"Ib—"

"Bibi, ingin apa? Biar Nara ambilkan."

Selena menatap Inara sengit. Ia tidak akan mau kalah oleh wanita sok polos itu, "biar aku yang mengambilkan ibu makan, kau ambilkan dirimu sendiri makanan saja."

Inara tersenyum lembut, "tidak ap—"

"Dia ibu mertuaku, sudah sepantasnya aku sebagai menantunya melayaninya, Dan aku juga adalah tuan rumah di sini." Selena memotong kalimat Inara.

Kata kata Selena barusan berhasil menohok Inara, gadis itu terlihat menunduk, seakan tersinggung oleh ucapan Selena barusan.

Selena tak perduli lagipula, itulah tujuannya.

"Sudahlah, Nara, kau ambil makanan mu. Biar Selena yang mengambilkan ku makanan."

Pegangan Inara pada piring mengerat, Selena melihat nya, "Baik, bibi."

Selena tersenyum kemenangan, tidak akan ia biarkan Inara memenangkan hati ibu mertuanya, Ia mulai mengambilkan segala makanan yang Lanna inginkan.

"Cukup, Selena."

Mereka mulai memakan makanan dengan tenang, sesekali Selena melirik ibu mertuanya yang terlihat menikmati makannya. Dan terkahir melirik ke arah Inara yang terlihat tak berselera.

"Apakah makanannya enak, bu?" tanya Selena.

Lanna meminum air putih kemudian menjawab. "Enak,"

Selena senang, "aku yang membuat makanan nya, ibu."

Lanna melirik Selena, terlihat tertarik. "Benarkah?"

"Iya." antusias Selena.

"Rasanya Enak, tapi saran ibu, kau bisa menambahkan sedikit gula di makanannya, agar terasa gurih."

Selena mengangguk senang, "aku akan mencatat nya! Terimakasih ibu."

"Ya, sama sama."

Untuk pertama kalinya, Selena melihat senyuman tulus wanita di hadapannya.
Selena ingat di kehidupan nya dulu, Jangankan tersenyum, melihat wajahnya saja Lanna tidak mau.

Lanna tidak menyukai Selena, mereka tak pernah terlibat obrolan, karena ia dan Lanna selalu menjauh.

Lanna sendiri cukup kagum dengan skill Selena. Ia pikir Selena sama dengan putri bangsawan lain yang hobi berpangku tangan dan tak akan sudi menginjakkan diri  kedalam dapur.

Tapi saat merasakan masakan Selena yang rasanya Lumayan Lezat, ia menjadi yakin bahwa Selena tidak seperti putri bangsawan lain.

Apakah selama ini ia telah salah menilai menantunya?

-

"Aku sudah menyiapkan segala keperluan ibu di dalam kamar ini," Selena masuk terlebih dahulu ke dalam kamar yang sangat besar dan mewah.

"Terimakasih." tulus Lanna mengucapkannya.

Selena kembali keluar, lalu menujuk kamar yang terletak di ujung lorong. "Nah, Kau bisa bermalam di sana, Inara. Itu adalah kamar tamu."

Melihat raut wajah tak yakin Inara, membuat Selena mendengus namun hanya sepersekian detik, karena ia harus mempertahankan image nya di hadapan ibu mertua.

Ia harus bersabar menghadapi gadis polos dan manja di hadapannya ini. "Tenang saja, tak ada serangga di dalam kamar itu, aku sudah menyuruh pelayan membersihkannya."

Inara tersenyum manis. Tanpa di duga, Inara meraih tangan Selena untuk di genggam. "Terimakasih, Duchess."

Selena membalas senyuman itu tak kalah manis.

Selena's Second LifeМесто, где живут истории. Откройте их для себя