019

45 11 1
                                    

Suara kicauan buruk terdengar, udara hangat mulai menerpa kulitnya, walau terdengar sangat jauh, Han Yuan masih dapat mendengar suara aliran air. Menyadari bahwa ia berada di tempat asing namun nyaman, pria itu perlahan membuka kedua matanya.

Terbaring di jok mobil dengan jas yang entah milik siapa. Oh? Apa teman barunya semalam yang mengantarnya? Tapi terasa tidak mungkin, mereka tidak tahu alamat rumahnya dan lagi, jika mereka mengantarnya, kemana orang itu dan dimana ia sekarang?

Tiba tiba saja Han Yuan merasa overthinking. Dengan kepala yang masih pusing, Han Yuan membuka pintu mobil dengan perlahan. Tubuhnya berdiri dibantu pegangan atap mobil.

Kedua matanya menatap seorang wanita yang sedang duduk membelakanginya, menduduki rumput pendek.

Sepertinya, Han Yuan kenal pemilik punggung itu. Seperti Paula...-Kedua mata pria itu membelalak lebar ketika ingatan tentang semalam datang kedalam ingatannya.

Sial! Sial!

Han Yuan dengan cepat kembali masuk kedalam mobil. Namun tampaknya sang pemilik mobil menyadari suara pintu mobil yang tertutup.

"Tolong jangan hampiri aku... Tolong jangan hampiri aku..." Doanya dengan miris.

Tak lama, pintu di kursi kemudi terbuka.

"Yuan, sudah bangun?" Paula bertanya dengan nada khawatir.

Han Yuan ingin menangis sekarang juga, menutupi keseluruhan wajahnya dengan tangannya.

"Aku tidak membawamu pulang karena tidak ingin Tian melihatmu mabuk seperti tadi malam"

"Shhh! Saya mohon pada anda untuk tidak mengungkit itu"

Paula terdiam beberapa saat. "Hanya ingin membuatmu mengerti kenapa aku membawamu kemari"

"..."

"Aku bisa saja membawamu pulang kerumahku tapi-"

Han Yuan meraung dan perasaan bersalah atas sikapnya untuk semalam dan juga sikapnya sekarang yang mungkin terlihat tidak sopan, tapi ia sungguhan malu untuk itu.

"Ayo, kuantar pulang" Ucap Paula final. Wanita itu duduk di kursi kemudi kemudian mulai menjalankan mobil.

Han Yuan masih perasaan bersalah dan juga bingung. Sesekali ia menatap Paula yang menyetir, mengira bahwa sikapnya sangat tidak sopan padahal niat Paula sebenarnya baik.

"Miss... Saya ingin berbicara sesuatu dengan anda. Anda hanya perlu mendengarkan sambil mengemudi. Saya tidak akan mengucapkan kata-kata yang mengejutkan dan membuat anda tidak fokus mengemudi. Saya janji"

Paula tersenyum tipis. Menemukan Han Yuan yang asik berbicara sendiri dengan nada sedihnya. Dan ia menemukan bahwa pria itu sangat lucu.

Namun disisi lain, Paula menjadi pesimis. Mungkin Han Yuan akan menolaknya, maka dari itur suaranya terdengar sedih seperti itu.

Tak peduli dengan permintaan Han Yuan, Paula malah menepikan mobilnya. Membuat Han Yuan terkejut setengah mati.

"Miss, saya malu jika mengatakannya didepan anda..." Protesnya panik.

"Kamu bisa membelakangiku. Aku hanya ingin mendengarmu berbicara"

Han Yuan tersipu. Untuk mendengarnya berbicara sampai perlu menepikan mobil? Namun Han Yuan menurut, pria itu membalikkan tubuhnya, membelakangi Paula.

"Uh..." Han Yuan berhenti beberapa saat. Bingung untuk memulainya dari mana.

"Yang pertama, saya lebih ingin meminta maaf. Saya marah-marah tidak jelas"

Paula and Her Young ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang