011

40 3 0
                                    

Selesai dengan acara mandi, Tian sudah membuka buku kamus bahasa Inggris khusus anak berumur 3-7 tahun dimeja makan. 

"Han Tian, sudah berapa kali papi katakan untuk tidak membaca buku pelajaran dimeja makan?" Han Yuan segera menegur, meletakkan menu sarapan mereka diatas meja. 

Bibir Tian mengerucut, menutup kembali bukunya dan fokus pada makanannya. 

"Maafkan papi ya? Tapi papi ingin menikmati sarapan bersama Tian dengan baik. Papi jarang bertemu Tian hingga kita kembali kerumah, kan?"

Tian mengangguk mengerti. 

"Jadi, papi dimaafkan?"

Tian berpikir beberapa saat kemudian menggeleng. 

"Oh? Bagaimana bisa?"

Tian menatap keluar jendela, bersedekap tangan, menunjukkan bahwa ia benar-benar tidak ingin memaafkan papinya. Peralihan wajahnya juga menyembunyikan bahwa ia sedang tersenyum geli mendengar papinya berusaha membujuknya. 

"Mungkin beberapa minggu kedepan papi tidak bisa membuat cookies lagi..."

"Jangan!" Tian berseru cepat kemudian ia mendengar suara Han Yuan tertawa. 

"Tian tidak pandai berpura-pura"

Suasana pagi yang sangat hangat sebelum keduanya berpisah didepan penitipan anak pagi itu. 

Han Yuan menaiki bus menuju kantor. 

"Halo, Han?" Sapaan kerap ia dengar begitu ia memasuki area kantor. Well, ia sebenarnya se-terkenal itu. Semua ini karena Proom–jika tidak karena apalagi? 

"Ada anak magang. Kudengar dari Rina jika yang mengurus adalah Jim. Apa menurutmu mereka akan betah? Banyak masalah akhir akhir ini dibagian pemasaran–sumber masalahnya adalah Jim sendiri. Kupikir ia pasti stress dan bisa saja terjadi hal buruk pada anak magang disana"

Han Yuan mendengarkan sambil menatap 4 orang yang berseragam kemeja dan celana kain bersih, menghadap ke arah satu pria berwajah frustasi. 

"Nah, Han... Tolong sampaikan ini pada Khun Proom ya? Jika sesuatu terjadi lagi, mungkin yang terkena imbasnya adalah aku."

"Kau menyuruhku menyampaikannya pada Bos Proom?! Lalu siapa yang akan menggantikan Chen kalau begitu?!"

Wanita berdarah Kamboja itu terdiam beberapa saat. "Tak apa jika itu digantikan olehku..."

"... Atau mungkin kau ingin menawarkan djri?" Lanjutnya. 

"Tidak mungkin"

"Mungkin saja! Ya? Ya? Aku frustasi mengurus berbagai masalah. Semua harus kulakukan sendiri! Apa boleh buat? Hanya kali ini Han..."

"Tidak bisa, aku juga punya urusan" Han Yuan kembali menolak. 

"Urusan apa? Kupikir kau yang paling santai dikantor. Kau juga kerap pulang awal. Apa yang dikerjakan olehmu?"

Han Yuan menarik nafas panjang, sebelum mengatakan. "Aku punya seorang anak dirumah. Aku mengurus pekerjaan dari rumah. Bahkan hari ini aku masih harus mengurus pekerjaan bersama Bos Proom. Cukup, aku bahkan tidak pernah bekerja dibidang pemasaran. Sebagai ketuanya, kau perlu bertanggungjawab untuk itu"

Tepat selesai berbicara, Paula dan Jake berjalan melewatinya kemudian berhenti. 

"Yuan, ayo" Paula mengajak.

"Okay, Miss" Han Yuan segera melangkah bersama Paula setelah menepuk pundak wanita tadi dengan prihatin. 

"Kuharap bukan masalah serius" Kata Paula ketika mereka sudah masuk kedalam lift. 

Paula and Her Young ManWhere stories live. Discover now