tahu tempat ini dari siapa? Kok gak bilang-bilang mama?"

Marka bingung, ini juga kali pertama ia kemari, tapi supaya tidak terlihat jika dirinya pura-pura tahu, ia menjawab asal "Oh, ini aka tahu dari temen"

"Siapa?" Tanya bingung sang ibu.

"Aben, ma" Bohongnya.

Untung saja sang ibu tak curiga, ia hanya ber-oh ria mendengar jawaban Marka.

Saat mereka sedang memperhatikan satu persatu kue yang ada disana, tiba-tiba datanglah seorang gadis yang tak lain adalah karyawan toko tersebut. "Permisi, ada yang bisa dibantu?" Tanya gadis itu.

Sontak keduanya menengok ke sumber suara, dilihatnya gadis dengan rambut panjang terikat, serta senyum manis diwajahnya.

"Oh, kita lagi cari kue yang pas buat acara arisan, yang wuenak pokoknya." Ucap Ibu Elina penuh penekanan lengkap dengan gerakan tangan yang memperlihatkan jempolnya.

"Astaga mama" Batin Marka saat menyaksikan kejadian itu, dirinya merasa sedikit malu lantaran gadis dihadapan mereka jelas menahan tawa.

"Kita disini punya beberapa kue bestseller, ada smooth tiramisu cake, matcha pie dan oreo madu cake" Terangnya.

"Yang manis aja ma, biar pada diabetes tuh tante tante"

"Apasih kamu, Ka" Ibunya menatap sinis ke arah Marka, "Saya mau tiga-tiganya aja deh, masing-masing dua puluh ya. Kalian bisa antar ke tempat gak? Soalnya buat acara besok".

" Oh iya bisa-bisa, kita kebetulan memang ada jasa antar bu, nanti tinggal aja alamat rumah ibunya". Kata gadis itu, yang tak lain adalah Sofia.

"Gak sekalian nomor hp?" Sambung Marka.

Sang ibu sontak menepuk pelan lengan anaknya "Kamu ini godain anak gadis orang".

" Siapa yang godain? Marka nawarin, ma. Ntar kalau dia nyasar kan bisa langsung telpon".

"Iya ya, rumah kita kan agak laen. Yaudah, tinggal nomor kamu aja, Ka".

"Oke!"

Sementara itu, Sofia merasa heran. Pertama, kenapa tiba-tiba Marka ke tokonya? Kedua, kenapa harus selang sehari setelah kejadian dirinya di antarkan bekerja? Apa jangan-jangan itu benar? Marka menguntit dirinya.

Setelah membayar pesanan mereka, keduanya pun meninggalkan toko itu dan melanjutkan tujuan berikutnya. Kembali ke mobil, perbincangan terus berjalan.

"Enak ya kue disana, mama gak nyangka. Padahal ya Ka, mama tuh pas kamu belok kesitu udah mikir kayak, apaansi Marka kok tempatnya kecil gini, tapi setelah coba makan ternyata enak banget, manisnya pas terus kuenya tuh banyak varian. Mama kalau ada arisan lagi pasti deh langganan disitu, pinter ya kamu cari tempat kue begitu". Pujinya panjang lebar.

"Iya lah, Marka tuh pasti cari tempat yang emang ada kualitas, Ma".

"Tempatnya yang berkualitas atau ceweknya yang cantik?" Goda sang ibu.

Marka menatap datar ke arah ibunya lalu berubah menjadi tersenyum, "Mama yang cantik"

"Hmm, gak nyambung kamu ini!"

"Apasih, kok gak suka dipuji"

"Kamu tuh gak ada niat cari pacar gitu? Mama tuh mau punya mantu! Setelah punya mantu, mama mau lanjut punya cucu" Kata ibunya secara blak-blakan.

"Mulai, udah mulai kompak sama papa"

"Apa yang salah si Aka? Ini buat masa depan kamu juga loh"

Tak menghiraukan cetusan sang ibu, dirinya malah langsung mengalihkan took pembicaraan "Mama mau kemana lagi?".

"Dasar anak laki! suka banget ngalihin topik kalau orang tua ngomong. Kita pulang aja, mama mau suruh papa kamu cari mantu" Katanya dengan wajah yang sudah pasti berubah masam.

Marka terkekeh, ia tahu ibunya pasti sangat kesal. Tapi apa boleh buat, ia juga tidak tahan jika harus membahas hal yang sama setiap hari, masalah jodoh nanti juga datang sendiri.

.
.

Thanks for reading all! author do'ain yang baca masuk surga hehe 💕

Jangan lupa vote dan follow! See you di next Chapter ya!

ENJ MARKAWhere stories live. Discover now