017

54 11 2
                                    

Entah sudah berapa kali Han Yuan mengelilingi sebuah pinggiran kota, membuat Tian yang duduk di samping kemudi menatap papinya heran.

Ia pikir, ia akan segera bertemu dengan aunty Pawpawnya, namun papinya sudah beberapa kali melewati jalan yang sama sejak tadi.

"Papi, kapan kita akan sampai? Uncle Jake tidak memberikan alamat yang salah kan?" Pertanyaan Tian menyadarkan Han Yuan.

"Benar! Tapi... Ini aneh" Gumam Han Yuan. Pikirannya berkecamuk. Apa maksudnya rumah Paula? Bagaimana dengan apartemen sebelumnya? Bahkan, arah jalannya pun sangat berbeda dan alamat yang diberikan Jake menuju ke pinggiran kota. Aneh, ini jelas aneh.

Akhirnya, Han Yuan mengalah dengan rasa penasarannya. Sesuai yang dikatakan Jake, mobil yang ia naiki berhenti disebuah kuno yang berukuran sedang. Pagarnya hanya sebatas pundak orang dewasa, dan hanya ada satu motor kuno berwarna cokelat muda terparkir di halamannya. Untuk memastikan, Han Yuan memotret foto rumah itu pada Jake.

Jake : Ya, benar!! Yang itu!

Han Yuan kemudian turun dari mobilnya, berjalan ke sisi mobil lainnya untuk membantu Tian turun. Tak lama, seekor anak anjing golden retriever keluar dari rumah kemudian menggonggong keras, tapi Han Yuan merasa anjing itu nampak kegirangan. Mungkin, karena ada pria kecil disebelahnya.

"Jangan terlalu dekat, itu berbahaya untuk pernafasanmu" Han Yuan memperingati.

Anjing itu terus menggonggong, ekornya mengibas cepat, terus bergerak mengikuti Tian. Anjing itu benar-benar menyukainya!

Pintu yang jauh dari pagar itu terbuka.

"Nara"

Benar! Pemilik rumah itu adalah Paula!

Sama seperti dengan Han Yuan, Paula membeku beberapa saat didepan pintu sebelum memantapkan kakinya untuk menghampiri keduanya.

"Masuk, jerapah kecil itu tidak boleh berada didekatmu" Ujar Paula. Seakan mengerti, anjing yang bernama Nara itu akhirnya berjalan menjauh, berdiri di pinggiran sambil menatap ketiga manusia didepannya.

"Good boy"

Paula segera membuka pagar, mendorongnya hingga habis dan mempersilahkan Han Yuan untuk memarkirkannya didalam. Sementara Han Yuan sibuk dengan mobilnya, Tian sudah berada dipelukan Paula.

"Aku tidak tahu kau akan datang" Kata Paula.

Apa wanita ini tidak bertanya darimana ia mendapatkan alamat rumahnya?!

Han Yuan hanya tersenyum kemudian mengikuti Paula masuk kedalam rumahnya.

Seperti tampilan luar rumah itu, semua yang berada didalam rumah itu benar-benar seperti rumah jaman dulu. Tidak ada AC, hanya ada sebuah kipas besar yang dinyalakan, bau kayu yang halus memenuhi ruangan, dan tampaknya hanya ada 2 kamar di rumah ini. Benar-benar sederhana, namun sangat nyaman.

Ditambah dengan penampilan Paula yang benar-benar berbeda dari yang sebelumnya. Celana kain panjang dan kaos putih oversize. Seakan-akan, Paula hanya seorang wanita biasa–terlepas dari julukan-julukan sempurna di negeri ini. Dan Han Yuan senang menyadari bahwa ia menjadi salah satu orang yang melihat wanita itu dengan sisi yang lain.

"Dulunya ini rumah ibuku" Paula membiarkan Han Yuan yang berjalan mengelilingi ruang tamu hingga akhirnya pria itu berhenti disebuah meja kayu yang diatasnya terdapat sebuah vas bunga dan satu figura kecil.

Paula muda dan seorang wanita yang terduduk dikursi roda, wanita yang lebih tua tersenyum lebar sementara Paula muda hanya tersenyum tipis–sangat tipis.

"Apa anda menyukai pekerjaan anda yang dulu?" Tanya Han Yuan tanpa berbalik, kedua netra kecoklatannya memperhatikan foto itu dengan baik.

"Ya, bisa jadi"

Paula and Her Young ManWhere stories live. Discover now