Manja

963 46 0
                                    

Vote komen jangan lupa sekalian follownya

.

.

.

Asta semakin menempel pada Bara setelah di nyatakan dirinya hamil oleh Nagina dan Bara tidak mempermasalahkan hal itu melainkan hatinya senang cowok manis yang menjadi teman masa kecilnya dulu berhasil menjadi miliknya.

"Uhuk.. Uhuk.."

"Asta?" serempak pada menoleh ke arah Asta usai mendengar suara batuknya.

"Psst testpack Asta di mana Na?"

"Ada tuh di pegang ma orangnya."

Nagina tidak ada rasa curiga saat Fajri hendak meminjam Asta testpacknya yang dari Nagina.

Di kamar mandi markas Destion Fajri berhasil membawa testpack milik Asta.

"Gue ga percaya cowok bisa hamil." Fajri membongkar testpack dan saat benda kecil itu di porak-porandakanperlahan hilang garisnya satu karena Fajri menghapus garisnya menggunakan penghapus.

"Nah kan dah gue duga, akalan Nagina nih. Harusnya si Asta liat dulu dari awal waktu mau nge-cek, yakin tuh bocah masuk angin sih kata gue bukan karena hamil."

Fajri mengantongi testpacknya dan berjalan keluar.

Berpapasan sama Bara yang hendak keluar dari dalam markas membawa segelas susu putih.

Matanya melihat Bara memberi susu ke Asta.

"Bocah udah tau?" tanyanya heran.

"Oyy."

"COCOT LO BAU KEBO HAH?! bangsat lo Ren." maki Fajri habis di kageti Varen.

"Lo yang bau kebo lagian ngapain berdiri di sini? Sambil ngeliatin kapal Barasta."

"Barasta.. Bara dan Asta, cocok sih tapi—"

"Tapi paan? Waah lo ga sabar gendong anaknya mereka yee."

Fajri menatap Varen datar. Haruskah dia jujur atas kelakuan Nagina terhadap hasil testpack Asta?

"Lo ngapa njir? Jan gitu muka lo, serem."

Tiba-tiba Fajri menarik Varen keluar dari markas menuju arah sedikit jauh dan meletakkan testpack Asta ke tangannya.

"Paan nih? Lah, testpacknya si Asta?"

Fajri mengangguk.

"Bro, Asta ga hamil."

"Kata Nagina dia ham—"

"Lo liat garisnya."

Varen melihat garis yang di maksud Fajri.

"Satu? Ini kok kayak bekas di apus?"

"Ya itu gue yang ngapus."

"Kalo satu berarti negatif."

"Lo benar. Gue ga tau alasan Nagina nuduh Asta hamil kenapa."

Varen menunggu Fajri kembali bicara.
"Awalnya gue ragu kalau Asta hamil. Gue anggap Asta masuk angin."

"Asta tolol, ga ngecek kali yak pas mau loginin ke airnya."

"Mungkin di situ dia penasaran campur gelisah jadi langsung trobos."

Fajri dan Varen terdiam larut dalam pikiran masing-masing.

"Jan lo buka rahasia ini ke yang lain, khusus kita berdua aja dulu." peringat Fajri.

"Oke santai ae ma gue."

BARASTA (ON GOING) Where stories live. Discover now