BAB 69

1.8K 124 3
                                    

Malam hari, ketika semua orang tengah berkumpul di meja makan dimana mereka merayakan hari kebebasan setelah Muge dan Boa angkat kaki dari rumah ini. Semua orang terlihat begitu bahagia sembari memancarkan aura kegembiraan.

"Sky, Rio... Besok, mari rayakan ini di pulau R milikmu."

"Bagaimana menurutmu, Sky?!"

Ucap ibu Rio dengan semangat yang menggebu gebu. 

Tapi, tidak ada satupun diantara anaknya yang menyahuti perkataannya, membuat wanita setengah baya itu sedikit kesal.

"RIO, SKY?!!" 

Rio dan Sky seketika terbangun dari lamunan panjang mereka oleh teriakan ibu mereka.

"I, iya... Ibu, apa kau memanggilku? Jawab Sky dan Rio serentak.

"Apa yang kalian pikirkan? Apakah kalian mulai menyesali kepergian dua jalang itu?!" 

"I, itu tidak benar. Ibu, tidak perlu memanggil mereka jalang seperti itu. Lagi pula, mereka tidak disini lagi." seru Rio sembari tersenyum canggung.

"Ibu... Tidak perlu membuat suasana menjadi ruyam. Mereka sudah pergi, makianmu tidak akan tersampaikan. Dan, seperti kata Rio, berhentilah memanggil mereka jalang mulai sekarang." sambung Sky.

"Ya, itu ada benarnya juga. Tapi, aku masih sedikit kesal karena mereka pergi tanpa mengucapkan kata maaf." ketusnya.

"I... Ibu... Sudahlah. Semuanya sudah berlalu." seru Allen tiba tiba.

Ibu Rio, dia seketika meluluh. "Allen, bagaimana mungkin kau masih menjadi orang yang sangat baik setelah dijahati seperti itu?..."

Tanpa menjawab, Allen, dia hanya membalasnya dengan senyuman khasnya.

Sementara di sisi lain, Glen masih terpuruk sembari terus merenung dengan wajah sedihnya yang lucu.

"Glen sayang, kau harus memakan makananmu. Apakah kau ingin melihat nasi itu menangis karena terus terusan diabaikan?" ucap Sky dengan tatapan sendunya.

Sky terus membujuk Glen tanpa henti. Dia juga berkata, jika dia tidak makan, perutnya akan sakit.

Tapi, Glen masih terus mengabaikannya, dan berkata kalau dia tidak ingin makan kalau ibunya tidak menyuapinya.

"Glen, ibu disini. Berikan piringmu, ibu akan menyuapimu." suara lembut Allen seketika membuat Glen tertegun kaku sekaligus gemetar.

Tanpa menggerakan satu jari pun, dia masih tetap diam di sana. Glen, dia sama sekali tidak berani menatap mata Allen, karena dia sangat tau kalau nada yang keluar dari mulut ibunya menandakan kalau dia sedang marah. 

Semua orang terlihat biasa saja dengan ucapan Allen, tapi tidak dengan Glen.

Glen, dia sendiri adalah orang yang paling lama hidup bersama ibunya. Ketika suara dengan nada lembut keluar seolah olah Allen adalah seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya. Tapi di telinga Glen, itu adalah sebuah ancaman.

Rio dan Sky menyadari jika semuanya terasa seperti ada yang janggal. Mereka beberapa kali melihat dengan mata kepala secara sadar, kalau Glen terlihat gemetar ketakutan ketika Allen berbicara kepadanya.

"Glen sayang, kemari dan bawa piringmu. Ayah yang akan menyuapimu."

Anak itu pun bergerak cepat seperti yang diperintahkan Rio, tapi masih memperlihatkan  wajah sedihnya.

Sembari menyuapi sesendok demi sesendok, Rio bertanya dengan penuh rasa penasaran.

"Glen... Ketika bersama Muge dan paman Boa. Mengapa kau selalu menyebutkan bayi? Apakah ada yang kau sembunyikan dari ayah?"

Unperfect MarriageМесто, где живут истории. Откройте их для себя