20

655 64 4
                                    




.


.


.



Mark tidak bergeming dari tempatnya kala netra merahnya berusaha mengenali objek hitam di depan sana. Ia tidak menurunkan tingkat waspadanya, namun cengkeraman tangannya pada batang pohon perlahan mengendur kala angin pantai yang berhembus cukup kencang menerpa hutan, mampu membuat tudung jubah milik objek itu tersingkap sepenuhnya hingga memperlihatkan surai perak yang sangat amat dikenalinya sebagai-

"Lee Jisung?"

Jisung mengernyit heran karena nama beserta marga aslinya disebut oleh orang itu.

"Kenapa kau tahu namaku?"

Sadar jika ia masih bersembunyi di kegelapan, maka tanpa ia suruh dua kali kakinya melangkah di tanah yang tersinari oleh cahaya rembulan.

"Ini aku, Mark Jung."

Raut terkejut tidak bisa disamarkan oleh ekspresi datarnya. Ia bertemu kembali dengan vampir bersurai biru terang itu setelah sekian lama dengan situasi yang sama-sama sedang menjalankan misi.

"Kau? Sedang apa disini?" Mark tidak bisa untuk tidak menanyakan hal tersebut. Alih-alih berbasa-basi sebagai (mantan) teman yang lama tidak berjumpa, justru Mark penasaran kenapa Jisung berada di tempat berbahaya ini seorang diri.

Jisung memalingkan muka, enggan untuk menatap pada wajah rupawan Mark yang pernah ia khianati di hutan utara setahun yang lalu.

"Tidak ada alasan untukmu mengetahui tujuanku disini."

Si vampir Jung terkekeh, "Kau tidak berubah dari dulu, selalu dingin dan cuek dengan orang sekitar."

"Ini bukan saatnya untuk membicarakan sifatku." Karena Jisung mendengar suara lain seperti derap langkah yang banyak tengah menuju ke arah mereka.

Dan benar saja, setelah ia berhasil memegang belatinya secara sempurna, dari berbagai arah muncullah para vampir dan manusia yang tengah terpengaruh oleh narkoba yang mereka konsumsi. Berteriak nyaring serta mengambil benda apapun yang berada disekitarnya serta membabi buta menyerang dua penyusup tak diundang yang berhasil menjejakkan kaki di wilayah mereka.

Mau tak mau terjadilah pertarungan tak seimbang antara Jisung dan Mark melawan para pecandu itu. Mark sedikit kesusahan bertarung karena ia tidak membawa senjata apapun dan hanya mengandalkan tangan kosong saja. Sedangkan Jisung, ardenalin vampir itu terpacu karena sudah lama dirinya tidak bertarung sesemangat ini setelah terakhir kali terlibat pertarungan di hutan utara negara Neo.

Rimbunnya hutan membuat pergerakan Mark sedikit kepayahan melawan kemunculan tiba-tiba para pemabuk itu dari balik pohon. Maka saat dirinya melihat celah untuk berlari, Mark memancing lawan ke tanah kosong dan melumpuhkan mereka setibanya mereka di daerah pertarungan si vampir Jung.

Namun tak disangka Jisung juga melompat ke wilayah pertarungan Mark dan lawan pun semakin banyak mengerubungi keduanya.

"Jisung! Jangan bunuh mereka! Buat mereka pingsan dengan menekan titik kesadaran mereka di belakang tengkuk!" teriak Mark kala melihat gaya tarung Jisung yang mulai meliar.

Si vampir dingin berdecak, "Siapa kau seenaknya menyuruhku!?"

"Diantara yang kau serang pasti ada anggotamu! Berbaik hatilah dengan mereka karena mereka melakukannya secara tidak sadar!"

Walaupun kesal karena Mark sudah memerintahnya dengan seenak jidat, namun telinganya masih berfungsi normal untuk mendengar jelas seruan si vampir Jung di tengah sengitnya pertarungan.

Don't Leave Me, Master! [JiChen]✓Where stories live. Discover now