Pandangan pertama

25 2 0
                                    

Eva van der Meer menatap keluar jendela pesawat dengan perasaan campur aduk. Belanda, tanah kelahirannya, semakin menjauh dengan setiap detik yang berlalu. Di dadanya, ia merasakan keheningan yang menyedihkan, berpindah dengan kegembiraan yang tak terduga atas petualangan baru yang menantinya di Indonesia.

Pindah ke Indonesia adalah keputusan keluarga yang mengubah segalanya. Ayahnya, yang berasal dari Belanda, dan ibunya, keturunan Indonesia-Belanda, memutuskan untuk kembali ke akar nenek moyang mereka. Bagi Eva, yang tumbuh di Amsterdam, langkah ini seperti melompat ke dalam samudra yang tak dikenal.

Tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, aroma khas Indonesia menyambut Eva. Udara hangat menyentuh kulitnya, menyapa dengan kelembutan yang menghibur. Keluarganya menyambutnya dengan senyum hangat, memperkenalkan kebudayaan yang berbeda, namun hangat.

Hari pertama di sekolah baru membawa campuran kegugupan dan antusiasme. Eva memperhatikan dengan hati-hati setiap detail, mencoba memahami dunia baru yang meliputi dirinya. Dan di sana, di ruang kepala sekolah dia sedang dikasih tau bagaimana cara pembelajaran di sekolah Indonesia sambil didampingi oleh ibunya

"permisi bu"

dia melihatnya Candra, dengan senyumnya yang ramah dan mata yang bercahaya, menarik perhatiannya seketika

"Ibu memanggil saya? "

"Perkenalkan ibu, eva, ini adalah Candra anggota OSIS di sekolah ini"

"Candra ibu memanggil kamu disini untuk mengajak Eva untuk berkeliling di sekolah ini supaya dia bisa tau, kamu bersedia"

Namun Eva masih belum paham apa yang diomongin oleh kepala sekolah dan anak laki-laki itu.

"Tapi habis upacara ya bu"

"Oh gausah sekarang aja biar Eva bisa tau uapacara di Indonesia" Ucap ibunya Eva

Candra pun menyetujuinya dan dia mengajak Eva untuk pergi

"ayo eva... "

Namun eva masih belum mengerti apa yang mereka bicarakan, kemudian ibunya eva menjelaskan semuanya kepada eva menggunakan bahasa Belanda

"Eva, dit is Candra, ze is lid van de studentenraad op deze school, ze zal je mentor zijn op deze school en nu kun je alles te weten komen wat je wilt weten op deze school." (Eva, ini Candra, dia adalah anggota OSIS di sekolah ini, dia akan menjadi mentor kamu di sekolah ini dan sekarang kamu bisa mengetahui semua hal yang ingin kamu ketahui di sekolah ini.)

Eva pun mengerti, dan mereka berdua keluar dari ruangan kepala sekolah namun sebelum mereka berdua menjelajahi seluruh sekolah ibu Eva berbisik kepada Candra "aku titipkan dia kepadamu, Eva tidak bisa bahasa Indonesia dia hanya bisa bahasa sehari hari saja, jika kamu bisa berbahasa Inggris Eva akan mengerti apa yang kamu bicarakan"
Kemudian ibunya Eva dan Candra saling bertatapan dan Candra tersenyum sambil menganggukkan kepalanya

[ di halaman sekolah ]

Tatapan eva terfokus saat melihat para paskibra sekolah dan siswa siswi yang berbaris di lapangan, dia bertanya kepada Candra "What is that?" Jarinya menunjuk ke para paskibra

"Ohh it's the flag-raising squad, but you can call it paskibra"

Matanya hanya tertuju pada paskibra dan saat bendera merah putih siap, dia mendengarkan INDONESIA RAYA untuk pertama kalinya

"This is Indonesia's national anthem?" Ucap Eva sambil melihat Candra yang sedang hormat dan dia berkata "what are you doing? "

"Yes, it's the Indonesian national anthem, and I'm saluting the flag right now." Jawab Candra

Eva akhirnya mengikuti Candra menghormat kepada bendera sampai bendera itu sampai diatas setelah penghormatan selesai mereka melanjutkan lagi berkeliling sekolah

"Eva Where do you want to go around the school?"

"Mmm how about starting with my class"

Candra sangat bingung karena dia belum tau Eva kelas mana dan kepala sekolah tidak kasih tau dia tentang kelas Eva "Your class, I don't know which class you are yet." Ucap Candra

"The principal said I'm in 11th grade C"

Candra terkejut "C?" Ucap Candra

"Yeah yeah yeah I know I'm stupid so I'm in the lower grades."

Candra tertawa mendengar ucapan Eva karena dia berpikir kelas C adalah kelas rendah sebab hanya ada 4 kelas A-D

"What are you talking about? There is no discrimination here, it's just like class A, do you think all the students are smart? No, in every class there are smart and stupid" (Apa yang kamu bicarakan? Tidak ada diskriminasi di sini, ini seperti kelas A, apakah kamu pikir semua muridnya pintar? Tidak, di setiap kelas ada yang pintar dan bodoh)

"Oh really" Ucap Eva

"Yeah, And you know the good news is that the class you just mentioned is my class."

Eva terkejut dan terlihat tersenyum ketika dia tau kalau kelas yang dia masuk memiliki cowok yang memiliki sifat ceria dan penuh semangat dia menyadari bahwa perjalanan sekolahnya akan lebih menyenangkan dengan kehadiran Candra di sekitarnya.

Selanjutnya>>>

Langit biru dimatakuWhere stories live. Discover now