Episode 63

87 6 0
                                    

Di sebuah hutan belantara yang rindang, Fuzhou sudah mulai menyiapkan untuk ritual yang selama ini ia tunggu-tunggu.

"Semuanya sudah siap tuan."

"Bagus, 10 hari lagi kita akan memulai ritualnya." Smirk Fuzhou.

"Kapan anda akan membawa gadis itu?"

"Lebih cepat lebih baik, tapi aku memberinya kesempatan untuk hidup sebentar lagi. Jadi tidak perlu terburu-buru." Fuzhou mengelap kasar bibirnya dari darah rusa yang baru saja ia minum.

"Apa kau sudah memastikan tidak akan ada siapapun yang bisa menemukan tempat ini?" Tanya Fuzhou.

"Sudah tuan, saya sudah memasang sihir yang cukup kuat supaya tidak ada seorang pun yang mampu menemukan tempat ini. Terlebih kita berada di tengah-tengah hutan belantara yang jarang orang masuki karena medannya berbahaya."

"Baguslah aku tidak perlu mengkhawatirkan akan ada orang yang merusak rencanaku." Smirk Fuzhou.

Tunggulah beberapa hari lagi aku akan mengusai seluruh kekaisan ini kembali! Fazura lihatlah dari atas sana hari kehancuran putra mu! Karena saat aku mendapatkan kekuatan gadis itu, tidak akan ada yang mampu melawan ku bahkan penyihir terkuat di dunia sekalipun!

.
.
.

Xaverius sedang berada di kastilnya, ia menyiapkan peralatan lengkap untuk memburu Fuzhou dan menghancurkan semua rencananya.

Tiba-tiba kepala Xaverius terasa sakit hingga langkahnya terhuyung kebelakang. "Ughh! Mimpi menakutkan itu bahkan sampai hadir saat aku sadar! Ini tidak bisa dibiarkan!"

Masa depan yang kulihat dalam mimpi benar-benar menakutkan! Api di mana-mana. Entah apa arti dari mimpi itu. Biasanya itu adalah penglihatan di masa depan atau hal yang akan terjadi di masa depan. Aku tidak bisa membiarkan Kekaisaran ini hancur begitu saja, apalagi aku masih hidup, tak akan kubiarkan!

Xaverius mempercepat persiapannya. "Sekarang aku tidak perlu khawatir berlebihan pada Celine karena yang mulia ada didekatnya. Fokus utama ku adalah Fuzhou! Aku harus berhasil menyingkirkannya sekarang juga."

"Ketua? kapan anda kembali?" Faza memasuki ruangan Xaverius untuk membersihkannya lalu tak sengaja melihat Xaverius.

"Barusan" Masih fokus pada alat-alat sihirnya.

"Apa yang mau Ketua lakukan dengan semua alat sihir itu?" Heran Faza.

"Aku akan pergi memburu Fuzhou."

"Sendirian? Bukankah itu berbahaya?"

"Lalu dengan siapa lagi? Aku harus menghentikan dia sekarang juga sebelum dia menjalankan rencananya."

"Terakhir kali Ketua bertarung dengannya Ketua hampir kalahkan?"

"Apa kau bilang? Aku tidak kalah, dia saja yang kabur!"

"Aku pikir penangkapan Fuzhou akan berhasil jika Ketua bekerja sama dengan nona Celine."

"Apa?! Aku melakukan ini untuk melindungi Celine! Bagaimana mungkin aku melibatkannya dalam hal berbahaya ini?"

"Ketua bilang kekuatan nona Celine setara dengan Ketua ah tidak tapi lebih baik dari ketua kan?"

"Hey kau sedang merendahkan ku??" Tatap tajam Xaverius.

"Sama sekali tidak Ketua, ini hanya saran dari saya saja. Jika Ketua tidak berkenan tidak perlu repot memikirkannya. Saya permisi, semoga misi Ketua lancar." Faza pun pergi dari sana.

