03

1.1K 104 4
                                    




.


.


.



Haechan menatap kosong pada papan tulis putih yang penuh dengan coretan rumus matematika. Penjelasan guru di depan sana tidak bisa ia dengar dengan jelas lagi. Hatinya hampa dan kosong. Jika Jaemin sakit karena merindu dengan sang adik bungsu, maka Haechan tersiksa akan segala kebodohannya dan ketidaktahuannya selama ini terhadap apa yang terjadi dengan Chenle.

Berita bahwa putra bungsu keluarga Lee bergabung dengan kelompok Traitor dan telah melanggar hukum dua ras dengan menjadikan seorang manusia menjadi slavenya, tentu saja hal itu menjadi kabar kejutan yang tidak lucu baginya.

Haechan sungguh tidak menyangka jika Chenle adalah si slave yang dimaksud. Sahabat macam apa dirinya sampai tidak mengetahui rahasia sebesar itu?

Setiap hari ia merutuki dirinya sendiri karena tidak mengetahui apapun, sampai senyum secerah matahari pagi yang biasanya ia nampakkan benar-benar telah hilang dari bibirnya.

Benar-benar hilang sehingga Haechan menjadi pribadi yang pendiam. Ia juga kadang setiap malam akan tiba-tiba menangis merindukan kehadiran Chenle yang kembali hilang dari hadapannya.

Tidak ada yang memberitahukan Haechan dimana Chenle berada sekarang. Mark memang mengetahuinya dari keterangan Jeno saat vampir Lee itu tiba-tiba datang ke rumahnya untuk membicarakan hal penting padanya.

Ia tidak bisa sembarangan memberikan informasi tentang keberadaan Jisung dan Chenle sekarang. Walaupun dengan Haechan dan Renjun sekalipun, atau dua pemuda itu akan nekat untuk mengunjungi pulau seberang yang belum tentu menerima kehadiran orang asing.

Jeno sudah menceritakan seluruh kejadian yang terjadi selama Mark pingsan karena Jisung. Bagaimana akhirnya dan keputusan ketua dewan serta dirinya sendiri yang mengundurkan diri dari jabatan pun tak luput menjadi kejutan bagi Mark di hari itu.

Bagaimana terpuruknya wajah tampan yang dulunya selalu menunjukkan ketegasan serta kewibawaannya sebagai seorang asisten ketua dewan, kini menunjukkan sisi terlemahnya saat menceritakan tentang kondisi ayah dan kembarannya yang sama terpuruknya dengan dirinya.

Mark juga tidak menyangka jika Jeno akan menumpahkan kesedihannya di hadapannya seorang. Begitu percayanya ia dengan putra bungsu Jung hingga jabatan sebagai asisten ketua dewan yang baru pun ia serahkan pada vampir itu.

Tentu pada awalnya Mark menolak keras dengan alasan dirinya yang masih terbilang sangat muda untuk berkecimpung di dunia pemerintahan. Apalagi jabatan asisten ketua dewan ini tidak sembarangan orang bisa mendapatkannya, dan Jeno malah menyerahkan posisi ini secara cuma-cuma dengannya tanpa persetujuan dari para petinggi pemerintahan terlebih dahulu.

Namun melihat bagaimana sorot yang dulunya selalu menatap tegas ke depan, berganti dengan sorot penuh keputusasaan, maka dengan penuh rasa tanggung jawab, Mark akhirnya menerima posisi itu.

Kini putra bungsu Jung itu sudah lulus dari Neo High School dan fokus pada pekerjaannya di pemerintahan. Namun dengan jabatan barunya ini tidak membuatnya lupa akan teman-teman dekatnya semasa di sekolah.

Vampir itu masih berkontak dengan Haechan dan Renjun, walaupun hanya melewati ponsel saja, setidaknya ia masih bisa menanyakan kabar dua pemuda itu dan memastikan keduanya baik-baik saja setelah kepergian Chenle dan Jisung yang tentu saja mengejutkan bagi mereka yang notabenenya tidak tahu apa-apa.

Tetapi Mark juga khawatir dengan keadaan Haechan yang menurut keterangan Renjun anak itu menjadi lebih pendiam sekarang.

Maka Mark hanya bisa berpesan kepada Renjun yang merupakan satu-satunya sahabat terdekat yang Haechan miliki, bahwa mereka harus bisa menjaga satu sama lain.

Vampir Jung itu tidak bisa lagi menjaga mereka secara langsung seperti dulu karena kesibukannya. Oleh karena itu ia berpesan agar segera memberitahunya jika salah satu dari mereka berdua mengalami masalah. Ia akan menyempatkan datang walau sesibuk apapun dengan pekerjaannya.

Mereka berdua yang paling terkena dampak gangguan mental setelah kepergian Chenle. Melihat bagaimana kondisi Jaemin yang hanya terbaring lemah di atas kasur, Mark khawatir jika kedua pemuda itu mengalami hal yang serupa.

Dan Haechan sudah menunjukkan tanda-tanda seperti itu.

Renjun sebagai orang yang setiap hari melihat bagaimana kondisi pemuda tan itu di sekolah, juga turut khawatir walaupun mentalnya juga sama sakitnya dengan Haechan. Namun ia berusaha terlihat tegar agar bisa menguatkan Haechan jika pemuda itu terjatuh.

"Chan, pelajaran sudah berakhir. Ayo pulang." ajak Renjun kala melihat sang sahabat yang tidak menunjukkan tanda-tanda ingin bergerak seinchi pun dari tempat duduk.

Haechan tersadar dari lamunannya dan segera merapikan peralatan belajarnya. Renjun tidak menyangka Haechan yang periang akan berubah menjadi pendiam seperti ini karena kepergian Chenle untuk yang kedua kalinya.

Rasa kehilangan yang amat besar memang berdampak mengerikan untuk mental ceria seperti Haechan.

Renjun pun mengalami hal yang sama, namun ia berusaha untuk merelakan kepergian Chenle dan menjalani kehidupan di depan mata secara baik-baik saja.

Pemuda Huang itu mengerti tentang kondisi Chenle yang tidak bisa berbuat apa-apa. Menjadi slave pun bukanlah keinginannya sendiri. Chenle pasti bisa memilih jalan yang terbaik untuknya dan Renjun selalu mendukung apapun keputusan Chenle.

Dan untuk Jisung, Renjun tidak bisa menerima informasi simpang siur dari media secara mentah-mentah. Ia yakin ada alasan dibalik bergabungnya vampir bungsu Lee itu ke dalam kelompok musuh.

Walaupun tersiar kabar bahwa kelompok Traitor telah membangun sebuah negara dan tidak ingin mengibarkan bendera perang lagi, tetap saja rakyat Neo tidak bisa menghilangkan stigma bahwa kelompok Traitor itu adalah musuh yang perlu diwaspadai.

Dengan bergabungnya Jisung ke dalam kelompok Traitor menjadikan vampir bungsu Lee itu dicap sebagai pengkhianat negara.

Sering Renjun mendengar dari siswa yang berlalu lalang di sekolah tengah membicarakan tentang vampir Lee itu. Bukan cacian atau hinaan yang terlontar, namun sebagian condong kepada bagian 'tidak menyangka' saja jika salah satu anak ketua dewan akan berada di pihak musuh.

Dan stigma masyarakat yang mengatakan jika kelakuan anak adalah hasil didikan dari orangtuanya pun ikut andil dalam penyebab tersudutnya Jaehyun dalam bulan-bulanan rakyat sehingga imbasnya adalah Jaehyun mengundurkan diri dari jabatan ketua dewan secara mendadak.

Renjun tidak pernah menyangka jika keluarga bangsawan Lee yang dulunya diagung-agungkan rakyat, akan mengalami akhir yang tragis seperti ini.

Memang tidak semua yang sempurna akan terlihat sempurna. Masa kejayaan suatu saat akan menemui masa kehancurannya.

Mungkin memang lebih baik hidup menjadi rakyat biasa saja daripada terlahir menjadi bangsawan.

Beban yang dipikul tidak main-main beratnya.



Tbc.



Nyempatin up, sebelum sibuk lagi🙂

Don't Leave Me, Master! [JiChen]✓Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