Menjauh lagi

501 33 0
                                    

Vote komen jangan lupa sekalian follownya

.

.

.

Fergio berada di kamarnya bersiap untuk tidur sebelum itu dia meletakkan kacamata yang selalu bertengger di wajahnya setiap kali dirinya menatap laptop dan membaca laporan pekerjaannya.

"Hoamm.. Ngantuk." tangan Fergio memegang laci padahal dirinya tidak ada niatan untuk membuka laci selain meletakkan kacamata miliknya di atas nakas.

Bingkai berisi foto dirinya, Asta dan Radias memunculkan kerutan dahi Fergio.

"Oh pasti kebawa, pantas saja ada di sini. Besok di balikkin." gumam Fergio memasukkan kembali foto ke dalam laci bersamaan datangnya Ranava, istri barunya yang Fergio sangat cantik nan mulus berhasil dia miliki hendak tidur bersamanya usai dari kamar mandi.

"Aku kira kamu udah tidur sayang." ucap Ranava naik ke kasur.

"Tidur bareng kamu sayang." balas Fergio memeluk Ranava manja.

"Boleh."

Belaian lembut yang Ranava beri ke Fergio membuat pria itu mulai perlahan masuk ke dunia mimpi.

"Good night ~ chup."

Besoknya di siang hari, Asta kembali mual-mual usai pulang dari sekolah. Niat Asta ingin membawa motor sendiri sejak awal sebelum pergi ke sekolah tadi pagi tetapi, tubuhnya merasa sangat lemas jadi yang mengantar dirinya ke sekolah serta membawanya pulang ke markas adalah Varen.

"Bara kemana sih? Kok lo yang jadi antar gue sekolah sama ke markas? Suruhan Bara?" tanya Asta.

Varen menggaruk tengkuknya bingung ingin menjawab apa.

"Bara itu Ta.. mau ada rapat osis makanya dia duluan ga sempat jemput lo terus yaudah gue deh yang disuruh antar lo sekolah sama ke sini atas permintaan lo yang ga mau balik ke rumah." ngarangnya.

Asta mengedikkan bahunya, "lagian di rumah gitu-gitu doang. Ga ada yang spesial."

"Yaudah, ehh lo udah makan? Minum obat?"

Asta menggeleng.

"Waah.. NAAAA NAGINA WOYYY JANCUG SINI LO." teriak Varen memanggil Nagina sedang mengabsen satu-satu semut lewat di depan markas.

"Apaan?" Nagina menghampiri Varen dan Asta.

"Nih si garong katanya belum makan juga belum minum obat."

"HAHH?! ASTA? LO SERIUS?! CEPET LO MAU MAKAN APA? AYO GUE BELIIN."

"Ga ga Na. Gue ga laper."

"Lo ga laper, tapi bayi lo yang laper. Udah deh mau makan apa?"

"Capcay mau? Geprek? Ketoprak? Mie ayam kek Nazel?"

Kepala Varen ditempeleng Nagina bisa-bisanya kepikiran beli mie ayam di perut kosong dari pagi.

"Nasi kuning mau?"

"Nyet, udah siang. Beli di mana lo nasi kuning? Bikin sendiri? Ogah gue disuruh ke pasar."

"Dih gue ga bilang bikin deh. Heh orang yang punya banyak langganan mah dapat ae. Nih kalo si Asta bener mau nasi kuning sampe sini bener yang datang nasi kuning."

"Kalo yang datang nasi ijo?"

"Pala lo yang ijo. Cocok deh lo sama si Adudu." cerocos Nagina menoyor Varen.

Asta tertawa kecil menyaksikan kedua orang di depannya.

"Gimana Ta? Mau nasi kuning?" tanya Nagina memastikan.

BARASTA (ON GOING) जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें