Dendam

599 40 1
                                    

Vote komennya jangan lupa sekalian follownya

.

.

.

Tenang tanpa adanya suara manusia di dalam kamar pasien rumah sakit selain suara alat yang berbunyi di sebelah anak laki-laki yang perlahan membuka matanya merasakan badannya pegal karena kebanyakan tiduran.

"Asta." Asta menoleh didapatinya yaitu Ezra sehabis mengecek kondisi Dias yang belum lama sadar dari pingsannya.

"Kenapa? Pegal? Sini papa bantu kamu duduk." Ezra membantu Asta agar anak itu duduk dengan nyaman.

"Om, mama gimana?" tanyanya.

"Mama baik-baik aja."

Ceklek

Muncul dua orang pria membawa kresek berisi makanan dari luar berjalan menghampiri mereka sambil tersenyum.

"Afin beli banyak roti sama susu kotak." ujarnya meletakkan kresek di atas nakas.

"Mau ayam geprek." pinta Asta ditatap tajam Griffin.

"Apanya ayam geprek? Ga ada. Kamu lagi masa penyembuhan malah minta makanan begituan." omelnya dibalas cengiran Asta.

Memang seperti itu jika Griffin dan Asta disatukan. Lain hal nya saat Asta masih di bawah alam amnesianya yang berbeda sifat 180° sama Asta yang sebelum mengalami kecelakaan dan mulai amnesia.

Asta sebelum amnesia tidak ada namanya bar-bar tetapi hanya seorang laki-laki manis manja yang berlindung di balik badan ibunya sendiri.

Asta yang cengeng dan manja harus merasakan namanya kecelakaan berujung amnesia yang membuat ingatannya hilang dan sifat anak itu berubah menjadi Asta yang bukan Griffin kenal.

Mau sekeras apa pun menyadarkan Asta tidak ada yang berhasil. Dias yang meminta untuk membiarkan Asta menjalani hidupnya sendiri bersama sifat gelapnya.

Sisi positif Asta anak itu mendapatkan sebuah rumah kedua untuk dia singgahi berkat Samudra yaitu Secular.

Adanya Secular Asta mendapatkan teman yaitu Fajri dan Nagina lalu ditambah karena Secular berada di bawah pimpinan atas bernama Destion X dia juga gampang berinteraksi bersama komunitas lainnya.

Kecuali Valutetion. Asta sampai saat ini belum mendapat jawaban kenapa Febrian sangat begitu membencinya. Kalau karena Fergio? Asta sangat tidak percaya.

Ke manakah Febrian dan Bara di saat Asta sudah mengingat semuanya masa-masa lalu kecuali masa lalu kedua orang tuanya.

Elvern mengelus kepala Asta beralih duduk di sebelahnya menggenggam tangannya seolah memberinya kekuatan.

"Pa eh om Ezra Asta mau lihat mama." minta Asta diangguki Ezra walaupun hatinya sedikit nyeri mendengar anak itu kembali memanggil dirinya om.

Sebuah kursi roda yang dinaikki oleh ibu Asta mendekati mereka yang ada di sana karena Ezra mendorongnya dari belakang.

Tatapan pertama Dias mengarah pada Elvern dan cowok itu nampak tercengang badannya perlahan bangkit duduk kakinya mulai berjalan ke arah Dias melupakan tangan yang sebelumnya menggengam tangan Asta.

Rintik kecil bewarna bening jatuh dari kelopak mata wanita yang masih menatap pria itu seperti merasakan sesuatu yang tidak pernah terpikir kalau itu nyata.

"Kamu—"

"Elvern. Elvern Genka Alvela. Ini aku Genka." ucap Elvern berdiri di hadapan Dias.

JEGERRRR

BARASTA (ON GOING) Where stories live. Discover now