Xaverius hanya berdecak kesal lalu melanjutkan berkemas lagi. Ia lalu berpikir bagaimana jika ia hampir kalah lagi seperti dulu dan Fuzhou berhasil kabur? Semuanya akan sia-sia kan?

"Argghh aku memang tidak suka berpikir panjang. Apa yang ingin kulakukan maka akan kulakukan! Tapi jika semua itu terjadi maka semuanya akan sia-sia kan? Overthinking memang tidak cocok untukku. Aku pergi sekarang!" Xaverius pun menghilang.

.
.
.

"Duduklah, apa kau baik-baik saja? Apa yang dia lakukan padamu tadi? Apa kalian pernah bertemu sebelumnya?" Raja mendudukkan Celine di bangku pantai lalu membombardir nya dengan banyak pertanyaan.

"Yang mulia tenanglah, dia tidak melakukan apapun pada saya, hanya yang anda lihat tadi saja." Aku terpaksa berbohong, aku tidak mau Raja sampai lebih murka lagi jika aku menceritakan tentang penculikan ku juga. Berterimakasih lah padaku Zalavion karena tidak menceritakan semuanya! jika tidak Kau akan langsung habis!

"Dari dulu aku tidak suka padanya, pria yang suka mempermainkan banyak wanita. Aku bahkan tidak sudi menemuinya jika tidak karena terpaksa."

"Tenanglah yang mulia, saya bisa mengerti perasaan anda. Sepertinya sekarang dia tidak akan berani menggangu saya lagi."

"Kenapa?"

"Karena perkataan yang mulia tadi."

"Perkataan ku? Ahh kau adalah calon istriku?"

"Ya, itu." Argghh kenapa aku jadi malu! "Jika dia masih menggangguku pasti dia orang yang sangat bodoh."

"Jadi kamu bersedia menikah dengan ku?" Tanya Raja dengan wajah berseri.

"Ahh ehh itu... Bagaimana jika ke mansion dulu hari sudah sore." Celine langsung berdiri dan berjalan duluan masuk ke mansion meninggalkan Raja yang belum dapat jawabannya.

"Heyy kenapa tiba-tiba pergi? Jawab dulu pertanyaan ku!" Kekeh Raja.

Huwaaa aku tidak tahu harus jawab apaaa!

.
.
.

Setelah makan bersama, Cecilion dan Gracia pergi dari rumah makan, di jalan mereka tak sengaja bertemu dengan kakak kedua Gracia.

"Gracia! Kau pergi kemana saja? Aku sampai harus turun tangan mencarimu karena pelayan tak kunjung dapat menemukanmu."

Degg

Gracia merasa ketakutan saat itu karena tiba-tiba bertemu kakak keduanya. Senyum manis di wajahnya langsung menghilang seketika. "Ma.. Maaf saya tersesat lumayan jauh tadi dan tidak tahu arah jalan pulang."

"Apakah anda keluarga nona Gracia?" Tanya Cecilion.

"Ya benar! Aku kakak keduanya Glenn Graceffa. Siapa kau?"

Dia memiliki kepribadian yang berbeda dengan Gracia meskipun adik kakak. Kepribadian nya sangat buruk.

"Aku yang menemukan nona Gracia dan berniat mengantarnya kembali pada keluarga nya. Syukurlah jika sekarang nona Gracia sudah bertemu dengan keluarganya."

Glenn tidak terlalu memperdulikan perkataan Cecilion dan segera menarik tangan Gracia. "Ayo kita pulang sekarang, kakak sudah menunggumu!"

Degg

Gracia makin ketakutan setelah mendengar ucapan Glenn. Ia hanya pasrah mengikuti Glenn sambil melihat kearah Cecilion. Aku belum sempat mengucapkan terimakasih pada tuan Cecilion.

Sementara Cecilion berdiri terpatung sambil melihat Gracia pergi dan perlahan menghilang dari pandangannya.


Bersambung

THE KING OF VERANCEWhere stories live. Discover now