Ch.54 Keputusan Dan Saudara Emir

3.1K 184 32
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.54

Percakapan serius sudah berlangsung selama satu jam lebih, Abuya memberi kode kepada orang dapur untuk kembali membawakan minuman karena gelas yang tadi Amihan dan Nala sajikan sudah kosong.

Ibrahim berinisisatif menawarkan diri agar biar dia saja yang membawa minuman itu kedepan, Amihan setuju dan tidak mempermasalahkan hal itu.

“Berarti sudah fix ya tuan Hussein, apa yang tadi telah kita setujui, Emir, apa kamu setuju nak dengan usulan kami?.” Tanya tuan Yusuf.

“Tentu saja tuan Yusuf, itu adalah usulan yang sangat bagus, kami berdua, saya dan Salma masih sangat sangat sibuk untuk melakukan resepsi yang besar, tapi sebelumnya apakah Salma sudah mengetahui tentang keputusan ini?.” Tanya Emir.

“Tentu saja, Salma sendiri yang mengusulkan ide ini, dia bilang bahwa kamu juga pasti akan setuju.” Jawab tuan Yusuf, Ibrahim berjalan ke arah mereka lalu menyimpan gelas berisi minuman baru dan mengambil gelas kosong dimeja, nyonya Sabiya menatap ke arah Ibrahim.

“Heeeeh? Kamu sudah sembuh nak?.” Tanya nyonya Sabiya sambil memegang tangan Ibrahim.

“Ahh, sudah nyonya, ternyata anda masih ingat saya.” 

“Tentu saja saya ingat, kamu kan asistennya tuan Hussein.” 

“Ahh, terimakasih sudah menanyakan kabar saya, silahkan dinikmati hidangan yang kami sajikan, semoga kalian puas dengan sambutan kami nyonya.” Ucap Ibrahim.

“Tentu saja, semua makanan yang kalian sajikan terasa begitu lezat, terimakasih ya.” Jawab nyonya Sabiya, Ibrahim mengangguk kemudian kembali berjalan kedapur.

Percakapan Abuya dengan tuan Yusuf berlangsung kembali sekitar satu jam lagi hingga kemudian mereka beranjak dari posisi duduknya, Abuya dan tuan Yusuf saling berjabat tangan, lalu kembali saling memeluk, Emir menyalami kedua tamu calon mertuanya, tuan Yusuf juga memeluk Emir kemudian mereka berjalan ke luar dari pintu, Abuya dan Emir mengantarkan mereka hingga diujung tangga, Ibrahim keluar dari dapur kemudian berjalan agak mendekat ke ruang tengah sambil berpura pura membereskan meja, terlihat tuan Yusuf membuka pintu mobil untuk nyonya Sabiya lalu kemudian dia masuk kedalam mobilnya dan membunyikan klakson, Abuya dan Emir melambaikan tangan ke arah mobil tuan Yusuf yang mulai melaju pelan keluar dari gerbang rumah.

Setelah mobil itu tidak terlihat lagi ujung mata Abuya dan Emir, mereka masuk kedalam rumah kemudian duduk di sofa, menyandarkan punggung mereka seperti orang kelelahan, Emir melepaskan dasinya lalu membuka kancing kemejanya dua buah, Abuya melepas keffiyeh yang dipakainya.

“Kenapa lemas seperti itu, seperti sudah bekerja bagai kuda saja.” Ucap Ibrahim sambil membereskan meja.

“Tuan Yusuf benar benar orang yang sangat suka sekali dengan yang namanya ngobrol, saya benar benar lelah menanggapi setiap topik yang dia bicarakan, dua jam saya diajak berbelit kesana kemari, padahal jika langsung ke inti pembicaraan saja, pertemuan ini bisa selesai dalam tiga puluh menit.” Ucap Abuya, Emir mengangguk setuju.

“Kamu benar benar ingin menikahi Salma habibi?.” Tanya Abuya kepada Emir.

“Tentu saja Baba!, Tidak usah ditanya lagi kalau itu.” Jawab Emir.

“Bagus lah, jika kamu menikahinya karena terpaksa, dan harus setiap hari berbincang dengan tuan Yusuf, ehhh, Baba tidak bisa membayangkannya.” Ucap Abuya, Emir kemudian tertawa, Ibrahim hanya tersenyum lebar mendengar pembicaraan antara Abuya dan Emir.

“Kapan tanggal pernikahanya Abuya?.” Tanya Ibrahim.

“Tahun depan.” Jawab Abuya.

“Tahun depan?, Masih lama dong!.” Ucap Ibrahim.

PRIA ARAB MAJIKANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang