Ch.39 Permulaan Honeymoon

5.9K 216 24
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.39

"Brahim, bangun, hey." Terdengar suara Abuya memanggilku.

"Abuya? Saya tertidur barusan."

"Jangan dulu tidur, kita belum makan." Ucap Abuya, aku mengangguk kemudian meregangkan badanku.

"Diluar terang banget Abuya." Ucapku.

"Terlalu terang ya?." Tanya Abuya, aku mengangguk, Abuya bangkit dari duduknya, berjalan keluar dari tenda, aku mengikut Abuya keluar, Abuya berjalan ke arah tiang lampu, membuka sebuah saklar yang tertutup lalu mematikan lampu besar disekitar tenda kami, clek, gelap langsung, hanya ada cahaya bulan yang menarangi sekitarku, juga samar temaram cahaya dari lampu didalan tenda.

"Better?." Tanya Abuya.

"Iya, lebih baik Abuya."

Abuya berjalan masuk kedalam tenda, lalu keluar lagi.

"Ngapain? Kok keluar lagi ?."

"Api didalam, dipadamkan dulu." Jawab Abuya, ia berjalan menuju ke arah api unggun diluar, selama bebereapa menit Abuya berada didepan tempat api unggun, kemudian terlihat api kecil yang membakar, perlahan tapi pasti api itu mulai membesar.

"Brahim, dikotak dekat sofa, ada daging, bawa kemari, kita bakar sekarang dan makan itu saja." Ucap Abuya, aku mengangguk kemudian masuk kedalam tenda, dan benar saja ketika ku buka kotak didekat sofa, didalannya ada berbagai bahan makanan, baik yang instan maupun tidak, ada seekor ayam yang sudah termarinasi, sejak kapan mereka menaruh ayam ini, apa tidak bau ya?.

"Ini sejak kapan Abuya didalam tenda?." Tanyaku sambil memberikan ayam itu.

"Satu jam sebelum kita sampai disini Brahim, saya sengaja memesan ayam yang telah dimarinasi dan tinggal dibakar, agar lebih cepat." Jawab Abuya sambil menusukan besi pemanggang ke ayam, ia kemudian menyimpan besi itu tepat ditempat pemanggangan diatas api unggun, ada sebuah benda seperti pedal sepeda, Abuya memutarkan benda itu, ayam yang berada dibesi pun ikut berputar, ahh, supaya ayam terpanggang sempurna, aku mendekat ke arah Abuya, lalu memeluknya yang sedang memanggang dari belakang, kucium pipi Abuya pelan.

"Disini aman kan Abuya?."

"Maksudnya? Aman dari orang jahat?."

"Ya dari itu, juga aman dari orang sekitar?." Abuya tersenyum kemudian mencium pipiku.

"Tenang, setiap tenda disini berjarak sekitar kurang lebih satu kilo meter satu sama lain, padang ini luas sekali, mereka sengaja memberikan privasi kepada para camper, jadi aman." Jawab Abuya, aku kemudian duduk di bantalan dekat api unggun, memperhatikan Abuya yang sedang memanggang, entah berapa lama aku berdiam, Abuya mengangkat besi ayam itu, kemudian menarik teflon yang sudah disediakan, menaruh besi itu diatas teflon, lalu menurunkan ayam yang sepertinya telah masak dari besi je teflon, wanginya luar biasa semerbak, Abuya membawa teflon itu ke arahku dia kemudian duduk tepat disampingku.

"Sudah matang Brahim, silahkan, tapi pelan pelan masih panas." Ucap Abuya, aku tidak langsung mengambil aya itu, kepulan asap yang banyak dari ayam menjadi pertanda jika suhu ayam panggang itu masih begitu panas, aku mengipasinya dengan tanganku selama beberapa menit, perutku sudah keroncongan karena lapar, langsung saja aku tarik paha ayam itu, copot dengan mudah, luarnya crispy, dan ada juice nya keluar, cair dan menetes, kepulan asap kembali keluar, aku meniup paha ayam itu, setelah dirasa aman, ku gigit dagingnya, siall, lezat sekali, buttery, soft, juicy, salty, gurih dan sedikit hint manis, rempah rempah khas timur tengah ter blend dengan sempurna, ini nikmat sekali, hanya saja sedikit masih panas, mulutku terbuka sambil mengunyah daging.

"MAHIH HANASSS AHUYAA!!." ucapku sambil terus mengunyah daging, Abuya tertawa terbahak bahak melihat tingkahku.

"Makanya, pelan pelan."

PRIA ARAB MAJIKANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang