35

569 56 1
                                    




.


.


.



"Apa yang kau lakukan, Jung?"

Setelah selesai dengan urusannya di kedewanan, Jeno pulang ke mansion dan langsung di hadapkan oleh wajah pucat dan lesu Mark yang sedang berlutut di hadapannya. Mata tajamnya memindai seisi mansion untuk menemukan seseorang yang dapat menjelaskan keadaan yang terjadi ketika ia tidak berada di mansion.

Namun yang ia dapat hanya kesunyian dan Mark yang masih setia berlutut di hadapannya dengan tangan bertaut.

"Tuan, s..saya.. uhuk!" Mark terbatuk kering karena tenggorokannya masih terasa tandus. Jeno yang melihatnya mengernyit tak suka.

"Kau belum minum, Mark Jung. Apa kau tidak memintanya pada Jaemin?"

"Sudah, Haechan yang meminumnya." jawab Mark serak hampir berbisik.

"Aku tidak menanyakan tentang slavemu." balas Jeno datar sembari ingin melangkah ke arah dapur, namun dengan cepat Mark menahan pergelangan tangan vampir Lee itu. Ia menggeleng, "Tidak perlu, tuan. Ada hal penting yang ingin saya katakan pada anda."

Jeno berhenti, Mark melepaskan genggaman tangannya. Lalu sedetik kemudian vampir bersurai biru itu merendahkan dahinya sampai menyentuh lantai dengan tangan di kedua sisi kepalanya.

Mark bersujud di samping kaki jenjang milik Jeno.

"Tuan, tolong hukum saya. Saya telah melanggar hukum dua ras dengan menjadikan seorang manusia lemah menjadi slave. Saya akan bertanggungjawab dan menerima konsekuensi atas tindakan saya ini. Haechan.. dia tidak bersalah disini. Biarlah saya yang menanggung hukumannya. Siksa saya, saya siap kapanpun anda mau."

Mark memohon-mohon di ujung kakinya. Jeno masih menatap datar pada vampir di bawahnya tanpa ada niat untuk membuka suara.

Ini sangat berbeda dengan Jisung dahulu. Adiknya berhasil lolos dari hukuman sang ayah berkat bantuan dari dirinya dan Jaemin yang sebisa mungkin melindungi keberadaan Chenle.

Lalu setelah Jaehyun tahu anak bungsunya 'memelihara' vampir slave, Johnny lebih dulu menarik ke sisinya sehingga Jaehyun tidak bisa berbuat apa-apa.

Sebenarnya Jeno berhak menjatuhkan hukuman untuk Jisung saat itu. Namun kesibukannya di kedewanan serta negara yang semakin terancam oleh kemunculan anggota Traitor yang mulai mengacaukan kota, ia jadi tidak memiliki waktu untuk mengurus sang adik.

Dan sekarang, dirinya tidak dalam situasi seperti dahulu. Lalu datang Mark yang memohon untuk menjatuhkan hukuman pada vampir segolongannya, namun berbeda keluarga.

Apakah ia ada hak untuk menghukum Mark?

Ia menghela nafas sejenak, "Mark, angkat dulu kepalamu."

Mark patuh, mengangkat kepala namun badannya masih bersimpuh di lantai. Jeno berjongkok di hadapan vampir Jung itu dan meraih rahang Mark yang terlihat menirus karena beban berat yang ditanggungnya akhir-akhir ini.

"Apa kau sanggup menerima hukumanku dengan keadaan seperti ini?"

"Saya-"

"Mungkin dengan satu jentikkan jariku saja kau sudah tak sadarkan diri."

Mark menelan ludahnya kasar. Netra keduanya bersitatap, ia hampir terbunuh oleh tatapan dingin yang Jeno layangkan untuknya.

"Slavemu membutuhkan dirimu yang sehat dan bugar. Jika kau lemah, kemana lagi slavemu akan bergantung?"

Benar, siapa lagi yang akan mengajari Haechan mengontrol nafsunya dan beradaptasi dengan tubuh barunya jika bukan dari masternya sendiri.

"Ma-maafkan saya, tuan." Hanya itu yang dapat ia katakan.

Don't Leave Me, Master! [JiChen]✓Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz