BAB 35

1.9K 117 2
                                    

Rio dan Allen baru menyadari hilangnya Muge dan Glen. Mereka mencari kesana kemari dengan begitu gelisah, tapi sama sekali tidak menemukannya dimanapun.

Apakah timingnya harus sesempurna ini?

Allen merasa, Rio hampir saja ingin mengutarakan perasaanya lagi. Tapi ketika menyadari bahwa kedua anak itu menghilang, mereka jadi tidak benar benar menuntaskan semua perasaannya satu sama lain.

Dia melirik wajah Rio yang masih panik, dan bergumam.

"Mengapa harus sekarang?!"

Perasaannya tiba tiba menjadi kacau. Sebenarnya, dia sudah sadar sedari tadi kalau Muge dan Glen tidak ada di sekitar mereka, dan dia lebih memilih untuk mengabaikannya. Karena dia tau kalau itu pasti adalah rencana Glen.

Awalnya dia merasa puas dan senang dengan pemikiran brilian anaknya. Dia bahkan sudah menyiapkan pujian apa yang akan diberikannya kepada bayi kecilnya yang pintar itu. Tapi sekarang, tiba tiba saja suasana hatinya sudah tidak bagus lagi.

Dia ikut mencari seperti benar benar kehilangan anak kesayangannya, tapi wajahnya yang acuh sama sekali terlihat kalau dirinya merasa bosan dan malas untuk segala hal. Sayang sekali, tidak ada siapapun yang menyadarinya.

Rio menghubungi sekertaris Jun untuk membawa beberapa pengawal agar ikut mencari Muge dan Glen, dan sekertaris Jun dengan sigap mengarahkan beberapa orang kepercayaannya untuk segera ikut andil dalam pencarian itu.

.

Disisi lain, Muge yang ditemani Glen, Beno dan Noel baru saja mempersiapkan diri dalam antrian untuk menaiki biang lala besar didepan mereka.

Glen sedikit gugup tapi terlihat sangat senang karena dia baru pertama kalinya menaiki wahana seperti kincir angin besar ini.

Sebelumnya, dia hanya bisa melihatnya dari buku dan televisi saja. Dia tidak mengira kalau akhirnya dia benar benar memiliki kesempatan untuk menaikinya juga.

"Kakak Muge, ketika kita sudah berada diatas sana, aku akan menjadi manusia paling besar dan tinggi dibumi." jari kecilnya menunjuk kearah  dimana tabung biang lala berada di bagian paling atas.

Matanya seketika begitu bercahaya seperti "Cling.." dengan kilauan yang begitu nyata.

"Ya, dengan begitu Glen ku harus bisa melindungiku." ujar Muge tersenyum lembut sembari mengelus rambutnya dengan tubuh yang sudah berjongkok dihadapan Glen.

Lalu, seketika "Cupp..." Glen mengecup pipi Muge.

Dia tidak tau mengapa, setiap kali senyuman lembut dengan sempurna terpancar menghiasi bibir kakak Muge nya, dia sangat ingin menciumnya.

Dia juga berpikir untuk  menjadikan pria cantik itu sebagai miliknya seutuhnya.

Dia bertanya tanya, jika Muge sudah benar benar terlepas dari ayahnya, apakah dia akhirnya mau menikah dengannya? Rasanya dia ingin cepat besar saja. Dia tidak sabar ketika kakak Muge nya hanya benar benar menjadi miliknya seorang.

"Ayahku, dia sudah memiliki ibu disisinya. Jadi, kakak Muge sekarang adalah milikku." gumamnya tersenyum kecil.

Mata bulat besarnya seketika menjadi gelap tanpa cahaya sedikitpun. Itu terlihat sedikit menakutkan jika diperhatikan.

Beno dan Noel menyadari ada sesuatu yang tidak beres dari anak kecil ini. Beno sempat bertanya kepada Muge tentang siapa dia? Dan Muge menjawabnya dengan begitu antusis kalau Glen adalah anak dari suaminya.

Mereka berdua bertanya lagi dengan rasa penasaran.

"Anak? Dari siapa?"

"Apakah suamimu adalah seorang duda?"

Unperfect MarriageWhere stories live. Discover now