Episode 12

1.9K 125 1
                                    

Brukk

Xaverius membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur. Matanya melirik jam besar di dinding kamarnya.

"Jam 1.00 malam" Garis bibirnya melengkung membentuk senyuman.

"Gadis yang menarik, dia mampu membuat orang nyaman berada di dekatnya. Aku pun tadi enggan pulang. Karena dia terus memaksa, akhirnya aku mengalah." Kekehnya

"Faradilla ya? Akan aku ingat namanya." Mata Xaverius pun perlahan menutup dan jatuh ke alam mimpinya.

......

"Xaverius!? Kamu tadi bertemu denganya? Ada kepentingan apa dia datang kemari? Kenapa dia tidak menemuiku?!" Heboh Cecilion

"Tenanglah kak, ia hanya mampir karena kebetulan lewat. Kalau ingin bertemu nanti aku sampai kan pada dia jika bertemu lagi. Aku juga lupa memberitahu kakak hehe."

"Sudahlah jangan dibahas sekarang, sudah larut tidurlah. Tidak baik kamu bergadang seperti ini. Lain kali jangan diulangi."

"Iya kak maaf." Sembari bersikap imut dengan menjewer kedua telinganya sendiri.

"Arrgh mau marah pun aku tidak bisa." Luluh oleh keimutan adiknya.

"Dah kakak, tidur yang nyenyak." Celine pun masuk ke dalam kamarnya.

"Tung...gu"

Brakk

Pintu kamar Celine sudah tertutup.

"Selamat tidur." Cecilion pun pergi dengan wajah ditekuk.

"Padahal aku masih kangen adikku."

Mereka tinggal serumah tapi kakaknya berasa jauh dari adiknya.

....

Sratt sratt... Suara goresan tinta dikertas. Tangannya langsung berhenti menulis karena ingat sesuatu.

"Tinggal sisa 2 hari lagi ya? Kenapa rasanya begitu lama?"

Berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan keluar dari ruangan kerjanya.

Di Koridor istana

"Sudah jam 1.00 malam ternyata, kerjaan lumayan menumpuk juga padahal hanya ditinggal sebentar. Aku lanjut besok lagi. Jangan sampai kurang tidur."

"Yang mulia?"

"Celine?"

"Ahh hanya khayalanku ya? Sepertinya aku sudah sangat kelelahan." Senyumnya.

"Yang mulia?"

Celine menghampiri Zaquen.

"Kamu beneran Celine?" Terkejut Raja

"Iyaa ini saya Celine, maafkan saya karena tiba-tiba ada di istana. Saya juga tidak tahu kenapa bisa ada disini. Tadi saya mencoba kekuatan sihir dan saya tiba-tiba ada disini."

"Sihir? Kamu bisa mengendalikan sihir?"

"Saya juga baru tahu sekarang, bahwa saya punya kekuatan sihir. Saya tidak tahu bagaimana cara agar saya bisa kembali ke rumah."

"Kalau begitu menginaplah disini malam ini."

"A.. Apa? Aku ingin pulang ke rumah saja."

"Ini sudah sangat larut, berbahaya jika keluar jam segini."

"Sebenarnya aku bisa mengembalikan dia ke rumahnya dengan sihir tapi aku tidak mau dia pergi secepat itu. Apa aku boleh egois seperti ini?" Batin Zaquen.

Zaquen melepas jubah tidurnnya lalu memasangkannya pada tubuh Celine.

"Pakailah supaya kamu tetap hangat."

"Terimakasih, tapi saya tidur dimana?"

"Kamarku."

"A.. Apa?!" Celine terkejut bukan main.

"Jam segini para pelayan sudah tidur, tidak ada yang bisa menyiapkan tempat tidur yang lain." Alasan

"Ta.. Tapi"

"Ayo cepat ikuti aku." Zaquen jalan terlebih dahulu sambil menahan tawanya.

"Istana saat gelap lumayan seram juga ya, tu.. Tunggu yang mulia." Celine mengikuti Raja dari belakang.

Mereka pun sampai di kamar Raja.

"Tidurlah di tempat tidur, aku akan tidur di sofa." Ucap Raja lalu ia berjalan kearah sofa dan mulai membaringkan tubuhnya di sofa lalu menutup matanya.

Dia terlihat kelelahan dan sekarang harus tidur di sofa, pasti rasanya tidak nyamankan? Apalagi udara malam cukup dingin. Aku berikan selimut saja.

Celine membawa selimut dari atas tempat tidur lalu menyelimuti tubuh Raja dengan selimut itu.

Grepp

Raja memegang tangan Celine sambil menutup mata.

"Jangan tiba-tiba pergi saat aku masih tidur."

Celine sedikit terkejut saat itu.

"I.. Iya"

Raja pun tersenyum lalu melepaskan tangan Celine.

Astaga jantungku hampir copot! Saat tidur ternyata Raja lebih terlihat tampan aarggh kok bisa ada orang setampan ini bahkan saat tidur?! Sudahlah aku harus cepat tidur juga.

Celine pun membaringkan tubuhnya ditempat tidur yang sangat luas itu.

Awalnya aku merasa takut karena harus satu kamar dengan lelaki lain tapi ternyata dia tidak berniat jahat padaku jadi aku merasa aman dan tidak takut tidur pulas. Oke saatnya tidur, hoamm.

Raja membuka matanya lalu bangun dari tidurnya dan mengambil posisi duduk menghadap ke depan Celine yang sudah tertidur nyenyak.

"Haha ternyata sulit tidur nyenyak saat ada perempuan di kamar ini. Tapi aku tidak boleh membuat Celine merasa tidak nyaman." Gumam Zaquen sambil mengacak rambutnya.

"Kenapa dia malah memberikan selimut ini padaku?" Zaquen pun menyelimuti Celine. Lalu berjalan kearah jendela sambil melihat suasana malam.

"Jika ibu ada disini, apa ibu akan marah atas kelakuanku ini? Ayah sudah pasti akan murka kan? Haha maafkan aku, aku masih tahu batasan jadi kalian jangan khawatir ya." Gumam Zaquen sambil tersenyum.

...

Bersambung









THE KING OF VERANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang