Episode 56

583 39 0
                                    

"Entah kenapa aku merasa tidak enak hati. Pikiranku terus mengingat putri Celine. Apa dia baik-baik saja disana? Meskipun tuan Cecilion seorang ahli pedang, tapi tetap saja tidak cukup untuk melindungi putri. Apa aku susul saja mereka? Hatiku tidak bisa merasa tenang jika tidak memastikan keselamatan putri." Friz sedang merasa gelisah ditempat latihan.

....

"Entah kenapa dari beberapa saat lalu, aku tidak bisa terhubung dengan pikiran Putri. Apa terjadi sesuatu? Aku harus segera memeriksanya!" Batin Xaverius lalu langsung menghilang dari ruangan kerjanya.

....

"Lepaskan aku! dasar badj*ng*n!" Marah Celine sambil berontak, berusaha melepaskan ikatan tangannya. Tapi itu percuma karena ikatannya sangat kuat, hingga tangan Celine saja kesakitan.

"Semakin berontak lenganmu akan semakin sakit, jadi diam saja." Ucap Zalavion setelah membuka jubahnya, lalu melemparnya ke sembarang tempat.

"Ahh ya benar juga, baru kali ini ada seorang gadis yang mengumpat kepadaku. Harus aku beri hadiah apa kira-kira?" Dia berjalan kearah jendela sambil pura-pura berfikir lalu menutup tirainya.

Celine semakin panik dan mulai ketakutan juga saat itu. Tapi dia berusaha tidak memperlihatkannya.

Zalavion mulai berjalan kearahnya lalu duduk disebelah Celine. Dia memegang dagu Celine Lalu menatapnya dari jarak yang dekat. Tapi Celine berusaha tetap tenang walaupun ekspresi marahnya tak dapat ia kendalikan.

"Wajah ini bukan wajah seorang wanita biasa. Apa kau keluarga bangsawan?"

"Iya! Aku akan melaporkan mu pada Raja Verance atas tindakan tidak menyenangkan ini!" Celine berusaha tidak takut di depan Zalavion.

"Raja Verance? Kau bercanda? Hahaha." Dia melepaskan tangannya dari dagu Celine dan berdiri sambil tertawa memegang kening kirinya.

"Apa kau tidak tahu siapa aku? Aku adalah putra mahkota kerajaan Zurich! Zalavion Revans El Zurich!" Tegasnya sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Sebentar lagi aku akan mengambil alih posisi ayahku yang berarti aku akan menjadi seorang Raja! Aku tidak takut apapun! Meskipun kau bilang adalah kekasih Raja Verance, tapi hari ini kau milikku!" Senyum evilnya.

Celine tertegun dengan sosok manusia biadab ini.

.
.
.

"Kemana lagi aku harus mencarimu?!" Putus asa Cecilion.

"Cecilion?" Tiba-tiba ada yang memanggil namanya.

"Xaverius!"

Xaverius segera menghampiri Cecilion yang sedang terduduk putus asa di bangku pinggir pantai "Kenapa cincin Celine ada padamu? Dimana Celine?" Tanya Xaverius.

"Xaverius! tolong bantu aku temukan Celine! Dia sekarang menghilang!"

"Apa??!" Terkejut Xaverius.

...

"Hahhahahha..." Celine tertawa. Dia menertawakan betapa percaya dirinya Zalavion, Celine tahu kembarannya masih hidup dan akan merebut posisinya itu darinya.

"Kenapa kau tertawa?" Heran Zalavion.

"Aku menertawakan mu. Kau begitu percaya diri sekali. Hahhaha"

Brakk

Zalavion menggembrak ujung tempat tidur itu lalu semakin mendekati Celine. Tempramennya memang sangat buruk sekali. Dia mudah merasa kesal dan marah. Apalagi jika ada orang yang meremehkannya.

"Diam! Kau akan habis sekarang!" Smirknya.

"Kyaaa..." Celine berteriak sambil menjauhkan wajahnya dari Zalavion.

"Siapa badj*ng*n ini?! Berani-beraninya menyentuh putri!"

"Kenapa ada orang yang bisa masuk kesini?" Marah Zalavion.

Celine pun melihat kearah depan.

"Xaverius" Terkejut sekaligus senang karena Xaverius tiba tepat waktu.

Xaverius menatap kearah Celine "Aku datang menyelamatkan putri." Senyumnya.

"B*d*b*h kau!" Marah Zalavion bangkit dari duduknya.

Syutt

Brakkk

Xaverius menggunakan sihirnya dengan cara mengangkat tubuh Zalavion lalu menghempaskannya ke dinding hingga dia tidak sadarkan diri.

"Sangat lemah!" Ucap Xaverius dengan santai.

"Xaverius, hiks..." Celine menatap Xaverius sambil menangis sesenggukan.

"Akhirnya kau datang, aku sudah ketakutan daritadi hiks." Tangis Celine.

Xaverius langsung berlari menghampiri Celine. Ia mengusap air mata yang mengalir dipipi Celine dengan tangannya.

"Jangan takut, aku ada disini." Senyum Xaverius menenangkan Celine. Dia lalu membuka ikatan tangan Celine dengan sihirnya.

Xaverius duduk disebelah Celine lalu memegang kedua tangan Celine. "Kedua tanganmu memar. Aku akan menyembuhkannya." Dia lalu memejamkan mata dan luka memar ditangan Celine pun langsung lenyap seketika.

"Rupanya dia menggunakan obat bius yang mengandung penetralisir sihir. Itulah kenapa sihir mu tidak bisa digunakan sementara." Ucap Xaverius.

"Sekarang ayo kita pergi darisini. Kakakmu sudah seperti orang gila diluar sana."

Kakak! Dia pasti sangat khawatir karena aku tiba-tiba menghilang.

"Ohh tunggu sebentar, aku akan menghapus ingatan orang ini dulu supaya dia tidak bertingkah." Xaverius pun menghampiri Zalavion yang terkapar di lantai lalu menghilangkan sebagian ingatannya. Setelah itu Xaverius pun membawa Celine pergi dari tempat itu.

"Xaverius, jangan bilang tentang kejadian ini pada kakak. Aku takut akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Kau tahu kan kakakku sangat berbahaya?"

"Ya aku tahu itu, dia bisa melakukan apapun demi dirimu. Perang akan pecah jika dia tahu hal apa yang terjadi padamu."

"Jadi jangan bilang apapun ya! Aku mohon."

"Baiklah putri." Senyum Xaverius.

"Lelaki itu adalah anak dari Raja Zurich sekarang. Hah bisa jadi perang antar kekaisaran jika sampai Raja Verance tahu tentang ini. Bahkan Cecilion pun jika tahu dia akan pergi membantai Kerajaan Zurich sendirian." Pikir Xaverius.

"Biar aku yang membalaskan dendam putri pada pria badj*ng*n itu!" Batin Xaverius sambil tersenyum Evil.



Bersambung

Untuk kedepannya maaf ya klo author jarang up. Tapi sebisa mungkin akan author usahain. Sekali lagi, makasih banyak bagi yang sudah baca dan vote🥰  Semoga selalu dipertemukan dengan orang baik😍🤗

THE KING OF VERANCEWhere stories live. Discover now