Ch.11 Abuya Hussein Sakit

8K 242 4
                                    

PRIA ARAB MAJIKANKU CH.11

Didalam rumah, Nala dan Amihan sedang memasak didapur, mereka sebenarnya tidak perlu memasak banyak banyak, karena Emir jarang sekali makan dirumah, mungkin untuk Abuya yang selalu pulang malam dari kantor, memang sih bekerja dirumah ini tidak sesuai dengan ekspektasiku, entah doa apa yang ibu panjatkan sehingga membuatku ditempatkan di rumah dengan penghuni yang sedikit dan tidak pernah sedikitpun ribet, ekspektasiku bekerja di Arab itu akan benar benar menguras tenaga, seperti yang diberitahukan oleh agenku, mereka memberitahuku bahwa untuk bekerja di Arab membutuhkan tenaga yang besar, tidak gampang sakit dan tidak mudah lelah, benar memang harusnya seperti itu, tapi dengan kasusku kali ini menjadi pengecualian, berbeda mungkin jika Abuya tidak memindahkanku untuk bekerja didalam menjadi tukang cuci dan pelayan bagi Abuya dan Emir, mungkin tenagaku akan terkuras habis, tapi bekerja didalam rumah mencuci pakaian mereka berdua benar benar santai, apalagi Emir jarang sekali dirumah, yang menjadi hal rumit dalam pekerjaanku adalah ketika menyetrika, benar kata Naija, menyetrika pakaian Abuya dan Emir harus benar benar rapi dan tidak boleh ada kerutan sedikitpun.

Seperti hari ini, setelah kami pulang berbelanja misalnya, aku sedang menyetrika tiba tiba didagangi Emir, dia membawa sebuah pakaian lalu menyerahkanya kepadaku, berkata padaku bahwa baju ini kurang rapi, padahal menurutku itu sudah rapi, dengan terpaksa aku menerima pakaian itu dan kembali menyetrikanya.

Waktu menunjukan pukul delapan malam, Emir sedang berada dikamarnya, aku berinisyatif untuk membuatkanya makanan yang tadi aku beli dan membawanya ke kamar.

Aku berjalan membawa piring berisi makanan ke kamarnya, membuka pintu kamar Emir, terlihat Emir sedang berbicara dengan seseorang di smartphone nya, ketika melihatku ia langsung mematikan handphone nya.

“Maaf Tuan, ini ada makanan, anda dari tadi sepulang belanja belum menyentuh makanan sama sekali.” Ujarku sambil memberikanya piring.

“Lain kali ketuk pintu dulu jika masuk kedalam kamarku.” Ujarnya sambil menerima piringku, akh meminta maaf sambil kemudian keluar dari kamar Emir.

**********

Aku memakan masakan dari Amihan dan Nala dikamarku, sambil menelfon ibu dan bang Daud, menanyakan kabar mereka dikampung, ibu bertanya kapan aku pulang, aku menjawab ibu bahwa kontrak kerjaku masih lama, tahun depan baru aku bisa pulang, bang Daud dengan segala nasihatnya juga tida lupa, mereka terlihat sedang berkumpul diruang tengah, ahhh betapa aku merindukan mereka.

Jam di handphone ku menunjukan pukul satu pagi, aku berjalan kedapur membawa piring kotor bekasku makan, saat berjalan keluar kamar, terlihat dari jendela dilorong mobil pak Damar sudah masuk garasi, Abuya baru pulang ternyata.

Terlihat Abuya masuk dari pintu depan, kali ini ia tidak memakai Thob, Abuya memakai setelan kantor berupa kemeja putih dengan dasi dan celana bahan berwarna abu abu gelap, wajahnya terlihat pucat, terlihat juga beberapa kali mengusap rambutnya sendiri yang terpotong pendek rapi, Abuya melihatku hendak berjalan ke dapur.

“Brahim, tolong buatkan saya teh panas dengan susu, tidak memakai gula!.” Perintahnya sambil berjalan masuk ke kamarnya tanpa mendengar jawabanku, langsung saja aku ke dapur dan membuatkan teh untuk Abuya.

Aku mengetuk pintu kamar Abuya kemudian masuk kedalam, seperti biasa, Abuya sedang merokok dikursi menghadap ke jendela, ia belum berganti pakaian, tiga kancing kemejanya terbuka, menampilkan bulu dadanya yang lebat, aku berjalan ke arahnya, terlihat kening Abuya sedikit berkeringat, dimalam yang lumayan dingin begini Abuya berkeringat, aneh.

“Ini teh nya Abuya.” Ia menerima teh itu lalu menyimpannya dimeja, Abuya kemudian berdiri dan membuka kemejanya, membuatnya bertelanjang dada, saat ia membuka kemejanya, angin berhembus darinya yang mengibaskan kemejanya, semilir wangi tubuh Abuya menyeruak dihidungku, wangi keringat Abuya yang bercampur dengan wangi oud mewah, membuatku menutup mata dan menghirup udara dalam dalam, sangat candu sekali aroma pria matang didepanku ini.

