BAB 37

3.3K 142 15
                                    

Rio terbangun dari tidur panjangnya yang melelahkan.

Bulu matanya perlahan terbuka, menyapu setiap sisi sudut matanya. Lalu samar samar dia melihat dan mendapati bahwa istrinya sedang tertidur pulas di dalam dekapannya.

Rio berpikir sebentar. Padahal kemaren hampir seharian penuh dirinya menggunakan sebagian besar kekuatannya untuk menggenjot Muge di atas ranjang. Tapi anehnya, tubuhnya sekarang malah terasa sangat segar. Wajahnya berkilau seperti cahaya terang.

Dia menatap wajah istrinya dalam dalam yang sedang tertidur pulas di sampingnya. Dengan senyuman tanpa arti, dia akhirnya menemukan kepuasan ketika matanya tidak sengaja melihat banyaknya kissmark serta bekas gigitan di seluruh tubuh mulus istri kecilnya itu. "Sepertinya kau sangat kelelahan." gumamnya pelan.

Ujung jarinya perlahan mengusap lembut salah satu kissmark yang ada di leher Muge. "Ini terlihat sangat cantik.." sambil terus memandangi wajah cantik itu.

Hari ini ada pertemuan yang sangat penting di kantornya. Para pemegang saham akan datang untuk menghadiri rapat. Dia harus segera bangun dan bergegas pergi, tapi dia merasa sedikit malas.

Rasanya baru kali ini dia benar benar bosan hanya untuk memikirkan pekerjaan, padahal dia adalah orang yang sangat gila kerja sebelumnya.

Dia masih ingin berbaring lebih lama di samping istri kecilnya ini.

Rio berpikir lagi. Tidak seperti wanita, tubuhnya sangat kurus. Itu sebagian besar adalah tulang tanpa gumpalan daging empuk dibagian dadanya. Tapi anehnya, rasanya sangat hangat dan nyaman ketika kulit mereka bersentuhan.

Baginya, memeluk tubuh istrinya adalah hal yang paling menyenangkan di seluruh dunia. Dia merasa benar benar tidak ingin melepaskannya untuk selamanya.

Dengan malas dia akhirnya mengumpulkan niatnya untuk bangun dan bersiap siap. Dia tidak ingin membangunkan Muge karena mengingat dari siang hingga subuh dini hari tubuh Muge dimakannya tanpa henti seolah olah dirinya sangat tergila gila dengan tubuh cantik itu.

Dia mengambil ponselnya dari atas nakas, lalu menghubungi sekertaris Jun agar menjemputnya tepat jam setengah delapan nanti.

Saat kakinya baru saja melangkah keluar dari kamar mandi, dia mendengar pergerakan Muge dari atas ranjangnya.

"Uugghhh..."

Rio menoleh dan kembali kearah ranjang besarnya dimana Muge masih menggeliat karena merasa sedikit kurang nyaman. Tubuhnya melengkung seperti kepompong.

"Apakah sangat sakit?..." bisik Rio di telinga Muge.

"Ummm..." Alisnya sedikit mengkerut, menandakan kalau dirinya memang benar benar tidak nyaman.

Tangan Rio dengan sigap mengelus lembut punggung Muge. Dan dia mulai merasa bersalah di dalam hatinya.

Karena dirinya yang tidak bisa mengendalikan kemarahan serta hawa nafsunya yang begitu besar, jadi istri kecilnya ini, dialah yang harus membayar semuanya.

Dia juga tidak tau perasaan apa itu. Dia hanya marah ketika melihat Muge nya tersenyum di depan orang lain. Rasanya dia benar benar akan gila hanya dengan memikirkannya saja.

Dia mencoba mengingat ingat kenangannya. Saat bersama Allen dulu, dia tidak pernah merasakan kemarahan seperti ini. Dia adalah orang yang sangat lembut di dunia.

Tapi ketika bersama dengan Muge, dia akan menjadi orang yang paling jahat dan kejam. Hanya karena orang lain menghirup udara yang sama dengan istrinya, rasanya dia sungguh ingin menghancurkan seisi dunia.

Dia sangat marah kepada Muge, tapi tidak benar benar membenci istrinya itu.

Dipikirannya, dia cuma menginginkan kalau Muge hanya untuk dirinya sendiri. Kemudian dia bertanya tanya, haruskah dia memborgol dan mengurungnya didalam kamarnya saja untuk selama lamanya? Bahkan jika istrinya mencoba untuk kabur, dia akan dengan tidak segan segan mematahkan kedua kakinya tanpa ampun.

Unperfect MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang