31. FLASHBACK (KEJADIAN 2 TAHUN LALU)

44 4 0
                                    

Flashback

Remond adalah anak kelas 12 di SMA PELITA. Dia adalah kakak kelas Nana dan Erland. Remon juga merupakan ketua geng motor atas nama DEATH DEVIL, yang sangat terkenal dan di takuti. Selain ketua geng motor, Remon jago dalam hal balapan, dia jarang sekali kalah.

Namun julukan raja balap kini tak lagi di berikan padanya saat Erland datang. Banyak yang mengakui kehebatan cowok itu. Mendengar itu Remon tak terima, dan mencari cowok bernama Erland di kelas 10. Yang membuat Remon tambah marah dan kesal, saat beberapa orang anggotanya mengatakan jika Erland yang pantas menjadi ketua dalam geng motor itu, karena lebih jago dari Remon.

Saat itu Remond menantang Erland untuk adu balap. Dan siapa yang menang, bisa meminta apa saja. Keduanya sepakat atas hal itu.

Saat itu Nana dan Erland sudah berpacaran selama 2 bulan, begitupun Eri dan Jihan. Keempat teman Erland sangat mendukung, Nana juga mendukung hal tersebut.

Tepat di malam itu, semua sudah berada di arena balap yang ditentukan oleh Remon dan teman temannya. Namun, Nana dan Erland menyusul karena Nana ada urusan sebentar.

Mereka berdua hanya berangkat sendiri, sedangkan teman teman lainnya sudah ada disana menunggu mereka. Di perjalanan baik baik saja, hingga beberapa motor kini mengejar mereka.

Nana dan Erland panik, mereka tak tahu siapa yang mengejarnya. Mereka tetap lanjut hingga tiba-tiba motor mereka jatuh saat tabrak oleh salah satu motor yang mengejar mereka.

BRUKKKK

Mereka terjatuh ke aspal, untung saja tidak ada yang luka. Erland membantu Nana berdiri memastikan pacarnya tak mengalami luka. Erland menatap mereka semua, dia sama sekali tak kenal siapa mereka.

Disana ada 3 cowok, sedangkan Erland hanya sendiri saja. Nana mulai waspada saat mereka seperti ingin menyerang.

"Lari!" perintah Erland pada Nana. Tapi Nana masih di tempat dia tidak bergerak sama sekali.

"Masa aku ninggalin kamu sih, aku ga mau!"

Mereka saling melawan, 3 lawan 2. Awalnya Nana juga ikut bertarung, tapi kekuatan Nana tak sekuat itu untuk melawan mereka. Nana bukan anak karate atau punya ilmu bela diri.

"Lepasin dia!" teriak Erland saat melihat Nana di pegang oleh salah satu cowok itu.

"ERLAND!!"

Teriak Nana begitu keras saat sebuah pisau mengarah ke pacarnya. Awalnya meleset, tapi mereka ada 2 sedangkan Erland sendiri dan tanpa senjata apa apa.

Bushhh

Sebuah pisau kini menancap di perut cowok itu. Erland perlahan terjatuh ke aspal, memegangi perutnya.

Nana yang menyaksikan itu hanya daoan mematung, tubuh Nana gemetar melihat darah yang bercucuran.

"SAYANG!"

Nana berlari mendekat, saat cowok itu melepaskan dirinya. Semua sudah pergi, hanya ada Nana dan Erland saja disana.

Erland masih dengan memegangi perutnya, darah terus saja mengalir. Wajah Erland sudah mulai terlihat pucat.

Nana berbalik melihat motor itu yang kini pergi, Nana mencoba menghafal salah satu nomor plat motor itu agar bisa mencarinya nanti.

Detik berikutnya, Nana menekan nomor Eri, untuk memberitahu jika dia tidak akan datang ke arena karena Erland di tikam orang tidak di kenal, bahkan Nana memberitahu plat itu ke Eri.

Setelah menelfon Eri, Nana segera memberhentikan taksi dan membawa Erland ke rumah sakit secepat mungkin. Sepanjang perjalanan Nana terus menangis, pikirannya sudah kemana mana. Dia tak tahu siapa mereka dan atas motif apa melakukan itu pada pacarnya.

"Kamu tahan yah, sebentar lagi kita sampai," ucap Nana terus berbicara agar mata Erland tak tertutup.

Cowok itu sudah sangat pucat, bahkan lemas. Nana tak kuat melihat semua itu. Darah sudah ada di mana mana, bahkan baju Nana kini sudah berlumuran darah Erland.

***

Disisi lain, Eri terlihat sangat marah mendengar kabar dari Nana. Dia melirik kearah Remond yang masih duduk di motornya. Eri berjalan dengan cepat ke arah Remon menatap Remon dengan tajam . "Lo kan, yang nyuruh teman lo nikam Erland?"

Remon tertawa. "Gua ada disini, masa Iyah gua yang lakuin. Saraf ni anak."

"Plat nomor polisi kendaraan itu tertulis RMN itu salah satu motor lo!" Eri semakin mendekat ke arah Remon.

"Heh, sembarangan aja lo."

"Kalau lo mau tanding, yang sportif dong," wajah Eri semakin memerah.

"Erland tuh takut sama gua, takut kalah jadi dia pura pura susun scenario kalau ditikam lah, di haj-"

BUGHHHH

PAKKK

BUGHHH

Eri menghajar Remon habis habisan. Dia sungguh sangat marah. Malam itu terjadi tawuran antara mereka, bahkan sampai sampai Remon harus tak sadarkan diri akibat pukulan membabi buta dari Eri. Bukannya tak bisa melawan, tapi Eri menggunakan kayu dan memukul tepat di kepala Remond.

***

Saat itu Remond di nyatakan masuk rumah sakit dan koma akibat pukulan di kepala. Eri sempat masuk sel selama 2 minggu akibat kejadian itu. Bahkan keempat temannya, di skors selama 1 minggu.

Eri beruntung bisa segera keluar dari sel, karena ayahnya juga bukan orang biasa, tapi lumayan terkenal jadi mudah bagi Eri untuk bebas. Lagipula, setelah seminggu Nana sudah bisa membuktikan jika Remon yang merencanakan penikaman terhadap pacarnya. Jadi, hukuman atas Eri bisa sedikit berkurang.

Tapi saat itu kasusnya lepas begitu saja, karena Remon koma, sedangkan Eri bebas jadi, tak ada yang menuntut lagi. Karena jika Remon di seret, maka Eri kembali terseret.

Kabar gembira lagi, Erland tidak begitu parah, dan bisa keluar dari rumah sakit setelah 4 hari disana. Walaupun masih lemas, tapi mereka sangat bersyukur Erland bisa kembali kepada mereka.

Sejak saat itu, Death Devil sudah jarang terdengar lagi. Bahkan sudah tak pernah terlihat lagi berkeliaran. Beberapa anggotanya yang bersekolah di Pelita kini banyak yang keluar, bahkan di keluarkan.

Flashback off

Sejak saat itu, Nana sangat trauma mendengar kata Death Devil. Geng motor iblis menjelma manusia. Mereka tak punya pikiran dan otak saat ingin melakukan sesuatu.

Disitu Nana nilai, jika mereka bukan orang yang baik dan bisa di percaya. Maka dari itu Nana melarang Erland kembali menerima tawaran Remon untuk mengulang pertandingan 2 tahun lalu.

Dulu juga terlihat meyakinkan waktu Remon menantang Erland. Terlihat biasa aja, tapi siapa sangka jika dia merencanakan sesuatu yang diluar dugaan mereka. Bisa jadi saat ini, dia juga merencanakan sesuatu hal. Tidak ada yang tahu pikiran manusia, apalagi seorang Remon Abiyar Setyo.










See you next chapter
Bay bay



Mendadak Merrried [TERBIT]✔️Where stories live. Discover now