23. Perginya Cinta Pertama

Start from the beginning
                                    

Setelah selesai membuat susu Gus Zidan langsung naik keatas menghampiri sang istri.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

"Nih sayang susunya di habisin"

"Makasih mas"

"Sama-sama" elus Gus Zidan pada kepala Adzkiya.

Adzkiya meminum susu anget itu hingga tidak tersisa.

"Sikat gigi dulu baru tidur udah malam banget ini nanti susah dibangunin buat sholat tahajjud nya"

Gus Zidan kaya ngurus anak kecil aja ya hehehe...

Adzkiya bangkit dan menuju kamar mandi.

Setelah itu kembali menghampiri suaminya yang sudah rebahan ia ikut menyusul sang suami.

"Sini deketan" Adzkiya langsung mendekatkan dirinya pada suaminya dan memeluk erat tubuh tegap milik Gus Zidan.

"Udah tutup matanya" Gus Zidan mengelus punggung sang istri supaya cepat tidur tapi entah kenapa kali ini cara itu tidak membuat Adzkiya langsung tertidur melainkan selalu ngoceh tanpa henti.

"Mas Kiya boleh nanya"

"Hm"

"Siapa yang buat benda di dunia ini terus yang namai tuh benda"

"Hah" cengo Gus Zidan pertanyaan seperti apa ini pikirnya.

"Kaya gini loh mas, nih yang kita rebahin ini namanya bantal kan kenapa ngga guling aja namanya"

"Saya juga tidak tau Humaira"

"Udah ya tidur"

"Yaudah deh" Adzkiya mulai memejamkan matanya Gus Zidan masih setia mengelus punggung sang istri.

Hingga mulai terdengar dengkuran halus dari Adzkiya menandakan wanita itu sudah tertidur lelap.

"MasyaAllah Humaira kamu cuman diem pas lagi tidur aja" Gus Zidan mencium kening Adzkiya.

"Cup" setelah itu bangkit ia merapikan selimut sang istri sebelum keluar dari kamar.

*****

Tok...tok...tok...

"Masuk aja nak"

"Assalamualaikum bi"

"Waalaikumussalam sini nak duduk" tepuk Abi Hasan disampingnya.

Gus Zidan menghampiri sang mertua.

"Uhukk...uhukk"

"Abi gak papa" Gus Zidan mengambil air putih diatas laci dan memberikannya pada Abi Hasan.

"Makasih ya nak"

"Abi sakit"

"Abi gak papa nak"

"Jangan bohong bi"

Abi Hasan tersenyum "Abi hanya tidak ingin semua orang khawatir terutama putri Abi"

"Abi sakit apa bi" khawatir Gus Zidan.

Abi Hasan tersenyum kembali sebelum menjawab pertanyaan sang menantu.

"Gagal ginjal nak"

Betapa terkejutnya Gus Zidan mendengar penyakit yang diderita sang mertua. Itu bukanlah penyakit biasa.

"Bi itu bukan penyakit biasa"

"Abi tau makanya Abi gak ingin kasih tau kalian"

"Abi gak usah khawatir ya nanti Zidan cari pengobatan yang terbaik"

Janji Sakral ZiyaWhere stories live. Discover now