31

545 61 0
                                    




.


.


.



Ruangan itu seketika hening kala Kun telah menyelesaikan kalimatnya. Jeno menunjukkan ekspresi yang tak terbaca, membuat Kun mengartikan jika perkataannya barusan terdengar salah oleh Jeno.

"Ba-bagaimana menurut anda, tuan Lee? Apa keputusan saya salah?"

Jeno menyentak punggung ke belakang sembari menghela nafas panjang.

"Tidak salah, hanya saja asisten Jung saat ini.."

Netranya melirik sejenak ke arah Kun yang tengah menanti kelanjutan kalimatnya. Tiba-tiba saja ketua dewan itu tersentak akibat suara Jeno yang memasuki pikirannya.

"Dia mengalami kejadian buruk saat berusaha melawan para penjaga yang tengah dalam pengaruh narkoba, menyerang adik kelasnya semasa sekolah entah bagaimana bisa berakhir di hutan itu hingga nyawanya hampir melayang. Lalu hal mengerikan terjadi hingga asisten Jung tak sengaja mengubah adik kelasnya menjadi.. slave."

Kun mengerjap menatap pada Jeno yang hanya diam menunggu respon darinya.

"Saya harap anda merahasiakan hal ini pada semua orang. Asisten Jung juga tidak ingin mengharapkan hal ini terjadi pada adik kelasnya. Namun keadaan memaksa keduanya hingga terjadilah peristiwa pelanggaran hukum dua ras untuk yang kedua kalinya dalam satu abad ini."

Kun betah dalam keterdiamannya. Tak tahu harus merespon seperti apa. Ia masih terlalu syok dengan informasi yang mengejutkannya barusan.

"Anda tidak harus selalu ketergantungan pada asisten Jung. Saya menawarkan diri membantu anda dalam tugas rahasia ini. Itu pun jika anda berkenan mengizinkan saya melibatkan diri menangani pelaku narkoba itu."

Sang ketua dewan itu memejamkan matanya sejenak guna menenangkan sedikit pikiran ributnya.

Perkataan Jeno benar, dirinya selalu bergantung pada anak bungsu Jung itu setiap ada permasalahan yang menimpa negara.

"Bolehkah saya menaruh harapan besar untuk anda?"

Jeno mengangguk, "Percayakan saja pada saya." Ia menegakkan tubuhnya seraya melanjutkan, "Saya mengundurkan diri dari pemerintahan bukan berarti saya tidak peduli dengan negara."

Hati Kun seketika terenyuh mendengar lontaran kalimat Jeno yang tegas namun terkandung ketulusan besar kala membahas tentang keselamatan negara.

Dedikasi Jeno benar-benar tinggi untuk negara peninggalan leluhurnya ini.

Maka dengan menumpukan seluruh hormatnya pada anak Jaehyun itu, Kun bersuara, "Saya benar-benar berterimakasih atas keringanan hati anda untuk membantu kami menangani permasalahan ini."



***



Mark mengernyit kala merasakan kulit lehernya terasa perih dan basah. Dengan susah payah ia membuka kedua matanya dan kesadarannya perlahan kembali hingga pemandangan langit-langit kamar bernuansa perak dan emas menyapa penglihatannya.

Atensinya ia jatuhkan pada pucuk kepala seorang pemuda yang tengah menikmati lehernya tanpa tahu si pemilik leher telah sadar dari pingsannya.

Iya, Mark sempat pingsan kala beberapa menit Haechan terbangun kembali dan langsung menyerang pembuluh darah di lehernya untuk memuaskan dahaga yang menyiksa tenggorokannya.

Vampir Jung itu memiliki penyakit darah rendah sedari dulu hingga jika ia kehilangan banyak darah akan langsung ambruk tak sadarkan diri.

Hal itu juga terjadi saat dirinya merelakan perutnya tertusuk pisau beracun kala melindungi Jisung dari serangan salah satu anggota Traitor.

Don't Leave Me, Master! [JiChen]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang