25. Anak Geng Motor

En başından başla
                                    

"Udah sayang"

"Udah"

"Yaudah kita pamitan dulu"

Keduanya turun kelantai bawah dimana semua orang sudah berkumpul, karena kedua pasutri itu sudah bilang kemaren jika mereka ingin pulang hari ini.

"Kiya pamit ya bang"

"Iya dek sehat sehat disana ya jadi istri yang penurut sama suami"

"Iya bang"

Adzkiya beralih ke kakak keduanya.

"Bang" Adzkiya memeluknya begitupun dengan Gus Azriel membalas pelukan dari Adzkiya.

"Kiya pamit"

"Iya hati-hati ya kalo ada apa-apa telpon Abang"

"Iya bang"

Adzkiya beralih pada kedua kakak iparnya.

"Mbak mbak cantiknya Kiya jagain Abang-abang Kiya ya"

"Iya dek kamu gak usah khawatir"

"Yaudah kami berdua pamit assalamualaikum"

"Waalaikumussalam warahmatullah wabarakatuh"

Semua orang melepaskan kepergian kedua pasutri itu. Gus Zidan membunyikan klakson pertanda pamit.

Mobil itu melaju meninggalkan pekarangan pesantren Raudatul Al-Husaini.

Dari kejauhan ada empat santri putri yang memandang sedih kepergian itu.

"Bakalan lama lagi ketemunya" ucapan itu sontak membuat yang lain memeluk gadis itu.

"Iya ras" balas Lisa.

Keempatnya saling berpelukan dengan air mata membasahi pipi mereka semua.

Dan dilain juga ada sepasang mata yang memandang kepergian itu dengan menahan amarah.

Kembali pada kedua pasutri yang sedang dalam perjalanan pulang itu.

"Mas mas"

"Hm kenapa sayang"

"Kiya boleh nanya ngga"

"Nanya apa jangan yang aneh-aneh ya" Gus Zidan sudah was was mendengar ketika sang istri ingin menanyakan sesuatu kepada dirinya ia tidak bisa menghadapi ke randoman sang istri.

"Ngga aneh-aneh kok"

"Yaudah terus mau nanya apa"

"Melahirkan itu sakit ya mas"

"Saya juga tidak tau sayang karena saya tidak pernah merasakannya"

"Kiya jadi takut deh kalo nanti Kiya hamil terus melahirkan"

"Kamu gak usah takut saya akan selalu ada bersama kamu"

"Kiya hanya takut jika nanti Kiya tidak bisa menjadi ibu yang baik buat anak-anak Kiya mas"

Janji Sakral ZiyaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin