Ch.50 Permintaan Undangan

3.2K 198 35
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.50

THIRD P.O.V

Sudah dua minggu sejak kejadian buruk yang meimpa Ibrahim, kini Ibrahim sudah sembilan puluh persen pulih, tidak ada bengkak lagi diwajahnya, memar dibadannya sudah memudar, bahkan sekarang setiap ia bangun tidur, rasa sakit dan nyeri di sekujur tubuhnya sudah tidak lagi ia rasakan.

Pak Damar menghampiri Ibrahim yang sedang menjemur pakaian dibelakang pada waktu pagi hari.

“Ra!, Ini titipan kamu kemarin, tadinya bapak mau kasihin ke kamu waktu malem pas Abuya pulang, tapi kata Abuya kamu lagi istirahat, gak usah diganggu, disuruh pagi ini aja kasihnya, Nih!.” Ucap pak Damar sambil menyodorkan dua buah paper bag kecil kepada Ibrahim, Ibrahim menggantungkan baju terakhirnya yang akan ia jemur lalu mengusapkan tangan basahnya ke baju lalu mengambil paper bag itu.

“Padahal aku kemarin malem baru ke kamar jam satu malem pak, aku izin ke Abuya mau ngambil barang di bapak dia bilangnya besok lagi aja, katanya pak Damar capek mau istirahat.” Ucap Ibrahim.

“Kita di boongin kayaknya Ra!.” Ucap pak Damar sambil terkekeh, Ibrahim kemudian berfikir bahwa maksud Abuya adalah menyuruh pak Damar agar tidak mengganggu waktu mereka berdua.

“Makasih pak!.” 

“Sama sama, buat siapa sih ? Sampe beli dua gitu?.” 

“Ini buat Amihan sama Nala, dua minggu kemaren mereka gantiin aku buat ngerjain tugas aku didalem, sebagai bentuk terimakasih aku makanya aku beliin hadiah.” Jawab Ibrahim, pak Damar merenggut sedih.

“Buat bapak mana?, Kok bapak nggak dikasih?.” 

“Bapak kan nggak gantiin kerjaan aku pak, gak usah lah dikasih kasih, sayang uangku!.” Ucap Ibrahim bercanda, pak Damar tertawa kemudian menggenggam bahu Ibrahim dengan kedua tangannya.

“Gak usah lah, bapak bercanda doang, Ra, lain kali kamu hati hati ya, kalo mau kemana mana tanya bapak dulu, bapak tau tempat mana yang aman dan nggak aman buat pekerja, biar nggak terjadi kali yang kayak gini tuh, untung kamu kemarin nggak kenapa kenapa!.” Ucap pak Damar serius, Ibrahim tersenyum kemudian mengangguk.

“Makasih banyak pak.” Jawab Ibrahim, Pak Damar mengangguk kemudian pamit untuk siap siap mengantarkan Abuya ke kantor, ember cucian basah sudah kosong, Ibrahim masuk kembali kedalam rumah.

Didalam, Abuya baru selesai berpakaian lengkap, ia sedang duduk disofa ruang tengah memakai sepatunya hingga ia kemudian melihat Ibrahim berjalan dari arah pintu belakang.

“Brahim!.” Panggil Abuya, Ibrahim berjalan ke arah Abuya.

“Ya Abuya?.” 

“Obatmu sudah habis kan? Ini sudah dua minggu.” 

“Benar Abuya.” 

“Apa masih ada keluhan?.” 

“Sejauh ini aman saja Abuya, saya malah merasa sangat fit dan lebih baik.” Jawab Ibrahim.

“Besok kita check up ya, kita pastikan semuanya baik baik saja.” Ucap Abuya, Ibrahim mengangguk pelan menurut.

“Itu apa ?.” Tanya Abuya melihat dua paper bag ditangannya.

“Ini hadiah untuk Amihan dan Nala Abuya.” 

“Ulang tahun mereka dihari yang sama kah?.” Tanya Abuya, Ibrahim terkekeh pelan.

“Tidak, ini bentuk rasa terimakasih saya karena mereka mengerjakan tugas saya selama saya sakit Abuya.” 

“Kapan kamu membelinya?.” 

PRIA ARAB MAJIKANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang