Tragedi Asta

697 41 0
                                    

Vote komen jangan lupa sekalian follownya

.

.

.

"Adohhh jan gigit pala gue Astaaa." berontak Varen memasukkan jarinya ke dalam mulut Asta agar berhenti menggigit kepala.

Di kelas Asta geregetan sama Varen makanya dia mendekat dan mulai menggigit kepala Varen hingga memunculkan bekas gigi Asta.

"Duhh buset bayinya Asta ngidam kepala gue anjir." Varen mengelus kepalanya biar rasa nyeri perlahan hilang.

"Eyy eyy woy lepasin jari lo Ren. Mau tangan lo terus digigit begitu?" tanya Nagina membantu lepaskan jari Varen dari dalam mulut Asta.

"Akhirnya lepas." lega Varen jarinya berhasil selamat keluar berkat bantuan Nagina.

Nagina juga membantu Asta untuk turun dari meja yang dia gunakan menjalani misi ngidamnya yaitu menggigit kepala Varen.

"Ta kalau lo ngidam yang bener aja Ta. Untung kepala gue ga jadi model cepmek."

"Rambut model cepmek iya. Lah lo kepala model cepmek gimana konsepnya." ujar Nagina menggelengkan kepalanya mendengar ucapan konyol Varen barusan.

"Gue mau duduk."

"Lah ini lo lagi mau duduk di tempat lo sendiri Ta." ucap Nagina melihat Asta berdiri di depan mejanya.

"Ga mau duduk sini maunya situ." melihat Asta menunjuk ke meja guru yang kosong, semua terkecuali orang yang tidak sedang dekat dengan Asta sekarang nampak wajahnya kebingungan.

"Ngapain duduk di meja guru?" tanya Varen.

Asta mengedikkan bahu anak itu berjalan ke arah meja guru tangannya mengeluarkan kotak yang benda di dalamnya akan dia hisap setelah dinyalakan dengan korek api.

"Eh eh Ta." panggil Nagina melihat Asta duduk di kursi guru sambil merokok dalam kelas.

"Buset." - Fajri.

"Waah nih bocah agak beda."  - Varen.

Nagina menghampiri Asta berusaha mengambil rokok di jarinya sedangkan yang merokok sengaja menjauhkan rokoknya agar tidak bisa Nagina ambil.

"Siniin Asta." tegas Nagina.

"Fuhhh.. Mau ngapain? Minta? Nih setengah batang dari gue, nyalainnya pake korek punya Varen sana." usir Asta.

"Ga mau siniin rokoknya Asta lo kan lagi hamil." protes Nagina marah tangannya masih berusaha mengambil rokok Asta sedikit pelan takut mengenai dirinya atau ke Asta-nya.

"Woy Asta kasihin Nagina. Gue kasih tau Bara lo yee." ancam Varen.

"Dih cepuan yodah sono ga takut."

Varen dengan sengaja menunjukkan postur mengetik pada hpnya bersamaan datangnya Bara tiba-tiba merampas paksa rokok dari jari Asta.

"WOY."

Bara diam melihat Asta yang pasti amarahnya akan meletus.

"Bar si Asta lagi sensitif." Bara tidak menggubris kata Nagina dia mulai menghisap rokok sisa milik Asta dan mencium bibir Asta di depan Nagina.

"ANJING WOY BARA." kaget Nagina tidak percaya.

Asta mencoba melepaskan ciuman yang diberi oleh Bara. Mulutnya merasakan banyak asap rokok miliknya masuk.

"Uhuk.. Uhuk.. Bangs—uhuk.."

Nagina menarik Bara menjauh dari Asta membantu anak itu keluar dan berjalan ke arah mejanya.

BARASTA (ON GOING) Where stories live. Discover now