BAB 25

3.1K 172 0
                                    

Muge duduk di sofa seperti biasanya sambil membaca buku dan sesekali melirik jam dinding besar di tengah tengah ruang tamu.

Waktu menunjukan pukul setengah sepuluh malam. Sudah menjadi kebiasaannya untuk menunggu Rio pulang kerja pada jam segini.

Ketika Rio pulang kerja, dia akan menyambutnya seperti biasa, mengambil jas dan tas kerjanya untuk ditaruh di tempat yang seharusnya. Menyiapkan makan malam jika Rio tidak sempat makan malam di luar. Menyiapkan air panas untuk mandi, dan menyiapkan piyamanya.

"Tingg...tongg...." Suara bel pintu berbunyi.

Muge bertanya tanya, mengapa Rio harus membunyikan bel? Bukankah dia memiliki kunci cadangan?

Muge membukanya dan terkejut ketika melihat wajah yang sangat tidak asing baginya.

"Reva?" Ucapnya.

"Tunggu apa kau? Bawakan tasku masuk!" Pintanya acuh.

Wajah lelahnya membuat suaranya terdengar menakutkan.

Reva masuk dan duduk sebentar di sofa ruang tamu untuk menenangkan diri. "Ambilkan air.." ucap Reva.

Muge membawakannya air dan tetap berdiri menunggu perintah selanjutnya seperti hari hari sebelumnya.

Reva melirik Muge lalu melihat sekelilingnya dan mendapati bahwa hanya dalam waktu satu bulan saja suasana rumah terasa sangat berbeda. Banyak barang barang baru di setiap tempat tempat kosong sebelumnya.

Saat ini suasana hatinya sedang tidak bagus, sekarang dia sangat malas untuk mencari ribut dengan Muge. Dia hanya menyuruhnya untuk memijat kakinya yang terasa pegal.

Reva berbaring di sofa dengan nyaman seperti seorang nyonya besar, sementara Muge berlutut di lantai sambil memijat kakinya seperti seorang pesuruh yang sangat patuh.

Tidak lama kemudian, Rio dan Sky datang.

"Cekreekkkkk..." Suara pintu terbuka membuat Muge terkejut.

Tanpa sadar dia berdiri secara spontan untuk menyambut kepulangan Rio dan kakak iparnya.

"Kakak Rio, kakak ipar. Selamat datang.." ucapnya canggung.

Muge benar benar tidak mendengar suara mobil Rio datang karena terlalu fokus memijat kaki Reva.

Ketika hendak mengambil jas dan tas kerja Rio, Rio sama sekali tidak bergeming seperti biasanya. Dia hanya melirik tangan Muge dengan tatapan jijik.

Dia menyadari kalau tangannya penuh dengan minyak pijat yang bau, lalu meminta maaf dengan panik dan bergegas pergi ke dapur untuk mencuci tangannya.

Sky yang menyaksikan itu menatap heran suasa antara adik dan adik iparnya. "Apakah adik iparku selalu memiliki ketakutan setiap saat?" Pikirnya.

Dia tanpa sadar teringat Boa saat awal menikah dengannya. Betapa bajingannya dirinya waktu itu.

Wajah Boa yang panik dan ketakutan ketika melihatnya. "Mereka berdua sangat mirip." Gumamnya pelan.

Rio berjalan masuk dan berhenti dimana Reva tertidur pulas.

Dulu, ketika menatap wajah Reva yang sangat mirip dengan wajah Allen ini, dia sangat senang dan tergila gila. Tapi, menatapnya sekarang, sungguh membuatnya jijik.

Sky menyadari satu hal ketika melihat wajah Reva. "Allen?" Gumamnya, lalu melirik wajah Rio yang masih menatap Reva dengan tatapan yang sulit diartikan.

Muge datang dan bertanya apakah mereka sudah makan malam?

"Ya, kami sudah. Jadi tidak perlu menyiapkannya seperti kemarin." Sky tersenyum dan mengusap kepala Muge dengan lembut lalu berkata bahwa dia lelah dan ingin segera istirahat, lalu berlalu begitu saja.

Unperfect MarriageWhere stories live. Discover now