Penyebab & kemarahan

4.2K 164 0
                                    

Vote komen jangan lupa sekalian follownya

.

.

.

2 kubu berada di depan sebuah markas menatap motor yang jatuh akibat ulah cowok manis dengan tatapan tajamnya memegang balok kayu usai memporak porandakan motor di hadapannya.

"Tahan Ta, tahan emosi lo. Kita semua tau lo gagal dalam balapan malam ini."
Asta yang masih tidak terima menatap temannya sembari mengayunkan balok kayu siap untuk melepaskan kepala dari tubuh temannya.

"Hampura ga ga Ta, sok silahkan ancurin lagi motornya Ta." ucap Fajri si cowok rambut kribo yang suka melerai kalau Asta sulit mengendalikan emosi tetapi selalu gagal.

Asta menyeringai miring menatap sosok cowok di hadapannya dengan tatapan marah karena motor miliknya hancur berkat tangannya yang masih memegang balok kayu.

FLASHBACK ON

BRUMM... BRUMM..

NGENGGGG..

Asta dan Fajri fokus balapan di tengah jalan raya besar. Masa bodo terobos sama lampu merah dan truk besar yang ada di jalanan.

Kondisi jalanan memang rame dan padat tapi memungkinkan buat cowok manis pembalap handal mencari celah dari yang jalanan luas hingga yang sempit sampai bisa keluar dari acara kepadatan mobil besar dan kecil.

Asta biasa melakukan freestyle pada motornya. Di saat ada mobil yang hendak menyebrang Asta memilih membawa motornya untuk meloncat dan berhasil meninggalkan Fajri di belakang.

Sampai di markas Asta pemilik komunitas bernama Secular big team kedatangan seorang cowok memakai motor yang sepertinya motor Asta pun kalah kalau dari tampilan model.

Tetapi, kalau urusan tampilan kecepatan dan aksi? Mau ajak Asta collab huh? Sabi!

Cowok itu turun dari motornya berjalan ke arah Asta yang di jarinya memegang putung rokok belum lama di nyalakan oleh Fajri.

"Lo siapa? Ada urusan apa ke sini?" tanya Asta memasang wajah remeh.

"Malam waktunya pulang. Di jalanan dilarang membawa motor di atas kecepatan rata-rata dan menerobos lampu merah." ucapnya membuat Fajri mengangga.

"Temen lo?" tanya Nagina ke Asta dibalas gelengan darinya.

Asta berdiri dari duduknya berjalan ke arah cowok yang berhasil membuat mood nya naik untuk menghajar wajah orang yang seenaknya menceramahi dirinya padahal kenal juga tidak.

"Lo siapa? Hah? lampu merah aja ga protes ke gue gegara gue terobos. Kok malah lo yang protes? Ga senang? Lo anak polisi? Presiden? Siapa nama lo? Gue ga takut." ucapnya menantang menghisap rokok dan menghembuskan asapnya ke wajah pria di depannya.

"Saya Bara dan kamu adalah Dimasta Rakaliel si anak pencari masalah di sekolah." jawab Bara membuat Asta terbatuk akibat asap rokok.

"Uhuk.. Uhuk.. Kenal gue? anak mana lo? Mata-matain gue lo hah?" Asta bingung bagaimana orang di depannya tahu namanya sedangkan dirinya baru tahu nama orang di depannya siapa.

"Ehh bentar lo bukannya... Bara Kelvan Pratama yang osis itu ga sih?" tanya Nagina membuat Asta dan Fajri melotot kaget.

"Osis? Waah kesempatan woy woy fotoin si Bara osis main ke tempat kita terus di pasang di mading kalo anggota osis yang ini tercebur dalam tongkrongan malam." usul Asta heboh.

"Yeuuu blok Bara bagian keamanan sekolah anjir, lah lo malah kek ngajak gelud sama dia." ujar Fajri di balas anggukan Nagina.

"Semua yang ada di sini harap pulang." ucap Bara menatap anak buah Asta.

"Woy anjing yang berhak ngatur di sini cuma gue. Lo cuma osis di sekolah ga ada hak ngatur di markas gue." Asta mendorong Bara tidak peduli dengan ucapan Fajri dan Nagina jikalau Bara akan membalasnya lebih parah lagi.

"Kenapa lo diam? Takut? Ck cuih." Bara menatap Asta mengambil botol hendak meminum.

"Saya tantang malam ini balapan sama saya sekarang, yang kalah turuti apa kata yang menang dalam sebulan." tantang Bara tidak suka melihat Asta berhasil membuka penutup botol.

"Nantang? Ayo sini." Fajri memegang botol yang sebelumnya ingin di minum  Asta.

Sebelum mulai Asta mencari posisi nyaman pada helmnya begitu pula dengan Bara.

Di rasa sudah siap 2 cowok itu mulai menarik gas usai mendengar suara pistol sebagai kode 'mulai' dari Nagina.

BRUMMM...

BRUMM...

NGENGGGG..

NGENGGGGGGGG..

Asta menarik alih Bara untuk balapan di tengah jalan raya besar padahal niat Bara hanya balapan memutar kawasan markas. Mau tidak mau dia mengikuti alur Asta.

Berkali-kali Asta hampir menabrak truk yang ngerem mendadak tetapi berhasil dia lalui.

Sedikit lagi hampir sampai di pertigaan menuju markas. Tetapi, Asta harus menerima kekalahan akibat dia memakai jalur kiri bersamaan mobil keluar dari salah-satu gang.

Tidak ingin ada kecelakaan Asta melihat Bara menarik gas motornya memakai kecepatan yang selalu dia pakai di jalur kanan sedangkan dia mode pelan menunggu badan mobil keluar sempurna dari dalam gang.

"BANGSAT ANJING! SIALAN! TAI SETAN LO YA!" maki Asta dari dalam helmnya. Setelah sampai di markas dia melihat wajah Bara meremehkan dirinya.

Asta yang dasarnya benci dengan kekalahan mengambil balok kayu menjatuhkan motor Bara dan memukulnya secara brutal.

FLASHBACK OFF

Bara menatap Asta sengit begitu pula sebaliknya dengan Asta menatap Bara.

Kawanan teman Bara datang melihat motornya penyok akibat ulah Asta.

"Serang ga bos?" tanya Varen.

"Ga, jangan. Dia urusan saya. Urus saja urusan kalian terutama pacar virtual lo Ren."

"Motor lo?"

"Ga penting."

Asta tersenyum bagaikan psikopat yang berhasil membunuh mangsanya.

"Dimasta Rakaliel si kecil ini mengajak gue main-main." batin Bara.

Votenya komennya ayo sekalian follownya

N. Cerita ini belum sepenuhnya di revisi dari awal sampe di titik end cerita. Kalau pusing akibat belibet sama book ini segera tinggalkan saja thnks. Dan jika masih penasaran sama ceritanya lanjutkan bacanya dan tunggu up selanjutnya hingga end.

©darcklone

BARASTA (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang