05.KEPUTUSAN

116 22 0
                                    

.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote manteman
Follow!!!
.
.
.
.
.
.

"Gimana tadi pertemuan nya sama kak Zidan? Kak Zidan ngomong apa?" Nana sangat penasaran dengan perbincangan keduanya di cafe tadi. Sebenarnya Nana mau ikut, tapi dilarang oleh Vina.

"Semua hancur," ucap Vina.

"Apa?"

Belum sempat Vina menjawab, Yunita masuk ke kamar Vina menatap kedua anak gadisnya yang terlihat saling mengobrol. "Yuk turun, mama udah kelar masak," ucap Yunita.

Keduanya beranjak dari duduknya dan mengikuti Yunita ke bawah.

"Vina setuju dengan Permintaan mama. Vina mau sama Zidan," ucap Vina tiba tiba saat tiba di meja makan.

Yunita sontak menoleh menatap Vina dengan sangat bahagia. "Kamu mau?"

Vina mengangguk. "Iyah."

Nana yang masih berdiri hanya dapat diam, kenapa? Kenapa Vina mau? Bukannya semalam nangis dan bahkan menolak mentah mentah semua ini?

Nana segera duduk menatap lekat kakaknya itu, dia tak habis pikir dengan keputusan Vina barusan. "Kak Alvin? Bagaimana dengan kak Alvin? Kak Alvin sudah tahu?" bisik Nana.

"Ngapain dia perlu tahu? Dia ga perlu tahu!"

"Tapi kan kak alv-"

"Dia sudah bahagia sama wanita barunya," potong Vina.

Nana belum bisa menerima semua ini. "Maksudnya? Kak Alvin selingkuh?" tanya Nana.

"Lihat aja story WhatsApp miliknya!" Seru Vina.

Nana dengan sigap meraih handphone miliknya di saku celananya. "Ini bukan tangan kakak?"

"Lo adek gua gak sih? Bisa bedain ga mana tangan gua sama mana tangan orang lain?" kesal Vina.

Vina terlihat menahan sesuatu untuk jatuh dari matanya. Dari tadi nada suara Vina terdengar bergetar.

"Nana, makan aja. Kenapa main handphone?" Yunita datang kembali menghampiri mereka setelah dari di WC.

"I-i-iya ma," Nana menyimpan kembali handphonenya di saku, dia akan cari tahu semua ini. Dia tak percaya jika Alvin selingkuh.

"Yaudah besok temani mama ke rumah omah Dewi yah. Kita kesana besok, soalnya wisuda Zidan katanya di majukan jadi tanggal 23," ucap Yunita meraih ayam goreng di depannya.

"3 hari lagi ma?" Ucap Vina.

"Mama ga kaget dengan keputusan kak Vina? Aku aja kaget," celetuk Nana.

Yunita menoleh ke Nana. "Kenapa harus kaget? Karena itu keputusan yang seharusnya, Vina lebih cocok sama Zidan yang jelas dan baik. Bukan seperti Alvin!"

Vina hanya diam, Nana melirik kakaknya. Baru pertama Vina tak membela Alvin saat di jelekkan oleh mamanya.


"Tanggal 23 Zidan wisuda, tanggal 24 kalian tunangan dan tanggal 30 akad," ucap Yunita lagi.

"Buru buru amat, di kejar siapa sih," celetuk Nana.

***

Setelah selesai makan, Nana keluar ke teras rumah. Nana berusaha menelfon Alvin, namun hasilnya nihil. Nomor Alvin tak bisa dihubungi saat ini.

Dia masih tidak percaya jika Alvin selingkuh  dari Vina. Nana mau mendengar penjelasan Alvin saat ini.

"Lagi apa?"

Mendadak Merrried [TERBIT]✔️Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora