022

62 13 0
                                    

Menjadi seorang karyawan di sebuah perusahaan sama sekali tidak pernah masuk kedalam list cita-cita Han Yuan selama ia hidup. Namun, pilihan orangtua lagi-lagi mendominasi seluruh hidupnya selama ini.

Cita-cita nya sebagai mahasiswa kedokteran perlahan-lahan gugur, digantikan mahasiswa bisnis dan berakhir menjadi Han Yuan yang sekarang. Dan lagi-lagi, Han Yuan setidaknya bersyukur dengan hal yang tidak sesuai dengan keinginannya.

Naik jabatan ke posisi yang tinggi dalam kurun waktu beberapa tahun di perusahaan, membangun relasi yang baik, memiliki lingkungan pertemanan yang sehat, dan juga lahirnya Han Tian kedunia sungguh seperti balasan untuk hasil jerih payahnya beberapa tahun lalu. Serta datangnya seseorang yang akhir-akhir ini mengisi kekosongan di keluarga kecilnya.

"Yuan, perlu kubantu memasang bohlam baru di kamar mandi? Tian bilang padaku jika bohlam lampunya mati pagi tadi"

Han Yuan tersenyum lebar. "Aku akan bawakan bohlam baru!" Ia segera turun dari kursi menuju lemari penyimpanan, mengambil bohlam baru, kemudian menghampiri Paula yang sudah di kamar mandi bersama Tian.

"Menyenangkan sekali menjadi wanita tinggi ya..." Han Yuan berujar sambil memperhatikan Paula yang mulai memasang bohlam dengan bantuan bangku kecil. "Ya, kurasa memang begitu. Tolong bantu aku memanfaatkan tubuh tinggiku"

Han Yuan kembali tersenyum, jantungnya berdegup, dan rasanya ia sudah terbiasa dengan degupan ini. Ternyata jatuh cinta masih terasa menyenangkan baginya.

Melihat aunty kesayangannya duduk diruang tamu dengan layar laptop yang menyala, Tian segera mengambil buku gambar dan crayon-nya, duduk di samping Paula kemudian mulai menggambar.

"Aunty, bolehkah Tian meminta tolong untuk membantu contohkan gambar burung kecil disini?"

"Tentu"

"Bagaimana dengan gambar mobil?"

"Ya"

Tian memperhatikan aunty-nya yang mulai memberikan contoh-contoh gambar di buku gambarnya. Setelah Paula selesai, Tian mulai menggambar hal yang sama dengan Paula walau hasilnya tidak semirip dengan gambaran Paula.

"Langkah yang bagus"

Melihat putranya yang mulai mengalihkan fokus Paula, Han Yuan segera menghampiri mereka, agar Tian hanya mengganggunya saja.

"Oh, Kak... Gambaranmu sangat bagus!" Han Yuan memperhatikan hasil gambaran Paula dengan kagum.

"Terimakasih"

Tak ingin mengganggu Paula lagi, Han Yuan melemparkan pertanyaan pada Tian. "Jadi, bagaimana hari pertama disekolah hari ini?"

"Tian ingin cepat-cepat pulang"

Han Yuan mengangguk mengerti, putranya tidak begitu cepat dalam beradaptasi di lingkungan baru. Namun Han Yuan tidak begitu mengkhawatirkan soal itu karena Han Yuan tahu, putranya akan secepatnya beradaptasi setelah ini.

"Ada yang bernama Praew... Ia sangat suka berbicara namun juga suka menangis"

"Tian berteman baik dengannya?"

Tian menggeleng. "Praew mengikuti kemanapun Tian pergi dan berbicara tanpa henti..."

Han Yuan tertawa membayangkannya. Yah, setidaknya ada yang menemani putranya selama disekolah tadi. "Itu tandanya Praew ingin berteman dekat dengan Tian, terdengar seperti itu kan?"

.

Han Yuan menatap punggung Paula dengan ragu. Keduanya berjalan menuju pintu, Paula akan pulang sekarang.

"Sungguh tidak ingin bermalam disini saja?"

Paula berbalik dengan heran kemudian tersenyum. "Hm... Aku tidak yakin."

Paula and Her Young ManDonde viven las historias. Descúbrelo ahora