24

616 57 4
                                    




.


.


.



Suasana tenang dan sepi, dua kata itu menggambarkan keadaan ruangan besar penuh rak buku yang tersusun apik sesuai jenisnya. Terdapat banyak siswa dan siswi yang mengunjungi perpustakaan sekolah pada waktu istirahat dengan tujuan yang berbeda-beda. Begitu pula dengan sosok pemuda bersurai coklat madu yang tengah berkonsentrasi terhadap bacaannya sehingga pemandangan tersebut jika dilihat oleh sang sahabat, maka Renjun akan terheran-heran karenanya.

Pasalnya Haechan tidak terlalu menyukai membaca buku, apalagi dengan tebalnya melebihi jempol orang dewasa dan cover bukunya berwarna kusam dan sedikit berdebu. Namun itulah sosok buku yang tengah dibaca oleh Haechan. Entah dorongan darimana, ia meraih buku kusam itu dengan membawa rasa penasarannya dari rumah.

Hal tersebut tercipta bukan tanpa alasan. Ia dan Renjun telah mengetahui cerita sebenarnya tentang Chenle yang sekarang telah berubah menjadi vampir dari Jaemin. Mereka berbicara sesuai alur alami hingga tanpa sadar Jaemin menceritakan kebenaran bahwa Chenle sudah bukan manusia lagi dan menjadi slave adik bungsunya sendiri.

Fakta tersebut tentu saja mengejutkan keduanya. Selama ini Chenle tidak pernah sedikitpun menceritakan perihal hilangnya ia selama berbulan-bulan dan tiada angin tiada hujan tiba-tiba datang bersama vampir keturunan Lee lalu menggemparkan seisi sekolah.

Mesti hal itu membuat keduanya terheran-heran. Namun dapat diberikan apresiasi besar terhadap Chenle dengan lihainya menutupi rahasia besar itu pada mereka hingga saat ini, kecuali Mark.

"Adikku mengubah Chenle menjadi slavenya pun bukan tanpa alasan. Kala itu Chenle ingin pulang dari tempat kerjanya dan naas ia tertabrak truk pengangkut kayu gelondongan hingga hampir mati. Kebetulan adikku sedang jalan-jalan di wilayah kecelakaan dan menemukan Chenle. Dia memberikan darahnya dan berkat itulah Chenle hidup kembali sebagai vampir."

Jaemin lalu mengeratkan genggamannya pada selimut di bawahnya. "Namun ternyata itu adalah rencana si pemimpin Traitor untuk menarik Jisung ke sisinya. Walaupun aku tidak tahu pasti bagaimana keadaan mereka di negara seberang, tapi kuharap si pemimpin Traitor itu menjaga dengan baik adikku dan Chenle."

Vampir manis itu menyeka air matanya sebentar dan tersenyum ke arah dua sahabat barunya yang hanya diam menyimak cerita pahit darinya. "Tapi jika aku menjadi Jisung, tanpa rencana dari si pemimpin Traitor itu pun aku akan menyelamatkan Chenle dari kematian. Walaupun harus mengubahnya menjadi vampir, namun hanya itu jalan agar ia bisa terselamatkan dari lubang kematian."

"Tapi katamu menjadikan manusia slave dari seorang vampir termasuk pelanggaran hukum dua ras kan?"

Jaemin mengangguk, "Benar, saat mengetahui Jisung telah menjadikan seorang manusia slavenya, aku dan Jeno berusaha keras agar hal ini tidak diketahui oleh ayah. Ayah kami berpegang teguh pada peraturan yang dibuat oleh leluhur sebelumnya, jika Jisung tidak membawa Chenle pindah negara, mungkin ayahku akan menghukum Jisung dan memberikan pertimbangan untuk memusnahkan Chenle. Entah aku bersyukur atau tidak dengan si pemimpin Traitor yang mau mengambil Jisung dan Chenle hingga keduanya terselamatkan."

"Ini memang rumit. Disatu sisi setelah kejadian pelanggaran dua ras tersebut dilakukan oleh adikku, si pemimpin Traitor berhasil menarik Jisung ke sisinya karena rencananya terlaksana. Di sisi lain Jisung dan Chenle terselamatkan berkat berlindung di bawah kekuasaan para Traitor sehingga ayahku tidak punya kuasa untuk menggapai mereka. Lalu hal itu malah memberikan efek domino bagi keluarga kami di mata masyarakat setelah informasi itu bocor ke publik. Dan yang kalian lihat sekarang keluarga kami terpecah-belah, hahaha.. miris.." Jaemin tertawa hambar. Renjun dan Haechan dirundung rasa bersalah karena telah membawa percakapan ini ke arah kejadian menyakitkan itu.

Don't Leave Me, Master! [JiChen]✓Where stories live. Discover now