Abuya membuka juga celana panjangnya, menyisakanya hanya dengan celana pendek diatas lutut, aku dengan cepat berbalik kemudian hendak keluar dari pintu kamar Abuya, belum sempat aku keluar, Abuya memanggilku.

“Brahim!.” Panggil Abuya.

“Ya Abuya ?.” Jawabku kembali membalikkan badanku menghadapnya, tubuh Abuya tidak terlihat seperti pria yang hendak menyentuh usia 60, tubuhnya masih kekar dan tegap, biceps Abuya besar, dan bulu bulu ditubuhnya membuatnya begitu mempesona, badanku panas dingin dibuatnya.

“Besok saya libur, jangan bangunkan saya terlalu pagi “ jawab Abuya sambil melempar celana kedalam keranjang pakaian kotor dekat pintu kamar mandi.

“Baik Abuya.” 

“Hmmm.” Hanya itu jawaban Abuya sambil tanganya menyuruhku keluar, aku berbalik dan keluar dari kamar Abuya menuju kamarku untuk beristirahat dan tidur.

***********

Jam 4 subuh, seperti biasa aku bangun dari tidurku, mencuci muka kemudian mengambil makanan didalam lemari es untuk mengisi perutku, kemudian melanjutkan aktivitas harianku, mengumpulkan cucian kotor, Emir masih tidur, setelah pakaian kotor dari kamar Emir diambil, aku berjalan menuju kamar Abuya, saat aku mengambil cucian kotornya, terdengar suara lenguhan, seperti suara orang sedang mengigau, reflek aku berdiri dan berjalan menuju Abuya, terlihat wajah Abuya gelisah, matanya terpejam, tapi alisnya bertaut, aku semakin mendekat ke arah Abuya, wajahnya berkeringat, seperti sedang bermimpi buruk, segera aku menyentuh tangannya yang tidak tertutup selimut, sial, panas sekali badannya, ku sentuh kening Abuya dengan tanganku, benar, Abuya demam, lenguhanya kembali terdengar, aku kembali menggoyangkan tangan Abuya, membangunkannya dari mimpinya.

“Abuya, Abuya!.” 

Abuya membuka matanya pelan, kemudian melihat kearahku, dia hanya menarik nafas panjang, kemudian kembali memejamkan matanya, sekarang dia tidak lagi bermimpi burukz tapi badanya masih panas, aku kemudian berinisiatif membawa air hangan kedalam wadah kecil sekalian dengan handuk kecil, kemudian mengompres Abuya, Abuya membuka matanya kembali, melihatku sejenak, tidak mengeluarkan sepatah kata, kemudian kembali tidur, aku mengoprses kening Abuya beberapa kali, hingga air hangatnya menjadi dingin, mengganti airnya dengan air hangat yang baru, begitu terus hingga hampir satu jam aku mengompres Abuya, terlihat sekarang badan Abuya sedikit lebih tenang, keringat dibadanya mengering, aku menghentikan kompresanku dikening Abuya, menarik selimutnya hingga sebatas leher lalu berjalan keluar dari kamar Abuya dan membereskan kembali pekerjaanku.

Jika kalian berfikir aku hanya modus ketika mengompres Abuya, kalian salah besar, meskipun dingin dan tak banyak bicara, dia adalah atasan yang baik, dan aku benar benar tersentuh ketika melihatnya demam, setalah hanya beberapa minggu disini, aku jadi menatap Abuya sebagai father figure bagiku, ya meskipun aku masih tetao bernafsu ketika melihat Abuya, tetapi diluar itu, aku tetap hormat kepadanya.

Jam menunjukan sekarang pukul 5 pagi,sambil menunggu cucianku yang sedang berputar dimesin cuci, aku ke kamar Emir untuk membangunkanya, hari ini dia masuk kantor, setelah Emir bangun, aku mengeluarkan masakan Amihan untuk dihangatkan dan menyiapkanya untuk sarapan Emir, sekitar satu jam Emir bersiap ia turun dari kamar menuju dapur dan duduk dikursi tempat makan.

“Ini sarapanya Tuan.” Ujarku sambil menaruh piring dimeja, Emir mengangguk sambil berterimakasih kemudian memakan sarapanya dengan lahap.

“Hari ini pulang lebih awal tuan ?.” Tanyaku berbasa basi.

“Tidak tahu, lihat nanti saja, setelah beberapa hari libur, pekerjaanku menumpuk, ada kemungkinan besar saya tidak pulang, but, we'll see.” Ujarnya sambil kembali mengunyah sarapanya, aku hanya mengangguk, jam 7.30 Emir berangkat ke kantor, saat aku membereskan bekas sarapan Emir, aku berfikir sesuatu, seperti ada yang aku lupakan, shit, aku lupa bilang kepada Emir kalau Abuya sedang demam, mana dia bilang ada kemungkinan tidak pulang lagi.

************

SELAMAT SORE !!!!! Halo halo my lovely readers, Update harian lagiiii.

Selamat membaca jangan lupa Vote dan Comment yaaa biar Author makin semangat nulisnyaaa.

Ilsym see you in the next chapter.

PRIA ARAB MAJIKANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang