BAB 16

3.2K 166 0
                                    

Kakek sedang berada di bandara. Dia duduk tenang seperti biasanya, menunggu cucu pertamanya yang akan datang bersama istrinya setelah beberapa tahun lamanya menetap di luar negeri.

Semua orang menatap kakek dengan kagum. Bagaimana tidak, dia lah orang yang paling mencolok diantara semuanya. Pakaian yang dikenakan berupa setelan jas berwarna cream, Tidak lupa hiasan dasi dengan corak yang tidak biasa untuk melengkapinya. Rambutnya pun di sisir dengan sangat rapi, apa lagi dengan kacamata yang selalu menempel di kedua matanya, membuat wajah dan rupanya sangat sedap untuk dipandang.

Semua mata yang ada disana selalu memandang, bahkan ada beberapa orang yang terdengar saling berbisik dan bertanya tanya, mungkinkah itu adalah kakek Ji yang terkenal itu? Dia adalah satu satunya pengusaha yang Sampai saat ini memasuki orang terkaya di negara ini.

Sikap dan wajahnya terlihat dingin dan tegas seperti seorang yang sangat berwibawa. Tapi, siapa yang tau, ternyata dia balik wajah serta sikapnya itu, jauh di dalam lubuk hatinya, dia tampak begitu berseri seri dan deg degan. Dia seperti telah menunggu momen ini untuk waktu yang lama.

Sebenarnya, bukan cucunya lah yang sangat dia nanti nantikan, melainkan istri dari cucunya.

"Ketua, sebenarnya anda tidak perlu datang, tubuh anda tidak terlalu baik sekarang. Dan, sesungguhnya aku bisa menjemput mereka sendirian." Ucap sekertaris Kim, sekertaris pribadi kakek.

Kakek hanya tersenyum kecil lalu berkata "Tidak apa, aku baik." Tanpa menoleh ke arah sekertaris Kim.

Saat setelah dia melihat seorang pria muda  tampan dengan setelan jas yang dia kenakan, serta seorang pria cantik di sebelahnya, dia langsung mengetahui kalau orang yang dia tunggu cukup lama akhirnya tiba juga.

Kakek berdiri dengan niat untuk menyambut kedatangan mereka, lalu tersenyum hangat ketika menatap bahwa pria cantik itu sepertinya tampak baik baik saja. Dan tidak hanya itu, dia juga terlihat sedikit gemukkan. Perasaan hangat di dadanya seketika menyebar luas ke seluruh tubuhnya, membuat dirinya bersyukur lebih banyak karena telah di lahirkan untuk memiliki orang yang begitu berharga baginya.

"Sekertaris Kim, katakan, apakah rencana ku berhasil? Dia terlihat sedikit lebih gemuk di bandingkan dengan sebelumnya. Tolong katakan padaku, apakah dia benar benar hamil?" Kakek Ji bertanya dengan raut wajah yang berbinar binar tanpa melihat ke arah sekertaris Kim, tapi masih memandang mereka yang jauh di sana.

Sekertaris Kim memandang kakek Ji dengan senyuman kecil menghiasi bibirnya. Dia sangat tau kepribadian tuannya itu. Pasalnya, sangat jarang baginya untuk melihat senyuman yang begitu tulus dari kakek Ji semenjak seorang yang sangat berharga baginya meninggal dari puluhan tahun lalu. Tapi sekarang, dia memiliki orang yang berharga lagi disisinya. Dan dia mulai menunjukkan ekspresi seperti itu lagi walaupun hanya kepada Boa dan Muge saja.

Walaupun dia hanya sekedar sekertaris di mata tuannya, tapi baginya, kakek Ji adalah orang yang paling berharga bagi dirinya. Karena kakek Ji adalah satu satunya orang yang memberinya uluran tangan disaat semua orang di sekitarnya mengabaikannya seperti sampah. Dan sejak saat itu, dia berjanji dalam hidupnya untuk memberikan seluruh jiwa dan raganya untuk kakek Ji.

"Aku akan melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh untuknya nanti." Ucapnya kepada kakek, dan kakek hanya menjawabnya dengan singkat, "Ya, lakukan."

"Sudah cukup lama ya kakek, bagaimana kabarmu?" Ucap pria tampan di depannya sembari tersenyum.

"Ya, aku baik." Jawabnya singkat.

Lalu kakek melirik pria cantik di sebelahnya dan bertanya dengan nada yang lembut, "Bagaimana kabarmu Boa? Apakah Sky memperlakukanmu dengan baik disana?"

Unperfect MarriageWhere stories live. Discover now