Permintaan

611 40 2
                                    

Vote komennya jangan lupa sekalian follownya

.

.

.

FLASHBACK ON

Senyum Asta dan Griffin mengembang. Mereka keluar dari ruang dokter usai mendengar ucapan dan saran dari si dokter.

"Lo duduk situ dulu gue mau ambil obatnya."

Asta menurut perkataan Griffin benar adanya setelah di cek Asta benaran hamil dan sudah berjalan 2 minggu pantas saja semakin hari jalannya semakin lamban.

Pipinya perlahan akan membuntal akibat kehadiran si baby dalam perutnya dia tepuk berharap semua yang dia lewati bersama Griffin ketika berhadapan dengan dokter adalah mimpi.

"Nyata njir.. Ehh nyata dong astaga ga boleh toxic nanti nurun ke babynya. Tapi, masa iya ngomong ma si Bara? Kalo ngomong terus dia ga mau tanggung jawab gue hantam pake batu besar beneran ini mah. Aduhh gue mau senang apa sedih hari ini?" tanya Asta menutup wajahnya memakai tangan.

Setelah mengambil obat Griffin kembali berjalan mendekati Asta yang masih belum sadar kalau dirinya sekarang sudah berhenti di hadapannya.

"Ta? Oyy, ngapain nutupin muka? Ngantuk? Ayo balik markas." ajak Griffin diangguki Asta.

Di mobil perasaan Asta tidak tenang yang membuat duduknya tidak nyaman.

"Kenapa? Jangan stress ingat kata dokter ga boleh stress sama atur pola makan lo."

"Gue ingat elahh."

"Yaudah rileks gausah mikir apa-apa dulu." peringat Griffin dilirik sinis Asta.

"Dih, santai ngeliriknya." Asta diam tidak membalas saat Griffin menoyor kepalanya dia memilih tubuhnya selonjorkan ke kursi mobil.

"Rileks Ta rileks."

"Tch gimana gue mau rileks pin." keluhnya memijat pelipisnya.

"Kenapa emangnya?"

Asta menghembuskan nafasnya sejenak, "gue takut ada yang bilang ke Bara kalo gue hamil."

"Siapa yang udah tau?"

"Lo, gue, Varen, Clara, Nagina ma Fajri. Febrian juga sih."

"Gue rasa sih mereka ga bakal ngasih ta—"

"Dan lo juga jan mentang mantan Valutetion lo umbar hamil gue ma si Febrian."

"Lah hubungan gue sama ketua Valutetion kan udah ga ada lagi Ta. Tadi juga lo bilang sendiri kalau Febrian udah tahu."

"Siapa tau lo pengkhianat terus lo diam-diam bilang ke Febrian selaku tuh bocah sepupu tirinya Bara."

"Yang gue tau juga Febrian ga ngakuin Bara sepupunya."

Asta mengedikkan bahunya matanya menghadap ke jendela mobil milik Valutetion.

"Aneh tapi nyata."

"Maksudnya?"

"Gue jadi mau tau oh ya lo belum tau ya kalo gue sama si Bara temen dari kecil." Griffin tersenyum kecil yang tetap saja tidak bisa Asta lihat senyumannya itu.

"Kok gue baru tau?" tanya Griffin.

"Ya makanya gue kasih tau sekarang."

"Iya santai, terus?"

BARASTA (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang